Perintah Leluhur, Ini Alasan Warga Betawi Pantang Bangun WC dan Sumur di Dalam Rumah
Merdeka.com - Sebagai salah satu fasilitas, wc atau sumur acapkali dibutuhkan oleh seluruh penghuni rumah untuk keperluan mandi dan cuci kakus (MCK). Para pemilik rumah tak jarang membangun mcknya di dalam bangunan rumah agar mudah diakses.
Namun bagi masyarakat Betawi di wilayah Ibu Kota Jakarta, membangun fasilitas kamar mandi yang letaknya erada di dalam rumah merupakan pantangan yang masih dipercaya hingga kini.
Hal ini terkait perintabh dari para leluhur yang ternyata memiliki alasan baik bagi para penghuni di sana. Melansir YouTube Candriyan Atahiyyat Rabu (24/11), berikut ulasannya.
-
Dimana sumur kuno ditemukan? Kelima sumur ini ditemukan di luar tembok benteng Tell El Kedwa, salah satu dari beberapa benteng besar yang ditemukan di kawasan tersebut.
-
Kapan toilet kuno itu dibangun? Bangunan toilet kuno ini merupakan bagian dari kawasan kerajaan kuno yang berfungsi pada akhir periode Raja-Raja Yudea pada abad ke-7 SM.
-
Di mana toilet kuno itu ditemukan? 'Sebuah bilik toilet pribadi sangat langka di zaman kuno, dan hanya sedikit yang ditemukan hingga saat ini, kebanyakan di Kota Daud. Faktanya, hanya orang kaya yang mampu membeli toilet. Seribu tahun kemudian, Mishnah dan Talmud mengangkat berbagai kriteria yang mendefinisikan orang kaya, dan Rabbi Yossi menyatakab menjadi kaya adalah memiliki toilet di sebelah mejanya,' jelas Direktur Penggalian IAA, Yaakov Billing.
-
Bagaimana sumur digunakan? Sumur ini diyakini menjadi bagian dari Jalan Militer Horus yang luas, sebuah rute kuno yang sering digunakan oleh para firaun.
-
Kenapa penting punya sumur di rumah? Dengan memiliki sumur di rumah, Anda dapat menyimpan air hujan secara optimal. Sumur resapan dapat menampung air hujan dan menyimpannya di dalam tanah, sehingga meningkatkan cadangan air yang tersedia.
-
Di mana letak sumur tua tersebut? Letak sumur diketahui tak jauh dari makam ulama di zaman dulu bernama Syekh Abdul Wafa.
Menghindari Terkena Najis
Ilustrasi Sumur © BelleWood Garden
Salah satu arsitek yang juga warga Betawi, Dorri Herlambang, mengatakan jika para orang tua di masa lampau amat menjaga kebersihan dari sebuah rumah yang ditinggalinya. Hal itu akan mempengaruhi penempatan posisi kamar mandi dari rumah tersebut.
Menurut Dorri, warga Betawi cukup meyakini bahwa najis atau kenajisan akan dimungkinkan terbawa saat posisi wc atau sumur berada di dalam rumah.
"Kalau soal toilet, wc atau kamar mandi itu, emang dulu-dulu orang Betawi bikin sumur di belakang. Dia misah sama bangunan utama, sampai ada istilah kasur, dapur dan sumur. Dan kalau ditarik, kenapa dia di belakang karena itu ada persoalan najis, sehingga dipisah pendiriannya" terang Dorri.
Terkait Kesehatan Penghuni Rumah
Kemudian alasan utama lain yang menjadi penyebab posisi wc atau kamar mandi yang berbeda dengan era sekarang (berada di dalam rumah) adalah karena terkait kesehatan.
Dorri mengungkapkan, masalah kotor dan bau yang kerap ditimbulkan dari penempatan posisi wc atau kamar mandi di dalam bangunan utama menjadi salah satu perhitungan penempatan lokasi pendirian.
"Kemudian ada juga persoalan kebersihan bahkan juga bau mungkin ya, maka kemudian pembuatan wc atau kamar mandinya dipisahkan" terangnya lagi.
Membutuhkan Ruang yang Besar
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/Jaochainoi
Selain itu karena zaman dahulu masyarkat Betawi banyak menggunakan sumur timba dan sumur sengget (menggunakan kayu panjang untuk menarik ember dari dasar), sehingga dibutuhkan penempatan ruang yang besar dan luas seperti di belakang rumah.
Hal serupa juga menjadi alasan mengapa wc atau kamar mandi tidak boleh di dalam, karena buangan limbah bisa langsung jatuh ke empang (kolam buatan) atau sumur buatan yang bermuara ke cubluk (septiktank tradisional) di luar rumah.
"Untuk yang luas tanah rumahnya masih kisaran 200 meter gitu ya, masih bisa itu sumur/wc dipisahin di belakang. Apalagi sumur zaman dulu kan ya masih ditimba atau disengget, yang mana dia butuh ruang yang besar. Di sisi lain, sistem pembuangan langsung dari wc itu kalau tidak ke cubluk ya ke empang (yang juga butuh lahan besar)" kata dia.
Tradisi Bergeser karena Keterbatasan Ruang
Adapun untuk saat ini, masyarakat Betawi sudah mulai jarang yang membuat kamar mandi dan sumur terpisah dari bangunan utama rumah akibat terbatasnya lahan. Mereka pun mulai membangun sarana MCK di dalam rumah, dengan posisi septiktank yang berada di halaman depan.
Selain itu, sumur milik warga setempat juga sudah bisa dibangun di ruang-ruang sempit dengan bantuan penyaluran air melalui mesin pompa listrik. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah cara kerja toilet zaman Yunani hingga Mesir Kuno.
Baca SelengkapnyaPantangan ini biasanya dilestarikan sebagai sebuah kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Baca SelengkapnyaTatanan bangunan yang ada di Kampung Dukuh bukan sembarang dibangun. Terdapat filosofi dan makna dan penataan bangunan.
Baca SelengkapnyaSelain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Baca SelengkapnyaRumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
Baca SelengkapnyaRumah milik warga Baduy ini unik dan beda dari yang lain.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaRumat Adat Suku Osing memiliki keistimewaan yang terletak pada konstruksi bangunan yang menggunakan sistem know down atau bongkar pasang.
Baca SelengkapnyaTempat mandi ini masih tradisional dan menyatu dengan alam.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaDesain arsitektur rumah khas Jawa tidak dibentuk secara sembarangan namun memiliki sejumlah nilai filosofis di baliknya.
Baca Selengkapnya