Sehatkan Masyarakat dengan 'Revolusi Hijau', Ini Misi Unik Pesantren Ekologi di Garut
Merdeka.com - Di tangan sepasang suami istri, Ustaz Ibang Lukman Nurdin dan Nisya Saadah Wargadipura asal Kampung Cimurugul, Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, pondok pesantren tak hanya difungsikan sebagai lembaga pendidikan berbasis agama semata.
Keduanya diketahui telah berhasil menyelaraskan fungsi pendidikan Islam, dengan membawa misi lingkungan berbentuk produk pertanian yang sehat bernama Revolusi Hijau.
Saat ditemui wartawan Sabtu (21/8/2021) kemarin, Ibang mengatakan jika misi Revolusi Hijau di pondoknya berupaya mengembangkan sistem pertanian dengan konsep agro ekologi yang kini sudah berjalan sejak tahun 2008 lalu. Mengutip dari Liputan6 Minggu (22/8), berikut informasi menariknya.
-
Siapa pendiri pondok pesantren Langitan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Siapa yang mendirikan pesantren di Situ Wanayasa? Dahulu, sosok ini memiliki peran untuk mengislamkan wilayah Purwakarta, terutama di kaki Gunung Burangrang. Bukan sosok sembarangan, ia merupakan keturunan Banten. Dahulu, Kiai Ageung pernah mendirikan pondok pesantren yang berada di sekitar Situ Wanayasa.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang dilakukan Ra Lilur di pondok pesantren? Meskipun lahir dalam keluarga yang kental dengan pesantren, Ra Lilur tidak pernah secara khusus nyantri di pondok pesantren. Konon, ia pernah tinggal di sebuah pondok pesantren selama tiga bulan, namun selama itu ia mengisi hari-harinya dengan memancing, bukan mengaji.
-
Siapa pendiri Pesantren Sam'an Darushudur? Adalah Ridwan Effendi yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Netra Sam’an Darushudur.
Menyehatkan Masyarakat Melalui Produk Unggul Pertanian
©2019 Merdeka.com/Iqbal
Dalam kesempatan itu, Ibang menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui asupan nutrisi dari beragam produk pertanian yang sehat.
Menurut dia, saat ini banyak bermunculan ragam penyakit mematikan dan membahayakan bagi tubuh manusia akibat pola konsumsi dan asupan gizi yang buruk dari produk yang sarat bahan kimia.
Dari situ pihaknya berupaya melawan Sistem Ekonomi Revolusi Hijau yang merupakan produk sarat kimia dengan Revolusi Hijau ala Pesantren Ekologi di Tarogong miliknya itu.
“Kita mengonsumsi makanan yang instan yang tak memberikan suplemen terbaik bagi kondisi tubuh,” ujar dia.
Mengenalkan Teknologi Pertanian yang Ramah untuk Alam
Pria berkacamata itu dengan hangat mengatakan, ia bersama istrinya berupaya menawarkan konsep bercocok tanam dan memanen yang ramah untuk kehidupan hayati di alam.
Beberapa implementasinya seperti mengajarkan para santri dengan menanam melalui bibit, pupuk dan cara tanam yang tak merusak lingkungan. Dari situ mereka akan terbiasa melakukan budi daya tani dan berwirausaha dengan mengoptimalkan lahan dengan bijak.
“Karena pupuk yang digunakan adalah kimia, maka setiap makanan yang dihasilkannya pun tentu berbeda. Selain nilai nutrisinya yang berkurang, makanannya juga tidak sehat. Dari indikator yang kami pelajari, kami memilih menggunakan pupuk yang ramah lingkungan, karena kalau pupuk sehat maka makanan itu juga akan sehat,” ujarnya.
Kemudian di pesantren ekologi bernama Ath-Thaariq tersebut ia bersama istrinya juga mengenalkan Revolusi Meja Makan, di mana pada setiap hidangan yang disajikan tidak menggunakan makanan yang mengandung bahan racun bagi tubuh.
“Di pesantren kami ada istilahnya revolusi meja makan, yakni kita menghadirkan makanan yang sehat bagi tubuh, karena tidak memberikan racun bagi tubuh,” kata dia.
Melawan Makanan Cepat Saji
Selain itu, misi lain yang diemban adalah menghindarkan berbagai makanan cepat saji. Menurutnya, mayoritas makanan dan minuman tersebut mengandung bahan yang merusak tubuh dan alam.
Ia mencontohkan minuman berkarbonasi. Selain tak baik bagi tubuh, juga sisa sampahnya menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan. Ia pun khawatir karena saat ini mayoritas makanan yang disajikan dari alam lebih banyak mengandung bahan kimia.
“Ketika makanan itu dimakan, tubuh sakit, tubuh akan rentan datangnya penyakit, sebab makanan yang dimakan juga tidak sehat. Ketika dimakan dampaknya akan luar biasa terhadap tubuh dalam waktu yang panjang,” kata dia.
Menggunakan Barang Bekas Jadi Media Tanam
Belajar Agama dan Konsep Ekologi di Pesantren Ath-Thaariq Garut
kemenkopmk.go.id ©2020 Merdeka.com
Untuk saat ini, hasil produk makanan yang dikelola secara alami di pesantrennya turut dikembangkan tanpa melibatkan unsur kimia. Bahkan, ia mengajak serta santri di sana untuk memanfaatkan berbagai sampah plastik untuk digunakan sebagai media tanam.
Hal itu tentu bermanfaat, terlebih bagi masyarakat yang memiliki luasan lahan yang terbatas sehingga bisa tetap produktif dengan memanfaatkan sampah yang ada.
“Bisa pakai kantong kecil bekas rinso, atau bekas apa segala macam, tanpa menggunakan media yang besar,” ujarnya.
Sistem pertanian agro ekologi yang dikembangkannya, turut menebar kebaikan agar bisa memanfaatkan apa yang sudah alam berikan untuk menyehatkan tubuh tanpa harus bersentuhan dengan makan cepat saji maupun yang berbahan kimia sehingga bisa menyehatkan tubuh.
Beberapa produk yang disebutkan unggul dari pertaniannya yakni, daun tanaman binahong, kemudian daun tanaman ‘sambung nyawa’, ginseng, krokot hingga daun singkong yang jika dikonsumsi secara rutin bisa meningkatkan imun hingga mencegah kanker.
“Manfaatnya tidak hanya memberikan nutrisi yang luar biasa dalam meningkatkan imun, kemudian menjaga kesehatan seperti mencegah kanker, menjaga tubuh agar dia tidak tumbuh darah tinggi dan sebagainya,” kata dia. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengungkapkan masukan dari para ulama akan dijadikan catatan baginya.
Baca SelengkapnyaHadiri Istigasah di Ponpes Assalafiah Cirebon, Yenny Wahid Ungkap Ganjar-Mahfud Komitmen Majukan Pesantren
Baca SelengkapnyaGanjar menandatangani Piagam Perjuangan Nurul Huda.
Baca SelengkapnyaUbaidillah mengaku, pesantrennya juga sudah didatangi dua pasangan lain. Namun, dia menyatakan dukungannya kepada pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaGibran mengajak keluarga pesantren memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin agar Indonesia bisa menuju era emas pada 2045.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku terkesan dengan nilai-nilai yang diberikan Abuya KH Muhammad Syakrim untuk diterapkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDirinya banyak mendapatkan aspirasi dan masukan terkait Pondok Pesantren Darussalam Ciamis yang menginginkan agar institusi bisa menjadi universitas.
Baca SelengkapnyaBeberapa program yang disiapkan yakni Santri Inovator dan beasiswa para santri, terutama bagi penghafal Alquran.
Baca SelengkapnyaGanjar mendengarkan masukan dari para Kiai dan Ulama tentang pendidikan pesantren.
Baca SelengkapnyaPutra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mencetak dua gol dalam pertandingan itu.
Baca SelengkapnyaGanjar menerima aspirasi tentang kemajuan ponpes lewat UU Pesantren.
Baca Selengkapnya