Tak Akan Menular ke Manusia, Ini Kata Ahli IPB Soal Harimau Ragunan Positif Covid-19
Merdeka.com - Kepala Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Institut Pertanian Bogor, Huda Shalahudin Darusman turut memberikan tanggapan soal temuan dua harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan yang terpapar Covid-19.
Huda mengaku mengetahui kabar tersebut usai pihak pengelola Ragunan mengirimkan sampel hasil tes swab PCR dua harimau ini kepada pihak Laboratorium PSSB IPB University pada 15 Juli 2021 lalu.
"Setelah dilakukan uji laboratorium, hasinya positif Covid-19," kata pria yang juga Dosen Farmakologi dan Toksikologi di Fakultas Kedokteran Hewan IPB tersebut saat wawancara virtual di Bogor Senin (2/8) seperti dilansir dari ANTARA.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
-
Siapa yang memperkirakan jumlah Harimau Sumatera? WWF memperkirakan populasinya di alam liar Andalas hanya sekitar 600 ekor.
-
Hewan endemik apa yang ada di Sumatra? Harimau Sumatra adalah subspesies harimau Asia yang hanya ditemukan di Sumatra, sebuah provinsi di barat daya Indonesia.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Siapa yang meneliti Gua Harimau? Melansir dari merdeka.com, penelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini.
Belum Ada Riwayat Kasus Penularan dari Hewan ke Manusia
Menurut Huda, meski kedua harimau tersebut dinyatakan positif Covid-19, masyarakat serta petugas di lokasi tak perlu khawatir.
"Temuan hewan terpapar Covid-19 di Ragunan ini bukan yang pertama kali terjadi di dunia, tapi tidak ada manusia yang tertular dari hewan," katanya.
Huda mengatakan jika selama ini belum pernah ditemukan data terkait riwayat kasus penularan Covid-19 dari hewan ke manusia.
"Hewan bisa tertular Covid-19, tapi apakah terinfeksi atau hanya cemaran saja, sampai saat ini belum dapat dipastikan. Apalagi, kalau hewan sakit dapat menularkan ke manusia belum ada datanya, sehingga bisa disebut tidak ada," terangnya.
Gejala yang Dialami Harimau
Sebelumnya diketahui kedua harimau sumatra bernama Tino (9 tahun) dan Hari (12 tahun) tersebut sempat mengalami sejumlah gejala Covid-19.
Tino mengalami sesak napas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan nafsu makan menurun pada 9 Juli 2021. Kemudian dua hari berikutnya, gejala serupa juga dirasakan oleh Hari.
Usai keduanya memperlihatkan gejala, pihak pengelola Ragunan langsung melakukan swab tes kepada Tino dan Hari pada 14 Juli 2021
"Kemudian sampelnya dikirim ke laboratorium PSSP IPB Bogor. Hasilnya keluar pada 15 Juli, yang menyatakan kedua satwa tersebut terpapar Covid-19," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, melalui pernyataan tertulisnya, Minggu (1/8).
Diisolasi dengan Perawatan Khusus
©2021 Liputan6.com/Herman Zakharia
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jika saat ini kondisi Tino dan Hari sudah mulai membaik. Namun keduanya masih harus ditangani secara ketat oleh petugas Taman Margasatwa Ragunan.
Selama pemberlakuan penutupan tempat wisata di masa PPKM level 4, Anies memastikan jika Tino dan Hari juga akan diistirahatkan untuk sementara waktu untuk memulihkan kondisi keduanya.
"Tentu perawatan satwa terkena Covid-19 ini tidak sama dengan manusia. Hari dan Tino tidak bisa dikirim untuk isolasi ke Wisma Atlet, tapi harus melakukan isoman dan dirawat serta dimonitor dengan ketat oleh para dokter hewan terbaik di Ragunan,” ujar dia.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca SelengkapnyaProgram Konservasi PHR Mendunia, Dinilai Sangat Strategis untuk Lestarikan Gajah
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKehadiran dua anak Harimau Benggala ini melengkapi koleksi satwa yang ada di Siantar Zoo.
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaPekerja bernama Rahmad (26) tewas diterkam harimau sumatera di HTI yang dikelola perusahaan akasia itu pada Kamis (9/5).
Baca SelengkapnyaDua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca Selengkapnya