Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Dalam pernikahan tradisional, pernak-pernik menjadi hal yang penting untuk memperindah kedua mempelai. Di adat Sunda terdapat pernak-pernik khusus yang digunakan pengantin wanita, namanya adalah siger.
(Gambar: Liputan6)
Siger menjadi benda yang wajib ada dalam pernikahan adat Sunda. Siger memiliki fungsi untuk merapikan rambut, karena digunakan seperti mahkota.
Namun masyarakat adat setempat tak semata menganggap siger sebagai pernak-pernik saja, melainkan siger memiliki makna yang mendalam.
Siger dipercaya memiliki status sosial dan bisa melindungi pengantin wanita dari hal yang bersifat nafsu duniawi.
Mengutip artikel Nur Rizka Ramadhanty yang diterbitkan Unikom berjudul "Pakaian Pernikahan Sunda Priangan", siger biasanya digunakan di bagian kepala untuk menaruh untaian bunga sedap malam maupun melati yang ditata menjutai ke bawah sekitar 20 sampai 30 sentimeter.
Siger memiliki bentuk mirip mahkota dengan beragam motif mulai dari flora, fauna hingga berbentuk hati yang terbuat dari logam.
Siger dipakai setelah pengantin wanita mengenakan hijab dengan warna putih yang senada.
Mengutip Wibisana, Zakarsih & Sumarsono, 1986, siger diketahui tak hanya sebagai penghias pengantin wanita semata, melainkan menyirat simbol status sosial.
Dahulu hanya orang-orang terpandang yang bisa menggunakan siger sebagai atribut pernikahan.
Orang Sunda zaman dahulu kebanyakan menganggap Siger sebagai bentuk kemewahan, karena pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup.
Siger kemudian juga diartikan sebagai simbol kesetiaan pengantin wanita terhadap pengantin pria. Ini terlihat dari bentuk hati yang ada di bagian depan siger.
Kemudian simbol lima kembang yang melingkar di siger menyimbolkan kecantikan yang bisa dilihat dari banyak sudut.
Lalu motif kupu-kupu atau kembang goyang di bagian atas siger melambangkan kemurahan rezeki yang akan didapatkan pengantin setelah melangsungkan pernikahan.
Adapun arti siger berasal dari kata sineger yang dalam bahasa Sunda Priangan dan Baduy adan kurungan.
Ini karena benda tersebut dimanifestasikan sebagai pengurung nafsu duniawi, sehingga penggunanya bisa terlindungi dari hal negatif tersebut.
Bagi warga setempat, siger bisa mencegah hawa nafsu di luar pernikahan sehingga hanya bisa dilakukan oleh suami sahnya saja.
Pengantin pria ini menggendong sahabatnya di acara pernikahannya.
Baca SelengkapnyaPria tersebut tak kuasa menahan tangis hingga terduduk di pangkuan sang ibunda saat menerima kenyataan yang ada.
Baca SelengkapnyaDN gelap mata mengetahui mantan istrinya AG (24) akan menikah lagi. Dia menikami wanita itu hingga terluka parah sedangkan calon suaminya FR (30) tewas.
Baca SelengkapnyaSuami meninggal dunia di usia pernikahan belum genap 1 bulan. Kisahnya bikin haru.
Baca SelengkapnyaLama menjalani hubungan, membuat pria ini mendapat reaksi tak terduga dari keluarga mantan saat menghadiri pernikahan sang cewek tercintanya dengan pria lain.
Baca SelengkapnyaWanita ini pun melaksanakan akad nikah di depan jenazah ibunda.
Baca SelengkapnyaWanita ini menikah dengan mantan kekasihnya di zaman dulu. Putus di tahun 1999 dan menikah di tahun 2018.
Baca Selengkapnya"Ngehadiri pesantren sekaligus kampanye terselubung," ujar Cak Imin diselingi tawa
Baca SelengkapnyaPengantin wanita ini menunjukkan komitmennya sebagai anggota KPPS
Baca Selengkapnya