Terdengar Suara Gemuruh Mirip Pesawat Terbang Rendah di Bandung, Ini Kata Ahli
Merdeka.com - Fenomena suara gemuruh kembali terdengar di Jalan Setiabudi dan Jalan Cemara, Sukajadi, Kota Bandung, Kamis (11/2) kemarin. Suara tersebut terdengar seperti sebuah pesawat yang sedang terbang rendah.
Dari kejadian tersebut dilaporkan, suara terdengar dari langit sebanyak dua kali, yakni pada siang hari pukul 11.12 WIB dan terdengar lagi pada pukul 11.44 WIB.
Atas laporan suara gemuruh tersebut, para ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) turut memberikan tanggapan. Berikut penjelasan BMKG dan Lapan, dilansir dari Liputan6.com:
-
Kapan suara itu terdengar? Misinya itu dilakukan pada 2003.
-
Apa suara misterius yang terdengar dari langit? Suara keras yang mirip ledakan dilaporkan terdengar dari langit di berbagai tempat di dunia.
-
Dimana suara ledakan terdengar? Di Ganges Delta dan Teluk Bengal, fenomena ini dikenal sebagai Barisal guns, di Shikoku Jepang disebut 'yan', dan di Belgia dinamai 'mistpouffers' atau letusan kabut.
-
Bagaimana suara bisa terjadi? 'Perjalanan bunyi memerlukan medium – baik itu partikel udara atau molekul air atau logam, atom padat,'
-
Dari mana sinyal luar angkasa itu berasal? 'Kami menemukan dipol sinar gamma, namun puncaknya terletak di langit selatan, jauh dari CMB, dan besarnya 10 kali lebih besar dari apa yang kami perkirakan dari gerakan kami,' kata Chris Shrader, ahli astrofisika di Goddard.
-
Di mana kejadian ini terjadi? Di Chennai, India, seorang pria mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika iPhone miliknya terjatuh ke dalam kotak persembahan (hundial) di Kuil Arulmigu Kandaswamy, Thiruporur, saat ia sedang berdoa bersama keluarganya.
Tanggapan BMKG
Berdasarkan jaringan seismograph dari BMKG Bandung, pada pukul 10.00-12.00 WIB tidak ditemukan adanya aktivitas gempa bumi, di sekitar wilayah Kota Bandung. Termasuk daerah Lembang.
Begitu juga saat dideteksi menggunakan alat lightning detector, di waktu yang sama, juga tidak mencatat adanya aktivitas alam di langit (petir) di kawasan sekitar Jalan Cemara hingga radius 20-50 km.
"Cuaca saat masyarakat mendengar suara tersebut cukup cerah, tidak ada awan di sekitar lokasi," sebut keterangan BMKG Bandung.
Informasi dari Lapan
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Lapan Bandung ikut menanggapi fenomena tersebut. Pihaknya belum menemukan atau belum dapat mengidentifikasi aktivitas benda luar angkasa di sekitar Jalan Setiabudi. Pihaknya menduga jika aktivitas tersebut bukan berasal dari fenomena alam, melainkan aktivitas manusia.
"Penyebab dari suara tersebut masih belum dapat dipastikan. Namun, kemungkinan adanya suara tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia," jelas keterangan BMKG.
Hal tersebut juga didukung dari data kemagnetan bahwa tidak ada tanda-tanda dari anomaly, maupun gangguan kemagnetan di atmosfer. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang 2023, ada tiga kali angin puting beliung di wilayah Bandung.
Baca SelengkapnyaSaking kencangnya putaran angin, material dan sampah tersapu dan beterbangan berhamburan ke udara
Baca SelengkapnyaFenomena suara ledakan keras yang terdengar dari langit telah dilaporkan di banyak tempat di dunia selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah gambar dari citra satelit penampakan angin puting beliung ekstrem Rancaekek.
Baca SelengkapnyaMenurut Guswanto, tornado biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaGunung Merapi dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin (27/11) pukul 17.00 WIB dan 17.15 WIB.
Baca SelengkapnyaWarga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaSejak Gunung Ruang berstatus Level III atau Siaga, setidaknya ada tiga kali erupsi eksplosif keluar dari kawah gunung api tersebut.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca Selengkapnya