BMKG Ungkap Pemicu Munculnya Puting Beliung di Rancaekek Bandung
Sejumlah rumah mengalami kerusakan dan puluhan warga mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.
Sejumlah rumah mengalami kerusakan dan puluhan warga mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.
Puting beliung ekstrem menerjang kawasan Rancaekek, Kabupatan Bandung, Jawa Barat pada Rabu (22/2) sore kemarin. Sejumlah rumah mengalami kerusakan dan puluhan warga mengalami luka-luka.
Kepala BMKG Jawa Barat, Teguh Rahayu, memastikan peristiwa yang terjadi di Rancaekek sebagai puting beliung. Menurutnya, peristiwa alam itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi angin kencang pada pukul 15.30 WIB.
"Analisis cuaca yang kami sampaikan, pertama pada saat itu suhu muka air laut di wilayah Indonesia mendukung suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah jawa barat dan sekitarnya," katanya, Kamis (22/2).
Selain itu, di waktu yang bersamaan juga muncul siklus siklonik di Samudera Hindia barat pulau sumatera. Sehingga mengakibatkan terbentuknya area netral atau perlambatan angin berada di sekitar wilayah Jawa Barat.
"Kondisi ini juga yang meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah konvergensi atau Jawa Barat ini. Jadi itu juga memicu terjadinya pertumbuhan awan di wilayah Jawa Barat," katanya.
Kemudian, indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di wilayah Jawa Barat.
"Jadi ini berpotensi meningkatkan aktivitas awan. Skala lokal ini," katanya.
Oleh karena itu, jelas Teguh, dalam disimpulkan penyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang pembentukan untuk terjadinya hujan lebat di daerah tersebut dan biasanya disertai angin kencang tiba-tiba dan juga dengan durasi pendek dan singkat.
"Itu yang memicu terjadinya puting beliung dan setelah kita konfirm di lokasi memang kronologisnya seperti itu. Sama dengan analisis kita," katanya.
Guswanto mengatakan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa melindungi diri saat terjadi puting beliung.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca Selengkapnya"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaTampak puting beliung besar membawa berbagai material beterbangan. Bahkan di media sosial memperlihatkan pula sejumlah truk terguling.
Baca SelengkapnyaTerhadap daerah-daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat tersebut, BMKG memasukkannya ke dalam kategori waspada banjir akibat dampak hujan.
Baca SelengkapnyaWarga dan wisatawan dilarang berenang karena berpotensi terseret.
Baca Selengkapnya