Yuk Cicipi Uniknya Sayur Daun Katel, Kuliner Langka yang hanya ada di Majalengka
Daun katel unik, rasanya renyah bisa dijadikan aneka makanan dan hanya bisa ditemukan di Majalengka
Daun katel unik, rasanya renyah bisa dijadikan aneka makanan dan hanya bisa ditemukan di Majalengka
Sebagai kabupaten yang terletak di tengah-tengah antara Cirebon dengan Bandung, wilayah Majalengka wajib disinggahi.
Ada banyak wisata alam di sini, termasuk kuliner otentiknya yang tidak ditemukan di wilayah lain.
Istilah sayur daun katel tentunya masih asing di telinga para pencinta kuliner Indonesia. Padahal menu ini jadi andalan masyarakat Majalengka di masa silam.
Dahulu, orang Maja (sebutan warga Majalengka) biasa mengolah daun katel menjadi berbagai olahan janganan seperti sayur, tumis hingga lalapan.
Menariknya, daun katel merupakan jenis sayuran yang hanya ada di Majalengka dan tidak ditemukan di daerah lain. Penasaran dengan sayuran daun katel? Yuk cicipi kelezatannya.
Mengutip laman Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Katel sendiri merupakan jenis dedaunan yang tumbuh di daerah Kabupaten Majalengka.
Tumbuhan ini merupakan daun pertama yang muncul dari tanaman kacang kedelai, dengan bentuk oval, bertekstur padat dan berukuran sebesar jempol jari orang dewasa.
Warna daun ini adalah hijau tua di bagian depan, dan hijau muda di bagian belakang.
Keunikan daun katel lainnya adalah, tekstur daun tetap renyah walau sudah diolah menjadi olahan menu sayur dan tumis.
Daun katel belakangan sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat di kabupaten berjuluk kota angin itu.
Beberapa kecamatan yang terkenal dengan daun katel di antaranya Pasirmuncang, Kecamatan Majalengka hingga Blok Pataking.
Rata-rata warga menjadikan daun katel sebagai budidaya rumahan dengan keuntungan yang lumayan.
Sebagai sayuran khas Majalengka, daun katel juga biasa dibeli oleh warga di sekitar kabupaten tetangga sebagai olahan kuliner.
Mengutip Instagram food vlogger Jawa Barat, Cepy Rusalam, daun ini biasa diolah menjadi sejumlah makanan.
Salah satu yang populer adalah pecok daun katel, yakni daun katel segar yang diulek bersama cabai, bawang serta rempah-rempah.
Kemudian ada juga tumis daun katel yang disandingkan bersama isian lainnya, seperti daging sapi, daging ayam, tahu dan tempe.
Bahkan di salah satu hotel di wilayah Kertajati, daun katel disajikan bersama sate dan ketupat.
Makanan ini juga biasa dijadikan lalapan bersama ikan asin, ayam goreng, tempe, tahu goreng dan sambal terasi.
Daun katel sendiri amat membantu perekonomian masyarakat, terutama kalangan ibu rumah tangga. Mereka bisa mendapatkan cuan mulai dari Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per hari.
Daun katel ini dibudidayakan khusus, lalu dikemas ke dalam plastik untuk dijual ke pasar-pasar tradisional. Selain itu, daun katel juga bisa ditemukan di toko-toko sayur pinggir jalan wilayah Kabupaten Majalengka.
Bagi yang tengah melintas di Majalengka, jangan melewatkan sensasi kelezatan sayur daun katel yang unik dan tidak ditemukan di daerah manapun.
Makanan jangkrik yang bagus akan membuat jangkrik tumbuh sehat dan cepat panen.
Baca SelengkapnyaWarga Tionghoa menyakini setiap makanan membawa keberuntungan hingga membuat panjang umur bagi yang menyantapnya.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata bisa mengganggu upaya kita untuk berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaSakit Paru-Paru yang diderita Muhyani kembali kambuh. Dia batuk tak henti-henti.
Baca SelengkapnyaDaging buah yang matang sering kali dimakan dalam keadaan segar hingga dicampur dalam es.
Baca SelengkapnyaKuliner ini tidak hanya terkenal di Lumajang, tapi juga banyak diburu warga daerah lain.
Baca SelengkapnyaJepang mempunyai banyak makanan khas dengan cita rasa yang unik.
Baca Selengkapnya