Ahok: Biaya blusukan gubernur masuk dana operasional
Merdeka.com - Kemarin, Fitra merilis anggaran blusukan untuk Gubernur DKI Jakarta sebesar Rp 26,6 miliar. Anggaran blusukan tersebut masuk dalam dana operasional.
Perhitungan dana operasional tersebut berasal dari ketentuan peraturan pemerintah Nomor 109 Tahun 2009 tentang dana operasional, yakni 0,15 persen dari PAD DKI Jakarta 2012 Rp 36,6 Triliun. Namun, tahun ini Pemprov DKI hanya mengambil 0,01 persen untuk dana operasional gubernur dan wakil gubernur.
"Kita cuma 0,01 persen, kita pikir sudah kegedean. Itu (Rp 26,6 miliar) sudah gede banget," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Senin (22/7).
-
Bagaimana Jokowi bantu warga? 'Tadi sudah saya sampaikan yang meninggal segera akan diberikan santunan, kemudian yang rumahnya rusak untuk menenangkan beliau-beliau masyarakat akan segera bantuannya diberikan dan dimulai pembangunannya. Tetapi sekali lagi, dengan catatan lahan untuk relokasi sudah ditetapkan dari Pak Bupati,' jelas Jokowi usai meninjau lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Apa yang didonasikan? Seorang pria tiba-tiba menghampiri panggung dan berkata, ‘saya ingin membantu Palestina dengan motor kesayangan saya ini’,' sebutnya.
-
Apa hadiah yang diberikan Jokowi? Hadiahnya, sebuah sepeda pemberian presiden.
-
Dimana anak buah Jokowi minta anggaran? Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR.
-
Bagaimana cara Jokowi bantu internet? Program bantuan berupa penyediaan layanan akses internet fixed broadband merupakan upaya pemerintah sebagai stimulus untuk mewujudkan perluasan akses dan peningkatan penetrasi fixed broadband nasional.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, dana operasional dibagi menjadi dua yakni 60 persen untuk gubernur dan 40 persen untuk dirinya. Namun, anggaran Rp 26,6 miliar tersebut dikurangi Rp 900 juta untuk ditaruh di Biro Kepala Daerah (KDH).
"Gubernur lebih besar. 60 persen gubernur. Saya 40 persen. Kita keluarkan juga Rp 900 juta di biro KDH. Kita taruh di Ibu Ugi. Banyak kebutuhan makan segala macam kita ambil di situ. Itu diaudit semua. Itu sebenarnya enggak ada yang istimewa. Cuma DKI, PAD-nya gede, kesannya besar kan. Itu adalah cara pemerintah pusat mendorong daerah-daerah itu untuk meningkatkan PAD nya. Kalau tingkatkan PAD kamu bisa dapat uang operasional lebih besar," terangnya.
Dana operasional yang diterima olehnya 80 persen lebih dipergunakan untuk bantuan sosial di bidang pendidikan. "Kita juga sadar kenapa bisa begitu besar karena banyak sekali anak-anak sekolah terutama di swasta bertahun-tahun banyak sekali ijazah tertahan," kata Ahok.
Ia mengatakan sedang mengumpulkan data-data siswa yang ijazahnya tertahan, sehingga tidak dapat melanjutkan untuk bekerja. Begitu pula data-data anak-anak yang menunggak pembayaran sekolah sehingga menghambat aktivitas belajar.
"Itu enggak bisa keluar pakai KJP. Faktanya begitu. Banyak yang mau kerja ijazah masih tahan, nunggak bertahun-bertahun. Nah, kita keluarkan pakai itu (dana operasional) lebih cepet. Pokoknya ada berapa orang kita bayarin," terangnya.
Menurut dia, anggaran operasional tersebut sisa dari 80 persen lebih dipergunakan untuk membayar pegawai-pegawai (ajudan dan staf) termasuk penambahan gaji untuk cleaning service. Ia berprinsip dana operasional dapat dipergunakan oleh apa saja.
"Saya mau buat beli baju boleh. Misalnya ada undangan nikahan, atau orang meninggal. Kirim bunga, 1 papan ada Rp 700 ribu lebih. Terus datang masa enggak kasih uang. Itu haknya kita. Kita boleh saja. Kita bisa atur-atur sendiri, tergantung kebutuhan," terangnya.
Selain bantuan untuk pendidikan, juga untuk membelikan peralatan kursi roda bagi warga yang membutuhkan. Termasuk operasional rusun-rusun juga dibantu.
"Saya hitung, lebih banyak yang sekolah. lebih 80 persen. Yang lain itu buat makan. Kalau saya makan, semua makan, musti tanda tangan 1 piringnya. Jadi sekarang makan pagi, siang, malam, saya itu pakai uang operasional. Cuma enggak mungkin makan mahal-mahal dong. Termasuk kalau traktir makan," tuturnya.
Dana operasional, Ahok melanjutkan, tidak ada hubungan dengan gaji. Untuk itu, ia tidak mengambil uang pribadi untuk operasional yang berhubungan dengan pekerjaan.
"Misalnya boleh enggak saya ambil untuk bayar sekolah anak saya? Kan sekolah anak orang saya kasih. Nah, gimana cara tau ini enggak boleh? Gampang. Karena kita tahu pertama, uang operasional tidak dipotong pajak. Berarti kan bukan penghasilan," ujarnya.
Ia mengatakan dana operasional dapat diberikan kepada petugas (satpam) yang bertugas di malam hari. Dana operasional tersebut ia simpan dengan rekening tersendiri di Bank DKI.
"Saya taruh di bank supaya gampang dikontrol. Bank DKI lah. Tapi rekening itu enggak campur dengan uang saya. Itu khusus untuk operasional. Kita juga minta uang dari BPKD supaya masuk ke situ. Supaya keliatan. Saya juga takut lupa," terangnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Realisasi belanja ini dalam bentuk distribusi jaminan sosial, hingga bantuan sosial.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan realisasi belanja terbesar digunakan untuk belanja non kementerian/lembaga (KL) senilai Rp527,4 triliun.
Baca SelengkapnyaBPK rekomendasikan Wali Kota Banjarbaru agar meminta Kadisdik selaku penanggungjawab BOS lebih cermat
Baca Selengkapnya"Untuk pendidikan itu jangan dipandang sebagai biaya, tapi dipandang sebagai investasi," kata Anies
Baca SelengkapnyaAngka tersebut baru 81,9 persen dari pagu anggaran Rp2.246,5 triliun.
Baca SelengkapnyaHeru pun menggencarkan kepada Dinas Pendidikan agar pemberian bantuan sosial tersebut bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaTersangka diduga korupsi dana hibah yang mestinya untuk lembaganya sepanjang 2019-2021.
Baca SelengkapnyaAdapun dari jumlah itu, terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp933,5 triliun atau 85,6 persen dari pagu anggaran.
Baca SelengkapnyaKementerian Sosial paling besar distribusi anggaran Bansos.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya transfer daerah dari APBN 2024 juga sebagai komitmen pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publik di daerah.
Baca SelengkapnyaAlokasi anggaran tersebut menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengoptimalkan layanan ke masyarakat.
Baca Selengkapnya