Ahok: Kalau ibadah suka di belakang, kalau meninggal minta di depan
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan melakukan pemetaan tempat pemakaman umum (TPU) sehingga lahan yang sudah dipesan dapat diketahui. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi oknum yang memperjualbelikan lahan pemakaman.
"Jadi kalau dia sudah pesan sudah di-lock. Kalau itu benar berarti punya dia," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/1).
Dia mengungkapkan, kebanyakan warga menginginkan tanah pemakaman pada bagian depan. Sehingga beberapa oknum memperjualbelikan posisi tersebut dengan harga yang tinggi. Fenomena ini membuat Ahok bingung. Seharusnya semasa hidup mereka berebut barisan paling depan saat beribadah, bukan di pemakamannya.
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Bagaimana cara pemerintah kota Mojokerto revitalisasi Begraafplaatsen Mojokerto? Agar aksesnya maksimal, pemerintah kota melakukan revitalisasi dengan melakukan perkerasan aspal pada jalan, juga memberikan susunan paving semen menuju area masuk makam.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Siapa pemilik rumah di depan kuburan itu? Setelah ditelusuri kuburan itu berada tepat di depan rumah salah seorang artis senior yakni Abdel.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan? Para peneliti mengindikasikan benda tertentu yang ditemukan di situs itu mengindikasikan jasad manusia yang dikubur di sana adalah perempuan dewasa.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
"Manusiakan lucu juga. Kalau beribadah suka duduk di barisan belakang, kayak di gereja juga sukanya di belakang jangan di depan karena takut dimarahi pendeta. Tapi kalau meninggal suka minta di barisan depan. Padahal barisan depan kan didatangi duluan sama malaikat," ungkap mantan bupati Belitung Timur ini.
Sebagai contoh, TPU Karet Bivak, semua pihak ingin dimakamkan di barisan paling depan. Hal ini menyebabkan, lahan yang seharusnya dijadikan saluran air, digusur untuk dijadikan pemakaman.
"Ini kami harapkan sistem ini akan menolong. Supaya nggak terjadi permainan, masyarakat harus bantu awasin. Kadang-kadang masyarakat juga nggak mau kalau kayak begini kan kami nggak bisa nyogok. Nanti kami dapatnya di belakang. Kalau sudah ditempelin, misalnya hari ini ada yang meninggal kemarin begitu meninggal langsung bisa dilihat di website kan mana yang kosong jadi nggak bisa lagi datang ke petugas nanya ini ada yang kosong atau nggak," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada Kuburan Persis di Depan Rumah Pelawak Abdel, Warga Mengaku SUdah Terbiasa
Baca SelengkapnyaDalam tausiahnya, UAH menyampaikan kisah seorang kakek yang merawat musala di sebuah desa.
Baca SelengkapnyaLiang lahatnya tepat di bawah kaki sang ibu. Itu sesuai dengan wasiat almarhum.
Baca SelengkapnyaJenderal Listyo sempat menawarkan sekolah perwira kepada Bripka Joko.
Baca SelengkapnyaOrba tidak merasa puas memakamkan Bung Karno di Blitar untuk menjauhkan rakyat.
Baca Selengkapnya