Ahok tak gubris penolakan warga Luar Batang dengan cap jempol darah
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempersilakan warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara untuk membuat gerakan penolakan atas rencana penggusuran di kawasan itu. Warga yang akan menjadi korban penggusuran dikabarkan melakukan gerakan pengumpulan cap jempol darah sebagai bentuk penolakan.
Ahok sendiri tak mau ambil pusing dan tetap pada rencana awal untuk menata ulang permukiman yang berada di bantaran perairan Pelabuhan Sunda Kelapa itu. Langkah ini dilakukan karena melihat tiap tahunnya permukiman itu selalu menjadi langganan banjir.
"Silakan saja (galang gerakan). Kita tidak ada cerita cap jempol darah. Saya tertibkan yang tinggal di (atas) laut, bukan mau tertibkan yang di daratan," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (29/3).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Mengapa warga Depok ngubek empang? Tradisi ngubek empang jadi ajang silaturahmi khas warga Depok setiap tahunnya.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
Penolakan dengan mengumpulkan cap jempol darah ini dipimpin oleh Ketua Badan Pembinaan Yatim Piatu (BPYP) Rifai Bakri. Yayasan ini adalah Badan Pembina Anak Yatim Piatu yang letaknya di Jalan Luar Batang V No 3 RT 005/RW 03, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Wilayah yang masuk dalam rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk ditertibkan.
Rifai sendiri mengaku memiliki 200 anak yatim piatu di bawah asuhannya. Dia tidak ingin ratusan anak asuhnya itu kena gusur dan nasibnya menjadi tak menentu.
Menanggapi hal ini, Ahok dengan nada tinggi dan wajah kesal menegaskan bila anak yatim piatu dijadikan tameng atas gerakan penolakan itu. Dia menyatakan siap menampung dan mengurus ratusan anak yatim piatu itu asalkan rencana normalisasi sungai di kawasan itu bisa terlaksana.
"Kalau yatim piatu dari soal makan kita urus, itu kan urusan kedua. Kalau gitu saya mau pelihara 1000 anak yatim piatu, saya mau kuasain Monas boleh enggak? 1000 loh anak yatim piatu," tegasnya.
"Saya pelihara 1.000, tapi Monas kasih saya, termasuk balai kota kasih saya, 2000 saya tanggung anak yatim piatu, boleh enggak 2000? saya mau dudukin Monas, enak aja lo! bullshit aja itu," sambung mantan politisi Gerindra.
Kepada wartawan, Ahok mengaku kawasan itu memang sudah lama banjir bila air laut pasang. Bila proyek normalisasi sungai dengan membangun dinding turap tak segera dilakukan, bencana banjir yang lebih fatal akan terjadi.
"Makanya kita mau buat sheet pile. Kalau air laut pasang, bisa pompa gak air Ciliwung? Tidak bisa. Saya butuh sheet pile. Kalau air laut pasang lebih tinggi dan masuk ke dalam pompa, ya tenggelam Jakarta," pungkas Ahok.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaWarga Lumajang bernama Agus Gemoy mengaku disomasi usai mencopot stiker caleg yang ditempel di dinding rumahnya tanpa izin.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaMereka mendesak UNHCR dan IOM untuk segera memindahkan pengungsi Rohingya dari Aceh.
Baca SelengkapnyaGerakan Anak Abah Tusuk 3 paslon tersebut dianggap sebagai bentuk kekecewaan pendukung lantaran Anies Baswedan tak diusung.
Baca SelengkapnyaDiduga Kecewa Hasil Pemilu, Caleg di Garut Tutup Jalan yang Biasa Dilintasi Warga
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca Selengkapnya