Anies Ingatkan Warga Jalankan Prokes Kendati Pandemi Sudah Terkendali
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan warga untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat meski saat ini kondisi pandemi COVID-19 di Ibu Kota sudah terkendali.
Anies menuturkan bahwa membaiknya kondisi pandemi di Ibu Kota harus tetap dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan agar tidak memicu lonjakan kasus COVID-19 seperti pada Juni dan Juli lalu.
"Sekarang PR (pekerjaan rumah) jangan karena merasa aman terus lepas masker lalu tidak jaga jarak, jangan, protokol kesehatan tetap harus diikuti," kata Anies di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (21/9).
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan puncak kasus DBD di Jakarta? 'Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun,' terangnya.
Di sisi lain, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan bahwa saat ini kasus aktif di Ibu Kota mencapai 2.569 jiwa dengan penambahan kasus baru sebanyak 91 jiwa.
Penambahan ini, kata dia, menjadikan DKI Jakarta mengalami kembali kasus di bawah 100 orang setelah terakhir kali terjadi pada 29 Juni 2020.
"Ini adalah penambahan kasus harian di bawah 100 dan lebih rendah, pernah seperti ini tanggal 29 Juni 2020, jadi sudah lebih dari setahun kita tidak pernah penambahan kasus di bawah 100," kata dia.
Dia menambahkan bahwa saat ini angka persentase kasus positif (positivity rate) di Ibu Kota sudah menyentuh 0,7 persen sehingga kondisi pandemi di Jakarta bisa terkendali.
Kondisi ini tercapai berkat kolaborasi dari berbagai pihak yang mendukung penerapan prokes dan gerakan vaksinasi bagi warga.
"Jadi kita bisa mengatakan Alhamdulillah atas kerja seluruh pihak kolaborasi kondisi pandemi di Jakarta bisa terkendali," kata dia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca Selengkapnya