Disiapkan ratusan unit rusun, kenapa warga bantaran ogah pindah?
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah unit rusunawa bagi warga bantaran sungai yang tergusur karena program normalisasi sungai dan kali di DKI Jakarta. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Ika Lestari Adji mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya segera memindah warga yang bermukim di bantaran.
Seperti, warga Kelurahan Pinangsia, Taman Sari, Kampung Pulo, dan Bidara Cina.
"Untuk warga Pinangsia, kita sudah siapkan kuota 114 unit rusun. 43 Unit di rusunawa Komarudin dan Pulogebang, tujuh unit di rusunawa Daan Mogot dan 64 unit di rusunawa Marunda," ujar Ika saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/6).
-
Kenapa penduduk Kampung Nagog pindah? Warga di kampung itu mulai pindah pada tahun 1972. Selain itu, lahan di kampung itu tidak bisa digunakan untuk bertani karena banyak babi hutan yang biasanya mengincar hasil tani.
-
Apa alasan warga Kampung Mati pindah? Pada zaman dulu, ada sekitar 20 KK yang tinggal di kampung itu. Namun kehidupan di sana sungguh sulit. Selain berada di zona rawan longsor, hasil pertanian di sana sering menjadi serangan monyet ekor panjang. Hal inilah yang membuat warga tidak betah dan akhirnya memilih pindah.
-
Kenapa Okie Agustina harus pindah dari rumahnya? Namun sayangnya, dalam beberapa tahun mendatang, kediaman ini akan segera ditinggalkan.
-
Kenapa warga Kampung Nagog banyak yang pindah? Mereka terpaksa pindah karena akses jalannya yang susah. Apalagi mereka harus menyekolahkan anak, bekerja, dan lain sebagainya.
-
Kenapa Auj membenci penduduk kota? Auj sangat membenci penduduk kota yang memusuhi Nabi Nuh as.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Ika menjelaskan, sampai saat ini jumlah unit rusun yang disediakan bagi warga Pinangsia, memang baru ditempati oleh 11 Kepala Keluarga (KK). Rinciannya, 4 KK di rusunawa Komarudin, 2 KK di rusunawa Pulo Gebang, 4 KK di rusunawa Daan Mogot, dan 1 KK di rusunawa Marunda.
"Sisanya belum ada lagi yang datang ke dinas," ujarnya.
Sementara itu warga Kampung Pulo, lanjut Ika, jumlah total warga yang direlokasi ke rusunawa Jatinegara Barat, saat ini telah mencapai 384 KK, dari 518 KK di RW 1, RW 2 dan RW 3.
Ika mengatakan, sejak Jumat (5/6) lalu, warga Kampung Pulo yang akan menempati rusun diberi sosialisasi dan diikutsertakan dalam pendataan pada hari Sabtu (6/6) hingga hari Senin (8/6) kemarin.
"Sisanya masih ada 134 KK lagi yang belum pindah ke rusunawa Jatinegara Barat. Harapan kita dalam minggu ini mereka harus pindah atau direlokasi," pungkasnya.
Diketahui, setelah warga Kampung Pulo selesai direlokasi ke rusunawa, penertiban hunian liar di Kali Ciliwung kembali akan dilanjutkan Pemprov DKI di RW 10 Bukit Duri, Jakarta Selatan. Rencananya, 197 KK yang ada di kawasan tersebut akan direlokasi ke rusunawa Cipinang Besar Selatan sebanyak 144 KK, dan rusunawa Pulo Gebang sebanyak 24 KK.
Sosialisasi terkait relokasi warga Bukit Duri, Jakarta Selatan ini, akan diagendakan pada Rabu (10/6) besok. Kemudian diikuti pendataan dan pengundian unit rusun pada 12-14 Juni, untuk kemudian dilanjutkan dengan poses relokasi pada15-16 Juni 2015 mendatang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaAksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.
Baca SelengkapnyaWaktu berjalan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara pun menawarkan warga untuk pindah ke rumah susun lain.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca Selengkapnya