Gubernur Anies Harap PPKM Level Tiga Tekan Rasio Positif Covid-19
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan intervensi pemerintah dengan meningkatkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi level tiga dapat menekan rasio kasus positif COVID-19 sepekan terakhir sebesar 23,1 persen atau berada di atas batas aman sebesar lima persen.
"Intervensi ini dengan melakukan pembatasan mobilitas yang biasa kita kenal PPKM dan levelnya adalah level tiga sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah pusat," kata Anies melalui akun Instagram @aniesbaswedan, di Jakarta, Rabu (9/2).
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta per Selasa (8/2) pemeriksaan atau testing COVID-19 selama sepekan terakhir mencapai 367.215 orang dengan persentase kasus positif mencapai 23,1 persen.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan puncak kasus DBD di Jakarta? 'Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun,' terangnya.
Sedangkan target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Jakarta setiap pekan mencapai 10.645 pemeriksaan.
Dengan demikian, jumlah pemeriksaan di Jakarta melampaui target WHO dengan rata-rata kisaran 35-40 kali lipat.
"Ini angkanya sangat tinggi. Ini pun belum termasuk tes antigen yang juga tidak kalah tinggi di Jakarta," katanya.
Menurut dia, meski jumlah tes tinggi, namun masih kalah cepat dengan pertambahan kasusnya, begitu juga dengan pelacakan (tracing) kontak erat dari kasus konfirmasi positif COVID-19.
DKI mencatat hingga Selasa (8/2) pertambahan kasus positif COVID-19 di Ibu Kota mencapai 10.817 kasus sehingga total kasus positif COVID-19 sejak awal kemunculan pada Maret 2020 mencapai satu juta kasus.
Sedangkan kasus aktif yang dirawat atau diisolasi bertambah mencapai 5.627 kasus sehingga menjadi total 80.162 kasus.
Jumlah pasien sembuh bertambah 5.150 orang sehingga total menjadi 910.435 orang dan jumlah meninggal bertambah 40 jiwa sehingga total menjadi 13.872 jiwa.
Untuk itu, melalui PPKM level tiga, kantor yang bergerak di sektor non-esensial diharapkan kembali menerapkan kerja dari rumah atau WFH dan hanya 25 persen karyawan yang bekerja dari kantor.
Sekolah sudah ditetapkan 50 persen Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan orang tua diberi kebebasan untuk memilih apakah anaknya ikut sekolah atau anaknya belajar dari rumah.
"Juga, tempat tempat publik dikurangi kapasitasnya. Jadi, ke depan, kami akan melakukan pengetatan protokol kesehatan di semua tempat. Utamanya penggunaan masker dan 'check in' PeduliLindungi di tempat umum," imbuh Anies.
Pihaknya akan rutin melakukan pemeriksaan dan mengingatkan masyarakat untuk tidak memasuki tempat umum tanpa menyediakan aplikasi PeduliLindungi.
Masyarakat diminta melapor apabila menemukan tempat atau fasilitas umum tanpa aplikasi PeduliLindungi salah satunya melalui aplikasi Jakarta Kini (JaKi).
"Bila kita menyaksikan sebuah tempat sudah penuh, hindari untuk masuk. Jauhi, kenapa? Karena Omicron ini mudah sekali menular dan potensi itu harus kita hindari," imbuh Anies.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Jakarta tersebut terhitung sejak Januari hingga Juni 2023.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca Selengkapnya