Isu pemimpin Islam dan non-Islam masih laku di Pilgub DKI 2017?
Merdeka.com - Meski masih satu tahun lagi, tensi politik pemilihan calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang semakin memanas. Berbagai macam isu pun sudah mulai diluncurkan oleh para kandidat cagub DKI untuk merebut hati warga DKI.
Di media sosial, isu soal pemimpin non muslim kembali menjadi pembahasan. Bagi kubu anti Ahok, isu ini digunakan untuk mengingatkan para pemilih terutama dari kalangan umat Islam agar mengutamakan memilih pemimpin yang seagama.
Status Ahok yang seorang Kristiani dengan etnis Tionghoa pun kembali diungkit-ungkit. Namun benarkah menggunakan isu SARA masih laku di Pilgub DKI 2017 mendatang?
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kenapa SARA sering jadi penyebab konflik? Konflik horizontal terbentuk antara individu atau kelompok yang memiliki identitas SARA yang berbeda, sedangkan konflik vertikal terbentuk antara kelompok yang memiliki perbedaan status atau kekuasaan.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyebutkan isu SARA diprediksi akan digunakan untuk menyerang siapapun calonnya dalam Pilgub DKI 2017.
"Itu memang masih, walaupun masih tipis dibanding pada pertama kali, nanti pesaingnya bisa mengutak-atik soal isu tersebut," ucapnya ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (13/2) malam.
Walau isu itu tetap akan menjadi bahasan di kalangan pemilih, Siti menilai, para pemilih di Jakarta tidak akan mudah terpengaruh.
"Sepertinya masyarakat nanti akan melihat sikap pemimpin, bukan agama atau ras. Yang akan dilihat nanti adalah sosok yang bisa memimpin warganya yang keras tetapi santun," bebernya.
"Isu tersebut akan disisipi nanti ditambah, contoh Ahok yang memiliki sikap arogan dan dirinya kan petahana yang sikapnya selalu dilihat orang. Jadi bukan masalah agama saja nanti yang dilihat," jelasnya.
Siti menilai, berbeda dengan Pilgub 2012 lalu saat Ahok hanya menjadi cawagub, serangan terhadap Ahok sebagai cagub incumbent di Pilgub 2017 akan sangat masif dari para penantangnya.
"Kan Ahok sekarang bukan cawagub tapi calon DKI 1 apalagi dia petahana jadi ya seharusnya dia bisa jaga sikap. Kan mana kita tahu orang yang ingin bersaing bisa menyerang dari sikapnya dan berujung ke isu SARA seperti agama atau etnis," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai politik mulai menjaring jagoan masing-masing untuk diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaCak Imin masih fokus pada gugatan sengketa Pemilihan Presiden.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai sosoklah yang harus lebih menonjol dibanding partai di Pilkada.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaMardani ingin agar debat berikutnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bisa lebih tajam lagi.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaPartai politik sudah mulai menjaring sejumlah tokoh yang dipertimbangkan diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPartai Keadilan Sejahtera (PKS) menyiapkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaIsu pelanggaran HAM kembali dimunculkan dan dikaitkan dengan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKeberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elit politik dalam kampanye-kampanyenya.
Baca SelengkapnyaNasDem akan prioritaskan koalisi dengan partai koalisi perubahan, PKS dan PKB.
Baca Selengkapnya