Membela diri, RS Harapan Bunda klaim juga jadi korban vaksin palsu
Merdeka.com - Ketua Komite Medis Rumah Harapan Bunda, Dokter Seto Hanggoro mengaku, pihaknya hanya menjadi korban dalam kasus peredaran vaksin palsu. Dia berdalih masuknya vaksin palsu melalui oknum dokter berinisial I dan perawat berinisial I tidak diketahui pihak rumah sakit.
"Saya terus terang prihatin yang dalam atas kejadian adanya indikasi vaksin palsu di RS Harapan Bunda. Kami juga korban atas kejadian ini," kata Seto di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7).
Hal tersebut diucapkan Seto saat membacakan pernyataan pihak RS di depan ratusan orang tua pasien siang tadi. Pernyataan Seto pun sontak membuat warga geram.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang merasa ditipu? 'Bud, gue bener-bener apes banget hari ini.' Budi: (penasaran) 'Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu.' Andi: 'Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online.'
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
"Kami yang korban, bukan anda. Anda hanya menikmati uangnya saja," teriak salah satu warga.
Mendengar protes dari warga, Seto yang didampingi manajemen RS yang lain pun memberikan pembelaan. Dia menyebut peredaran vaksin palsu di lingkungannya dilakukan secara pribadi oleh oknum dokter berinisial I dan perawat berinisial I.
Lebih lanjut, dia menjamin RS Harapan Bunda membeli vaksin dari distributor resmi. Namun, pada periode bulan Maret-Juni diakuinya terjadi kekosongan ketersediaan vaksin.
"Ada juga oknum RS, dalam hal ini perawat yang menawarkan vaksin itu ke dokter anak yang praktik di sini. Pihak rumah sakit tidak tahu," pungkasnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan sejumlah warga memang belum terbukti, tapi bukan berarti keresahan itu mesti dianggap isapan jempol.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut mengaku diminta menebus obat dan alat untuk bayinya padahal sudah memakai BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaKPK menduga oknum dokter atau mantan dokter di rumah sakit dan manajemen ikut bermain dalam praktik korupsi ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau agar tidak mudah percaya dan tetap tenang dengan berbagai modus yang terjadi mengatasnamakan BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaPosko dibuka untuk menerima pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Baca SelengkapnyaMengetahui masalah tersebut, Pahala Nainggolan tak segan-segan menempuh jalur hukum
Baca SelengkapnyaKorban desak si Kembar Rihana-Rihani kembalikan duit.
Baca SelengkapnyaMeski donasi seharusnya digunakan untuk membantu yang membutuhkan, sejumlah kasus justru memperlihatkan dana tersebut diselewengkan.
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan akan diberikan keuntungan setiap bulannya sebesar 10 persen
Baca SelengkapnyaDi antara mereka ada yang mengajukan pinjaman kecil hingga hanya dipinjam namanya oleh seseorang.
Baca SelengkapnyaNasabah yang mengaku korban bukan tipe masyarakat yang buta finansial.
Baca SelengkapnyaJika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.
Baca Selengkapnya