Pantaskah Ahok fitnah anak buah di depan umum?
Merdeka.com - Banjir yang menggenangi Jakarta beberapa hari lalu menuai polemik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan bawahannya. Pasalnya, Ahok menuding banjir terjadi karena anak buahnya tak becus dalam menyelesaikan proyek penanggulangan banjir.
Tudingan Ahok mengarah pada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Kegeraman ini langsung disampaikan dalam rapat penanggulangan banjir bersama jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya. Dengan nada tinggi, Ahok menyindir jajarannya lamban dalam bekerja menata air.
Dia pun mengaku lelah selalu dituding tak bisa menyelesaikan masalah klasik di Ibu kota itu. Padahal, banyak anak buahnya yang pintar dan bergelar insinyur.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa banjir terjadi di Bali? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
"Saya minta di rapat ini jangan anggap saya sebagai Gubernur. Ikutin istilah kampung saya kalau bodoh nurut, kalau pinter ngajar," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (22/4).
Selain itu, Ahok juga curiga anak buahnya diam-diam berada di kubu pesaingnya dalam Pilgub DKI, Yusril Ihza Mahendra.
"Kalau ada warga di situ dipindahin dong apa susahnya sih, kenapa Bapak enggak jalan, jangan-jangan Pak Rustam ini satu pihak dengan Yusril lagi nih," ungkapnya.
Mengenai tudingan Ahok kepada bawahannya, pengamat politik menanggapinya beragam. Ada yang menilai sikap Ahok sudah sangat wajar, ada pula yang mengecam perbuatan politisi Gerindra itu.
Pengamat politik, Arbi Sanit mengatakan sikap Ahok terhadap Wali Kota Rustam Effendi merupakan bentuk teguran atasan kepada bawahannya. Hal itu sah-sah saja.
"Kamu (atasan) berhak menilai anak buah," kata Arbi saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (24/4).
Menurut pakar politik dari Universitas Indonesia (UI) ini, Ahok memang khas dengan gayanya yang tegas. Dan setiap pemimpin memang membutuhkan karakter demikian.
"Ahok gayanya begitu (tegas), bukan gaya Joko Widodo. Modelnya kan kayak Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI). Biarkan saja," ujar dia.
Berbeda dengan Arbi, Pengamat politik Hendri Satrio menuturkan Ahok tidak seharusnya menyalahkan Wali Kota Rustam Effendi hingga menuding bersekutu dengan calon Gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra.
"Wah enggak boleh harusnya. Tapi Wali Kota juga jangan buka-bukaan masalah internal ke publik kecuali memang mau mundur," jelasnya.
Jelang Pilgub DKI 2017 ini, kata Hendri, Ahok memanfaatkan kesempatan untuk menampilkan diri agar terlihat berada pada posisi yang benar dan selalu mengeluarkan kebijakan yang tepat.
"Dia kan sedang berusaha seolah sedang dizolimi. Ini kan jadinya sejalan dengan strategi Ahok yang ingin menunjukkan bahwa dia sedang diserang dari luar dan dari dalam," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca Selengkapnya