PNS ini sebut gaya kepemimpinan Ahok karena tuntutan warga
Merdeka.com - Cara kerja dan gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikenal cepat, taktis dan suka meledak-ledak. Tak sedikit pihak yang mengkritik. Bahkan, banyak juga bawahannya yang mengeluh dan tidak sanggup mengikuti cara Ahok dalam membenahi Jakarta.
Ahok menuntut PNS bekerja seperti dirinya. Bagi yang tidak bisa mengikuti akan dipecat atau mundur dengan sendirinya.
Sebut saja, eks Kepala Dinas Tata Air, Tri Djoko Sri Margianto, eks Kepala Dinas Perindustrian dan Energi M Haris Pindratno pada tahun 2015, dan terbaru eks Wali kota Jakarta Utara, Rustam Effendi. Mereka adalah nama-nama yang memilih mundur karena tidak sepaham dan tidak cocok dengan sistem kerja Ahok.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa jabatan Adi Suryanto? Dilansir dari Lan.go.id, Prof. Dr. Adi Suryanto MSi., CHRM menjabat sebagai kepala LAN sejak tahun 2015.
-
Kenapa Edi Sudrajat dikenal sederhana? Melansir dari kanal merdeka.com, Edi Sudrajat dikenal sebagai prajurit yang penuh kesederhanaan.
Fakta ini pun dibenarkan oleh anak buah Ahok yang menjabat sebagai Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP), Edy Junaedi. Ia menilai cara kerja Ahok menyesuaikan dengan budaya dan karakter warga DKI yang cenderung menuntut perubahan yang cepat.
"Warga Jakarta kan punya karakter ingin menuntut perubahan yang cepat. Beda dengan daerah lain," kata Edy saat ditemui di ruangannya, Selasa (3/5).
Saat ditanya, apakah pejabat dan PNS yang memilih mundur karena kerasnya watak dan pembawaan Ahok, Edy mengatakan bisa saja hal itu ada hubungannya. Secara pribadi, dia mengaku tak masalah karena setiap pemimpin punya perbedaan budaya kerja saja.
"Bisa jadi, ini soal budaya kerja saja, yang biasanya lebih santai sekarang cepet sekali," tegasnya.
Sebelumnya, Edy mengaku cocok dengan sistem dan cara kerja Ahok. Baginya, dengan ritme kerja yang cepat, malah menjadi tantangan tersendiri dan memacu adrenalinnya untuk lebih giat kerja.
"Beliau kan very-very high speed. Saya cocok aja ya, adrenalin saya malah terpacu. Beliau enggak tutup sama inovasi, ide di PTSP banyak dari beliau," ujar Edy.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaPDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2022, Kemenda telah mengimplementasikan internalisasi budaya Ber-AKHLAK, yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021.
Baca Selengkapnya"Jangan kita malah saling menjatuhkan satu sama lain, tapi kita harus coba tampilkan yang terbaik," kata Sandi
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaAnies merasa tak perlu memberikan penilaian terkait Pemprov DKI.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca Selengkapnya