Proyek 'siluman' bernilai fantastis berseliweran di APBD 2015
Merdeka.com - Pengesahan APBD DKI 2015 masih terkatung-katung di Kementerian Dalam Negeri. Sebelumnya, saat anggaran itu akan diketok dengan total Rp 73 triliun lebih, sejumlah perdebatan juga terjadi antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD.
Sebenarnya, perselisihan ini bukan pertama kali terjadi. Tapi sepertinya, ini menjadi puncak sebab DPRD sampai mengajukan hak angket terhadap pria yang akrab disapa Ahok itu.
Ahok mengendus kelakuan nakal DPRD yang mengakali pos anggaran Dinas Pendidikan. Temuan itu terlihat jelas pada sistem e-budgeting yang dia terapkan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana DPR melakukan penyelidikan hak angket? Proses dari hak angket ini dimulai dengan pembentukan tim angket yang terdiri dari anggota DPR. Tim angket kemudian melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti-bukti terkait kebijakan atau masalah yang sedang diselidiki.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Dana siluman itu dipergunakan untuk sejumlah fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar. Yang buat geleng-geleng kepala, nilainya mencapai Rp 12,1 triliun.
Ahok menegaskan tak pernah mengajukan itu, dia menuding didalangi DPRD DKI. Sebaliknya, DPRD yakin dana itu muncul karena disetujui Ahok.
Perang dingin ini terus bergulir. Apalagi Ahok mulai melakukan perlawanan dengan membeberkan bukti sejumlah temuan di 2014. Tak tanggung-tanggung, Ahok melaporkan tindakan dugaan korupsi itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dari data yang didapat sejumlah wartawan, memang draf APBD DKI yang diberikan ke Kemendagri terdiri dari dua versi. Versi pemprov yang tak mencantumkan dana siluman di Dinas Pendidikan DKI dan versi DPRD yang mencantumkan dana siluman itu.
Dari penganggaran versi DPRD, memang ditemukan sejumlah pengadaan yang tak masuk akal dengan nilai fantastis. Mirip dengan anggaran pendidikan di 2014.
Berikut proyek-proyek yang dinilai Ahok cuma remeh temeh tapi dianggarkan miliran:
Pengadaan scanner dan printer 4D
DPRD khususnya Komisi E menyepakati segala fasilitas penunjang kegiatan belajar siswa harus terpenuhi. Salah satunya, pengadaan Scanner dan printer canggih versi DPRD dengan kemampuan 4 D.Pada tahun ini, pengadaan dua barang itu mencapai total lebih kurang Rp 1,2 triliun. Nilai ini cukup fantastis.Rencananya ada 40 sekolah yang bakal menerima. Tiap sekolah dianggarkan Rp 3 miliar. Sekolah tersebut terdiri SMP, SMK dan SMA.
Pengadaan alat fitnes
Zaman dulu, pelajaran olahraga mayoritas dilakukan di udara terbuka lingkungan sekolah. Olahraga yang dipilih pun masih yang umum-umum saja.Sekarang ini, rupanya sekolah ingin menyediakan fasilitas kebugaran/fitness di sekolah-sekolah. Pengadaan alat fitnes muncul di APBD 2015 versi DPRD.Satu sekolah mendapatkan anggaran Rp 2.500.000.000 untuk membeli alat fitnes. Data yang terlampir menyebut fasilitas ini disediakan untuk SMA dan SMK.Sebagian sekolah membenarkan memang meminta alat fitnes. Tapi sebagian kaget, ada yang meminta panci tapi dikirimi alat fitnes.Berikut ini daftar sekolah yang meminta alat fitnes versi anggaran DPRD:1. Pengadaan Peralatan Fitness SMA Negeri Untuk Kecamatan Pancoran: Rp 2.500.000.0002. Pengadaan Peralatan Fitness SMK Negeri Untuk Kecamatan Kebayoran Baru: Rp 2.500.000,0003. Pengadaan Peralatan Fitness SMK Negeri Untuk Kecamatan Mampang: Rp 2.500.000.0004. Pengadaan Peralatan Fitness SMK Negeri Untuk Kecamatan Pasar Minggu: Rp 2.500.000.0005. Pengadaan Peralatan Fitness SMK Negeri Untuk Kecamatan Setia Budi: Rp 2.500.000.0006. Pengadaan Peralatan Fitness SMK Negeri Untuk Kecamatan Tebet: Rp 2.500.000.000
Muncul buku Trilogi Ahok
Dalam RAPBD versi DPRD yang akan diserahkan ke Kemendagri, tercantum pula penganggaran buku tentang Ahok. Buku itu berjudul Trilogi Ahok yang dibuat dalam tiga versi.Versi pertama berjudul Nekad Demi Rakyat, versi kedua Dari Belitung Menuju Istana dan Tionghoa KeturunanKu, Indonesia Negara Ku Membangun. Setiap buku, masing-masing dianggarkan Rp 10 miliar. Artinya, untuk ketiga buku itu disiapkan Rp 30 miliar.Ahok menegaskan tak pernah menganggarkan ketiga buku itu. Lagi pula, katanya, apa untungnya dia membuat buku dengan judul-judul demikian."Ngapain bikin buku trilogi, itu namanya fitnah banget. Gue masih mampu bikin buku gue sendiri!" katanya dengan nada geram usai mengisi acara di sela kunjungan di Rutan Pondok Bambang, beberapa waktu lalu.
UPS di 2014
Di anggaran tahun lalu, sejumlah penganggaran fantastis di Dinas Pendidikan sudah terendus Ahok. Yang paling mencolok, anggaran pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS).UPS ini diterima hampir di semua sekolah. Tiap sekolah mendapatkan Rp 5,8 miliar. Padahal, harga d ipasarannya untuk daya tertinggi hanya Rp99 juta.Lucunya lagi, setelah ditelusuri alamat pemenang tender ternyata fiktif. Tapi DPRD keukeh itu memang diajukan pemprov.Pihak sekolah pun sebagian kaget dengan pengiriman UPS meski tak pernah meminta.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik KPK menggeledah rumah dinas Abdul Halim Iskandar di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat lalu.
Baca SelengkapnyaKejaksaan menahan eks Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman, tersangka korupsi dana alokasi khusus (DAK) tahun 2018 yang merugikan negara Rp8,2 miliar.
Baca SelengkapnyaLedia meminta klarifikasi kepada pejabat anak buah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Baca SelengkapnyaKepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan sebanyak 36,67 persen anggaran yang tidak digunakan untuk pembangunan proyek strategis nasional
Baca SelengkapnyaPenyidik KPK telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa terkait tiga proyek pembangunan di Kalsel.
Baca SelengkapnyaSalah satu gedung yang disatroni oleh penyidik yakni gedung ruang kerja di gedung Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Dispendik Jatim dan seorang kepala sekolah SMK swasta korupsi uang pembangunan sekolah hingga Rp8,2 miliar. Begini nasibnya sekarang
Baca Selengkapnya"Karena itu sudah masuk ke bukan lagi pelanggaran ASN ya gitu ya. Nanti bisa bagian hukum," kata MenPAN Anas.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah rumah dinas Mendes Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi saat menjabat sebagai Kades.
Baca SelengkapnyaSelain Sahbiri, KPK juga menetapkan enam orang lainnya sebagai tersangka. Di antaranya ada pejabat di lingkungan Pemprov Kalsel.
Baca SelengkapnyaAksi culasnya itu merugikan negara hingga Rp1.158.628.535
Baca Selengkapnya