Sebagai Gubernur, tak etis Ahok maki-maki anak buahnya di depan umum
Merdeka.com - Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terhadap Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi. Dia menilai, Ahok tak etis menuding dan mengecam anak buahnya di sebuah forum terbuka.
"Sebagai gubernur dan pemimpin DKI 1, Ahok tidak sepantasnya melakukan hal itu. Sebagai pemimpin, Ahok mestinya memahami dan menghayati posisi peran dan fungsinya berdasarkan undang-undang DKI Jakarta," ujar Zuhro saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (26/4).
Menurut Zuhro, idealnya seorang gubernur mampu mengkoordinasikan anak buahnya demi jalannya program Pemprov DKI Jakarta. Tidak serta merta langsung menyalahkan dan mengecamnya di depan publik seperti yang dilakukan Ahok terhadap Rustam.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Zuhro menegaskan, emosi Ahok dan ingin menang sendiri tak baik dalam hubungan pemimpin dan bawahan. Dia mengingatkan, Ahok sebaiknya belajar dan memperbaiki cara berkomunikasi dengan semua orang. Lebih-lebih terhadap jajaran anak buahnya.
"Betutur kata dan berperilaku yang berlebihan akan merugikan efektivitas pemerintahan. Dampak negatifnya akan sangat besar terhadap birokrasi. Koordinasi, bimbingan dan pengawasan antar jenjang pemerintahan," jelas Zuhro.
"Dalam sistem demokrasi mensyaratkan nilai-nilai budaya yang kompatibel dengan demokrasi. Nilai-nilai itu antara lain saling percaya dan saling nenghargai. Bukan sebaliknya perilaku negatif mencaci maki yang membuat orang lain dipermalukan dan merasa terhina," tandasnya.
Seperti diketahui, banjir yang menggenangi Jakarta beberapa hari lalu menuai polemik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan bawahannya, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Ahok menuding Rustam tak becus dalam menyelesaikan proyek penanggulangan banjir.
Kegeraman Ahok terhadap Rustam ini langsung disampaikan dalam rapat penanggulangan banjir bersama jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya. Dengan nada tinggi, Ahok juga menyindir Rustam mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017.
Tak terima dengan tudingan Ahok, Rustam memilih mundur dan melepaskan jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara. Dia merasa Ahok sebagai atasannya sudah tak menghargai kinerjanya.
"Intinya menurut saya apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur itu, bahwa Pak Gubernur menilai kinerja saya masih kurang, nah kalau sebagai bawahan dinilai atasan kinerjanya masih kurang, saya berpikir ya sudah saya mengundurkan diri saja," jelas Rustam di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (26/4).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok keluar ruangan sambil berlari usai mendengar pidato Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca Selengkapnya