Sekolah tak pernah ajukan, darimana Disdik bisa anggarkan UPS Rp 6 M
Merdeka.com - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menganggarkan pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) sebesar Rp 6 miliar kepada setiap sekolah. Ternyata tak semua sekolah mengajukan dan menerima barang yang diduga merupakan dana siluman yang diajukan DPRD DKI Jakarta.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 41, Jakarta Nur Rahman mengaku tak pernah mengajukan UPS yang ramai diberitakan. Tak hanya itu, sekolah ini pun tidak menerima benda tersebut meski masuk ke dalam anggaran pengadaan alat yang dibuat Disdik DKI.
"Enggak ada (barangnya). Enggak pernah ajuin," aku Nur saat dikonfirmasi merdeka.com via telepon, Jakarta, Jumat (27/2).
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
Meski demikian, Nur mengungkapkan pernah mengajukan beberapa benda untuk kepentingan belajar dan mengajar. Hanya saja, anggaran yang diminta pun hanya Rp 100 juta, tidak lebih.
"Kita memang mengusulkan pengadaan, tapi di bawah Rp 100 juta," ungkapnya.
Lain lagi dengan SMP Negeri 37 Jakarta, sekolah yang terletak di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan mengaku memang mengajukan UPS kepada Disdik DKI Jakarta. Namun, mereka tidak pernah mengajukan besaran anggaran maupun bentuk UPS yang dibutuhkan.
"Untuk anggaran 2014 kami memang mengajukan. Barangnya terdiri dari satu paket dan kami hanya menerima saja," ujar Staf Tata Usaha SMP Negeri 37, Raco kepada merdeka.com.
Untuk diketahui, dalam data yang dibeberkan Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, SMP Negeri 37 menerima anggaran pengadaan alat dual program bahasa Inggris dan Mandarin senilai Rp 1,37 miliar, pengadaan UPS Rp 6 miliar. Jumlah yang sama juga dianggarkan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan untuk pengadaan UPS Rp 6 miliar.
Sedangkan SMP Negeri 41 Jakarta juga menerima anggaran pengadaan UPS senilai Rp 6 miliar. Tak hanya itu, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan juga menggelar pengadaan UPS bagi sekolah ini dengan angka yang sama.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejaksaan menahan eks Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman, tersangka korupsi dana alokasi khusus (DAK) tahun 2018 yang merugikan negara Rp8,2 miliar.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Dispendik Jatim dan seorang kepala sekolah SMK swasta korupsi uang pembangunan sekolah hingga Rp8,2 miliar. Begini nasibnya sekarang
Baca SelengkapnyaHadiman mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan adanya tersangka baru dalam kasus korupsi Disdik Sumbar.
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca SelengkapnyaPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan indikasi praktik korupsi yang terjadi di lingkup Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca SelengkapnyaDugaan jual beli buku dan seragam di sekolah Situbondo menggegerkan masyarakat. Begini faktanya.
Baca SelengkapnyaLedia meminta klarifikasi kepada pejabat anak buah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaAliran dana diduga tertuju pada oknum guru di sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaDisdik Jakarta telah mengingatkan sejak 2017, agar tak mengangkat guru honorer.
Baca SelengkapnyaDari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra, Nuroji curiga anggaran tersebut hanya dipakai untuk rapat.
Baca Selengkapnya