Sering marahi anak buah, bukti Ahok seorang bos bukan pemimpin
Merdeka.com - Gaya kepemimpinan Basuki T Purnama (Ahok) di DKI Jakarta terus mendapat sorotan. Terlebih, saat ini semakin dekat dengan pertarungan Pilgub DKI Jakarta 2017.
Ada yang senang dengan gaya tempramental Ahok dalam memimpin anak buahnya. Jargon bersih dari korupsi tapi tempramen pun dianggap maklum buat seorang Ahok.
Namun, tidak sedikit pula yang tak sependapat dengan cara marah-marah Ahok kepada anak buah dan menuding berbagai pihak jika terjadi sesuatu yang salah. Ahok bahkan tak segan memarahi anak buahnya di depan forum, orang banyak dengan kata-kata kasar.
-
Siapa saja yang bertarung di Pilgub Jakarta? Kubu Pramono Anung-Rano Karno meyakini memenangi Pilkada satu putaran dengan perolehan 50,7 persen plus 2.943 suara. Sementara itu pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) meminta sejumlah pihak bersabar menanti pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baru-baru ini misalnya, Ahok tampak naik pitam terhadap Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi, yang dinilainya tidak becus menangani banjir di wilayah kekuasaannya. Ahok menuding Rustam telah membelot ke bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, lantaran tidak merelokasi warga yang tinggal di bawah kolong jembatan tol Ancol.
Karena tak segera direlokasi, proyek penanggulangan banjir yang diminta sejak tahun lalu mangkrak. Akibatnya, Rustam pun kena damprat Ahok.
Menanggapi gaya komunikasi Ahok yang meledak-ledak dan menuding sana sini, Guru besar ilmu politik Universitas Indonesia (UI), Budyatna menilai, seorang pemimpin tidak pantas melakukan hal tersebut di muka umum. Sikap tersebut menurut Budyatna merupakan mental bos kepada bawahannya.
Dia menjelaskan, ada etika tertentu yang mesti dilakukan seorang pemimpin menghadapi anak buah yang dinilai ngeyel terhadap kebijakannya. Misalnya, dengan memanggil anak buah tersebut dan memberi arahan jika masih belum ada perubahan, Budyatna mengatakan, bisa saja pemimpin tersebut memberikan teguran keras atau bahkan memecat tapi tidak di depan umum.
"Ya itu watak bos, bukan pemimpin, mestinya tanggung jawab keluar itu Ahok. Memang itu kekuasaan wali kota, tapi struktur jabatan tertinggilah yang memiliki peran besar. Bisa saja secara diam-diam dia memarahkan anak buahnya," ujar Budyatna saat dihubungi oleh merdeka.com, Sabtu (23/4).
Dia bahkan memberikan contoh, sikap yang seharusnya Ahok lakukan seperti mengakui kekurangannya dalam menangani banjir kepada khalayak ramai, bukan malah menyalahkan anak buah. Meskipun dalam hal banjir di Jakarta Utara merupakan kewenangan wali kota yang bertanggung jawab terhadap lokasi dimana adanya banjir.
"Iya saya mohon maaf atas kekurangan pemprov kami dalam menangani banjir, kami sudah melakukan yang terbaik. Jika saat ini masih terjadi banjir itu kami jadikan evaluasi," tutur Budyatna sambil mencontohkan pernyataan apa yang sebaiknya Ahok lakukan.
Budyatna khawatir, jika Ahok terus menyalahkan anak buah, hal tersebut hanya akan menjadi boomerang bagi mantan Bupati Belitung Timur itu. Bukannya lebih baik, Budyatna menambahkan, ke depannya para anak buah akan malas kerja.
"Nah nanti kalau masih terus kayak gitu, anak buah bakal malas-malasan kalau kerja 'ah ngapain gue capek-capek kerja toh nantinya juga terus dimarahin'," kata Budyatna.
Munculnya sikap Ahok selalu menyalahkan anak buahnya sama saja menggambarkan komunikasi antara Gubernur dan anak buahnya tidak cukup baik. Seharusnya, imbuh Budyatna, untuk membangun sebuah pemerintahan haruslah sejalan antara pimpinan dengan anah buah.
"Bukannya langsung omel anak buah di publik, itu hanya membuat wali kota malu, akibatnya apa? Akibatnya kinerja dalam membangun perkotaan jadi enggak sejalan lagi," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAhok divonis dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama pada 9 Mei 2017.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelusuran merdeka.com, ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca Selengkapnya