Sudah 3 hari banjir di kawasan pesisir Bekasi tak kunjung surut
Merdeka.com - Banjir di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akibat luapan Sungai Citarum belum juga surut. Padahal, air menggenangi sekitar 300 rumah di sana terjadi sejak Kamis sore lalu.
"Air di rumah warga masih satu meter," kata warga di Kecamatan Muaragembong, Yusuf Maulana (33) saat dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (28/5).
Yusuf mengatakan, banjir terjadi sejak Kamis lalu itu berada di Desa Pantai Bakti dan Desa Pantai Bahagia. Banjir di sana akibat jebolnya tanggul Kali Citarum sepanjang seratus meter.Akibat banjir yang menggenangi sebagian besar jalan, warga tak bisa beraktivitas. Selain itu, sawah dan tambak warga juga kebanjiran. Otomatis mata pencaharian mereka hilang.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana lokasi tanggul yang jebol? Dalam video melalui drone, tampak cukup luasnya lahan yang terkena terjangan banjir bandang tersebut. Tampak jembatan Sungai Tuntang sudah tidak tampak seutuhnya.
Camat Muaragembong, Fachrurozi mengatakan, banjir sudah mulai surut dan ketinggian air di rumah warga juga sudah mulai turun. Pihaknya mengklaim sudah menyalurkan bantuan jangka pendek seperti logistik makanan, serta membuka dapur umum.
Fachrurozi meyakini, meski diterjang arus deras tidak ada tanggul yang jebol. Tanggul itu berada di tikungan kali dan terbuat dari tumpukan karung pasir yang ditahan menggunakan krucuk bambu.
"Tanggul permanen sudah jebol dari 2013 lalu. Itu merupakan kewenangan pemerintah pusat. Informasinya tahun depan akan diperbaiki," kata Fachrurozi.
Menurut Fachrurozi, banjir sulit surut karena berdekatan dengan laut yang sedang mengalami rob (kenaikan air laut). Otomatis air yang menggenangi rumah warga yang berjumlah sekitar 315 sulit mengalir ke laut.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyebutkan penyebab tanggul Kalibaru itu jebol karena debit air yang tinggi.
Baca SelengkapnyaBanjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaHujan deras sejak siang hingga malam hari menyebabkan tanggul Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi jebol sepanjang sekitar 20 meter, Kamis (4/1).
Baca SelengkapnyaBanjir setinggi 30 cm ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur Jakarta sejak siang hari. Kondisi tersebut juga diperparah dengan sistem drainase yang buruk.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaHujan yang mengguyur sejak malam hari membuat pemukiman warga di Kelurahan Rawa Terate terendam banjir.
Baca SelengkapnyaTanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca SelengkapnyaPetani di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus mengambil air dari kubangan sumur sedalam dua meter yang ia gali sendiri.
Baca Selengkapnya