Temui warga, Ahok sebut untuk cek hasil kerja bawahan bukan kampanye
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) santai menanggapi niatan Bawaslu DKI Jakarta yang ingin menegur dirinya dan Djarot Saiful Hidayat. Teguran didasari atas dugaan pasangan petahana ini kerap berkampanye tanpa melapor ke Bawaslu.
Ahok yang merupakan Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini membantah telah berkampanye terselubung. Dia menjelaskan, selama cuti di masa kampanye bertujuan untuk meninjau pekerjaan di lapangan. Dalam kesempatan itu, Ahok menegaskan dirinya tak berkampanye dengan mengajak warga untuk memilihnya di putaran kedua Pilkada DKI.
"Aku pernah nggak ngajak orang milih aku kalau ke lapangan? Nggak pernah tuh. Aku cuma cek kerjaan aja mumpung cuti. Lagi punya waktu cek kerjaan kan," kata Ahok di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (19/3).
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Kenapa Ahok dan Puput berlibur? Basuki Tjahaja Purnama dan Puput Nastiti Devi tengah menikmati waktu liburnya.
"Nggak pernah bilang pilih nomor dua, nggak pernah. Atau nanya, 'tahu nggak nomor saya berapa?' Nggak pernah. Aku cuma cek kerjaan," sambungnya.
Ahok menjelaskan, saat masa kampanye dirinya menjenguk warga yang tengah terbaring sakit. Hal ini, kata dia, tak termasuk dalam kampanye sebab bermaksud untuk mengetahui kondisi warga karena dirinya merupakan Gubernur DKI Jakarta.
Saat menjenguk warga yang tengah sakit, Ahok mengatakan menanyakan ke warga tersebut apakah Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta pernah mendatangi warga yang sedang terbaring sakit. Selain menjenguk, kata Ahok, kegiatan ini dapat sekaligus mengetahui kinerja para bawahannya.
"Pernah saya catet nih, begitu aktif (Jadi Gubernur DKI lagi) Rapat pimpinan saya panggil nih (Dinas Kesehatan). 'Kok tempat ini nggak sampai'," ucap Ahok.
Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat mengatakan dalam setiap kegiatan tak mungkin dapat dilaporkan ke Bawaslu terlebih dahulu. Terlebih, kata Djarot, ia memang tak setiap waktu berkampanye.
"Nggak mungkin kita daftarkan. Kalau setiap aktifitas saya didaftarkan ya repot. Contoh saya mau potong rambut nih sama keluarga, masa kita (lapor) ke Bawaslu. Mau nonton bioskop sama anak gue masa ke bawaslu," kata Djarot di Klender, Jakarta Timur, Minggu (19/3).
Djarot menjelaskan usai pencoblosan 15 Februari lalu, Ahok juga tak sering melakukan kegiatan yang bertujuan kampanye. Ia mencontohkan, Ahok lebih sering menjenguk orang sakit di Jakarta. Namun, hal ini kata Djarot, bukan merupakan agenda terselubung untuk kampanye. Saat menjenguk orang sakit, Ahok tak pula mengajak untuk memilih pasangan petahana ini di putaran kedua Pilkada.
"Saya yakin Pak Ahok tidak lakukan kampanye, kalau dia kunjungi yang sakit, kampanye nggak? Enggak dong. Kecuali dia ngumpulin beberapa orang, tokoh, sampaikan visi, misi, suruh pilih dia," ujarnya.
Maka dari itu, mantan Wali Kota Blitar ini meminta Bawaslu menjelaskan aturan terkait kampanye secara rinci. Tujuannya agar menghindari kerancuan sehingga pasangan calon tak dianggap berkampanye apabila mengikuti suatu kegiatan tertentu.
Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta, Mimah Susanti menjelaskan pihaknya telah menemukan dan menerima laporan dugaan kegiatan kampanye ilegal sejak 16 Februari. Laporan dan temuan indikasi kampanye ilegal melibatkan kegiatan dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur ibu kota, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ditugaskan untuk membantu PDIP dalam pemenangan pilkada.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku belum menerima pesan WhatsApp dari Cagub Jakarta Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaSambil tertawa, Ahok mengatakan tidak tahu di mana Jokowi
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaAhok pun mengakui berkomunikasi dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu lewat WhatsApp.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaAhok menjelaskan absennya Anies Baswedan di kampanye akbar Pramono-Rano.
Baca SelengkapnyaSampai hari ini belum diterbitkan surat pemberhentiannya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Baca Selengkapnya