Wagub DKI Ingatkan Warga Waspada Varian Covid-19 Marburg
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan warga Jakarta waspada atas varian virus baru. Ia mengimbau masyarakat agar tetap membatasi mobilitas di luar rumah.
"Memang ada varian baru, oleh sebab itu masyarakat berhati-hati, tempat terbaik adalah di rumah, laksanakan prokes, laksanakan dengan penuh disiplin dan tanggung jawab terkait dengan PPKM Level 4," ujar Riza di Balai Kota, Jumat (13/8).
Varian virus yang dimaksud yakni Marburg. Otoritas kesehatan di Guinea, Afrika Barat mengonfirmasi satu kasus kematian akibat virus Marburg, demam hemoragik yang sangat menular yang mirip Ebola. Hal ini disampaikan WHO pada Senin.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
Ini menandai pertama kali penyakit mematikan diidentifikasi di Afrika Barat. Ada 12 wabah besar Marburg sejak 1967, sebagian besar di Afrika selatan dan timur.
Kasus baru di Guinea ini pertama kali teridentifikasi pekan lalu, hanya dua bulan setelah negara itu mendeklarasikan bebas dari Ebola setelah sejumlah kasus awal tahun ini yang menewaskan 12 orang.
Dilansir Reuters, Selasa (10/8), WHO menyampaikan dalam pernyataannya, pasien Marburg tersebut pertama kali dirawat di klinik lokal sebelum kondisinya menurun dengan cepat.
Analis di laboratorium demam hemoragik nasional Guinea dan Institute Pasteur di Senegal kemudian mengonfirmasi diagnosis Marburg.
"Potensi virus Marburg menyebar jauh dan meluas berarti kita harus menghentikannya," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, dalam sebuah pernyataan.
"Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk melaksanakan respons cepat berdasarkan pengalaman masa lalu dan keahlian Guinea dalam menangani Ebola, yang menular dengan cara yang sama," jelas Moeti.
Kasus Marburg dan kasus Ebola tahun ini keduanya terdeteksi di distrik Gueckedou, dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading. Kasus pertama epidemic Ebola 2014-2016 Ebola, terbesar dalam sejarah, juga berasal dari wilayah yang sama di kawasan hutan Guinea Tenggara.
WHO menyampaikan, tingkat kematian kasus Marburg berasal mulai dari 24 persen sampai 88 persen pada wabah sebelumnya tergantung pada jenis virus dan penanganan kasus.
Lembaga PBB ini menambahkan, penularan terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Gejala termasuk sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan melalui berbagai lubang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca Selengkapnya