Warga Positif Covid di RW 03 Ciracas Tersisa 2 Orang, Karantina Mikro Sudah Dicabut
Merdeka.com - Warga RT 06 RW 03 Ciracas, Jakarta Timur, yang masih dinyatakan positif Covid-19 tersisa dua orang berdasarkan hasil tes usap "Polymerase Chain Reaction" (PCR).
Ketua RW 03 Sugiman mengatakan jumlah warga yang sembuh dari Covid-19 di wilayahnya terus bertambah. Sugiman mengatakan dua warga yang masih menjalani perawatan karena Covid-19 tersebut juga akan kembali ke rumah dalam waktu dekat.
"Sekarang hanya dua orang yang dirawat di Wisma Atlet dan mungkin beberapa hari ini kalau dinyatakan negatif bisa kembali ke rumah," kata Sugiman saat ditemui di lokasi, Rabu (2/6) seperti dikutip dari Antara.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Sugiman melanjutkan seiring dengan berkurangnya jumlah warga yang terpapar Covid-19, maka wilayahnya kini juga sudah tidak lagi menerapkan karantina mikro atau karantina wilayah berskala kecil.
Sugiman mengatakan pengawasan protokol kesehatan setelah pencabutan karantina mikro di wilayahnya akan dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 tingkat RW.
"Dari sisi pasukan Polsek sudah ditarik jadi kita pengamanannya internal Gugus Tugas Covid-19 RT/RW saja," ujar Sugiman.
Sebelumnya, sebanyak 36 warga RT 06 RW 03 Ciracas positif Covid-19 hingga membuat wilayah tersebut harus diterapkan kebijakan karantina mikro.
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian adanya klaster Covid-19 di wilayah tersebut diduga berasal dari pemudik yang baru pulang kampung usai Lebaran.
Selama pemberlakuan karantina mikro tersebut akses keluar dan masuk di lingkungan RT 06 RW 03 dibatasi dan diawasi oleh petugas gabungan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga penular cacar monyet.
Baca SelengkapnyaKemenkes memprediksi jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca Selengkapnya