7 Fakta Sejarah Goa Selarong, Pernah Menjadi Markas Besar Serdadu Perang Jawa
Merdeka.com - Goa Selarong merupakan sebuah goa kecil yang berada di Dusun Kembangputihan, Kecamatan Pajangan, Bantul. Lokasinya cukup mudah dijangkau karena tak jauh dari Kota Bantul, DIY. Di Goa Selarong, terdapat dua goa, yaitu Goa Kakung dan Goa Putri.
Sekilas, tak ada tampilan yang menarik secara visual dari kedua goa tersebut. Namun, goa itu menyimpan peristiwa besar yang menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Terutama kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro yang menjadi tokoh besar saat meletusnya Perang Jawa pada 1825-1830. Berikut selengkapnya:
Ukuran Goa Selarong
-
Dimana lokasi wisata sejarah Goa Selomangleng? Goa Selomangleng Kediri merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kediri atau Panjalu.
-
Siapa manusia goa di Kebumen? Pria itu bernama Haryono.
-
Mengapa Goa Binsari menjadi penting? Goa Binsari sendiri terbentuk secara alami. Hal ini dibuktikan dengan adanya stalaktit yang menggantung di atas gua.
-
Apa yang unik dari Goa Tanding? Keindahan Goa Tanding, tak kalah dengan wisata goa lain di Gunungkidul. Apalagi menyusuri keindahannya dengan menggunakan perahu karet yang aman dan mengarung santai.
-
Apa yang ditemukan di Goa Sentono? Di situs ini, terdapat tiga goa yang dipahatkan pada batu cadas. Goa Sentono merupakan situs kuno bersejarah yang berada di Kecamatan Berbah, Sleman. Diduga tempat ini dulunya merupakan pertapaan Hindu, karena di dinding goa terdapat gambar atau relif para dewa agama Hindu.
-
Dimana goa ditemukan? Warga Planjan, Saptosari, Gunungkidul, dikejutkan dengan fenomena alam berupa penemuan goa bawah tanah pada proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
©Kemdikbud.go.id
Sekilas, Goa Selarong hanya sebuah goa kecil yang umum dijumpai pada tempat-tempat di wilayah perbukitan. Goa itu berada di sebuah kaki bukit kapur yang jaraknya sekitar 9 km dari pusat kota Yogyakarta.
Ukuran goa itu secara keseluruhan hanya sebuah ceruk persegi dengan luas 4 x 3 meter. Namun, dulunya goa ini mampu menampung 400 orang pejuang pengikut Diponegoro. Di depan goa itu, terdapat sebuah batu yang dipakai Pangeran Diponegoro sebagai tempat bersemedi.
Pangeran Diponegoro Mengungsi ke Goa Selarong
©2020 Merdeka.com
Semua itu berawal ketika Pangeran Diponegoro dengan beraninya mencabut pancang-pancang jalan sebagai bentuk protes kesewenang-wenangan Belanda membuat jalan raya melewati pekarangan miliknya tanpa izin terlebih dahulu.
Karena berani melawan, Belanda kemudian membakar habis puri tempat kediaman Diponegoro yang berada di Tegalrejo dan sebuah masjid yang ada di dekat situ. Bahkan pada 21 Juli 1825, pasukan Belanda pimpinan asisten Residen Chevallier mengepung rumah Diponegoro untuk menangkapnya.
Namun sebelum penangkapan itu, Pangeran Diponegoro bersama laskarnya dan juga istrinya, Ratna Ningsih, telah mengungsi ke sebuah goa yang berada di Bukit Selarong. Di bukit itu, Pangeran Diponegoro bersama anggota laskarnya menempati goa sebelah barat sementara istrinya beserta putrinya menempati goa sebelah timur.
Para Bangsawan Ikut Bergabung ke Dalam Goa
©Gudeg.net
Setelah peristiwa di Tegalrejo terdengar sampai ke Kraton, banyak kaum bangsawan yang meninggalkan istana dan bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah anak cucu dari Sultan Hamengkubuwono I, II, dan III yang jumlahnya sekitar 77 orang ditambah para pengikutnya.
Para bangsawan yang berkumpul itu nantinya akan menjadi panglima perang dalam pasukan Diponegoro. Mereka adalah Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto Suryodipuro, Blitar, Kyai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabei Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.
Mengajak Penduduk Sekitar Ikut Bergabung
©Gudeg.net
Untuk menambah kekuatan melawan Belanda, Pangeran Diponegoro memerintahkan tiga pengikutnya, Joyomenggolo, Bahuyudo, dan Honggowikromo untuk memobilisasi penduduk sekitar Selarong dan bersiap melakukan perang. Di Goa Selarong mereka menyusun strategi dan langkah-langkah untuk memastikan sasaran yang akan diserang.
Dari sana pula, Pangeran Diponegoro menulis surat kepada masyarakat Kedu untuk bersiap melakukan peperangan. Dalam surat itu dia menulis sudah saatnya Kedu kembali ke wilayah Kasultanan Yogyakarta setelah dirampas oleh Belanda.
Penyerbuan
Pada 7 Agustus 1825, pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu Yogyakarta dan berhasil menguasainya. Namun dia tidak menduduki kota dan Sri Sultan HB V berhasil diselamatkan dan diamankan di Benteng Vredeburg dengan pengawalan ketat dari Kraton.
Oleh karena peristiwa itu, Belanda pun juga bersiap melakukan peperangan dengan pasukan Diponegoro. Mereka kemudian mengangkat Letnan Jenderal H.M De Kock sebagai komisaris pemerintah untuk Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang diberi hak istimewa di bidang militer maupun sipil.
Belanda Menyerang Selarong
©Gudeg.net
Selama menjadi komisaris pemerintah, Jenderal H.M De Kock telah melakukan berbagai upaya mengajak Pangeran Diponegoro untuk berdamai. Namun ajakan untuk berunding itu selalu ditolak tegas oleh Pangeran Diponegoro. Karena terus mendapat penolakan, akhirnya Jenderal De Kock memerintahkan untuk menyerbu Selarong.
Saat tiba di Selarong, desa beserta goa-nya telah sepi karena pasukan Diponegoro telah berpencar ke berbagai arah. Selanjutnya, Pangeran Diponegoro mendirikan markas di Dekso yang berlangsung kurang lebih 10 bulan dari 4 November 1925 – 4 Agustus 1826.
Taktik Cemerlang Diponegoro
Selama Pangeran Diponegoro bermarkas di Selarong, Belanda telah melakukan serangan sebanyak tiga kali. Serangan pertama terjadi pada 25 Juli 1825 di bawah pimpinan Kapten Bouwes. Dalam serangan ini, sebanyak 215 anggota pasukan Belanda menyerah. Serangan kedua terjadi pada September 1825 di bawah pimpinan Mayor Sellwinj dan Letnan Kolonel Achenbac.
Sementara itu, serangan ketiga terjadi pada 4 November 1825. Dalam pertempuran itu, setiap kali pasukan Belanda menggempur Goa Selarong maka Pangeran Diponegoro beserta pasukannya menghilang dan bersembunyi di goa-goa yang berada di sekitar Goa Selarong. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Danau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.
Baca Selengkapnya10 Goa Jepang di Indonesia: Jelajahi stalaktit, stalagmit, dan sejarah menarik di destinasi ini!
Baca SelengkapnyaDesa Segoroyoso telah ada sejak era Kerajaan Mataram Islam
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa terdapat tiga gua yang ditemukan dengan kondisi yang sempat terbengkalai.
Baca SelengkapnyaMasyarakat percara dulu goa itu digunakan sebagai petilasan Sunan Kalijaga.
Baca SelengkapnyaSitus itu diduga menjadi jalur masuk atau pintu gerbang penyebaran agama Hindu di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaKonon, dulu di gua ini ditemukan banyak peralatan dapur
Baca SelengkapnyaGua peninggalan era Majapahit ini jadi tempat favorit para resi (orang suci) untuk bertapa.
Baca SelengkapnyaDi dalam goa tersebut ada sebuah lorong terlarang yang tak boleh dimasuki siapapun
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan goa di Kabupaten Tuban yang dahulu pernah dipakai persembunyian di zaman Belanda, kini penuh dengan kelelawar.
Baca Selengkapnya