Angin Puting Beliung Terjang Desa di Demak, Begini Kondisinya
Merdeka.com - Bencana demi bencana tak henti melanda Tanah Air, khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Setelah banjir melanda daerah-daerah pesisir pantura, kini bencana lainnya muncul di wilayah Desa Karangsono, Kecamatan Mranggen, Demak.
Pada Selasa sore (23/2), warga yang sedang membongkar batu bata yang selesai dibakar dipaksa lari tunggang langgang menerobos hujan badai dan lari ke rumah tetangga untuk menyelamatkan diri dari terjangan angin puting beliung.
“Saat kejadian saya sedang di teras. Saya gendong cucu, saya lari lihat angin besar seperti mengamuk. Saya tidak lihat rumah. Yang saya tahu saya harus menyelamatkan diri,” kata Suparti (55), salah satu warga mengutip dari Liputan6.com pada Kamis (25/2).
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Kenapa warga Kampung Wates menggotong rumahnya? Warga pun memilih meninggalkan tanah mereka dan membawa serta rumah, perabotan serta alat pertanian agar aman.
-
Apa yang dibongkar warga di Desa Ngalian? Dalam video yang dipublikasikan oleh YouTube Liputan6, terlihat warga beramai-ramai membongkar makam tersebut. Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
-
Bagaimana warga Demak mengatasi Banjir Rob? 'Saat pagi, dapur tenggelam, anak-anak harus berangkat sekolah dengan perahu. Ini sangat sulit,' kata Shobirin, salah satu warga Timbulsloko yang terdampat banjir itu.
-
Kenapa pendaki lari menyelamatkan diri saat erupsi? Mereka hanya memikirkan bagaimana cara selamat dari abu erupsi.
Lalu bagaimana kondisi desa yang diterjang angin puting beliung itu? Berikut selengkapnya:
Rumah Mengalami Kerusakan
©2021 Liputan6.com
Saat lari ke rumah anaknya, Suparti mengaku sempat terjatuh ke lantai. Namun dia mengaku bersyukur karena dia dan cucu bisa selamat melarikan diri dari rumahnya yang hancur berantakan.
“Saat Selasa sore sekitar jam 15.00, angin seperti ngamuk memutar dan tidak hanya sekali. Tapi datang terus pergi terus datang lagi,” kata Suparti sambil terisak.
Pohon dan Kayu Beterbangan
©YouTube/Angin Puting Beliung Wonogiri
Ketakutan yang sama juga dialami Sumardi. Kakek berusia 65 tahun itu mengatakan, saat melihat angin puting beliung mendekat ke rumahnya, dia lebih memilih lari dan masuk ke dalam rumah.
Dia mengaku memilih masuk ke dalam rumah karena rumahnya terbuat dari batu sehingga lebih kuat jika menahan angin kencang dibanding rumah milik tetangganya. Namun untuk menghindari angin masuk dia harus menutup pintu rapat-rapat dan menahannya dengan badan.
“Saat itu saya di teras. Lihat angin menerbangkan batang pohon, asbes genteng dan kayu mendekat. Saya lari ke dalam rumah. Saya menutup pintu dan menahannya dengan badan saya. Suaranya keras karena kencangnya angin, pecahan genteng pun ada yang sampai menancap di dinding rumah saya,” kata Sumardi mengutip dari Liputan6.com.
186 Rumah Rusak
Kepala Desa Karangsono, Mustakim, mengatakan bahwa angin puting beliung itu menyebabkan 186 rumah di desanya rusak. Bencana itu juga menyebabkan 668 orang harus mengungsi. 40 orang di antaranya mengungsi ke balai desa dan sekolah TK.
Untungnya, tidak ada warga yang mengalami luka serius dari bencana yang berlangsung 10 menit itu. Namun ada seorang warga desa sebelah yang terluka karena saat bencana terjadi, dia sedang melintas di jalan.
“Ada warga desa sebelah yang mengalami luka robek di bagian kepala karena terkena galvalum yang diterbangkan angin. Saat ini dia sedang dirawat,” kata Mustakim mengutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaSelain menghancurkan bangunan, bencana ini juga banyak menumbangkan pohon hingga menggulingkan banyak kendaraan.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaTampak puting beliung besar membawa berbagai material beterbangan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaHal itu dijelaskan Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jembrana, Made Dwi Wiratmaja
Baca SelengkapnyaAngin puting beliung menerjang alun-alun Kabupaten Jember pada Rabu (26/7/2023) siang. Warga diimbau tetap waspada.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaPuting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca Selengkapnya