Sebelum Tertangkap KPK, Mensos Juliari Beri Pesan Ini Saat Bagi Bansos di Surabaya
Merdeka.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengumumkan lima tersangka kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 pada Minggu, 6 Desember 2020. Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara menjadi salah satu tersangkanya.
Juliari Batubara sendiri diangkat menjadi menteri sosial (mensos) dalam Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka pada Rabu, 23 Oktober 2019. Selain Juliari, KPK juga menetapkan empat orang lain sebagai tersangka. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Mensos Juliari menyerahkan diri ke KPK pada Minggu, 6 Desember 2020, seperti dikutip dari video yang diunggah @liputan6 (6/12/2020).
Sampaikan Pesan Ini
-
Siapa yang ditetapkan tersangka dalam korupsi Bansos Jokowi? Pada kasus ini, satu orang telah ditetapkan menjadi tersangka yakni Direktur Utama Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada tahun 2020, Ivo Wongkaren, alias IW.
-
Bagaimana modus korupsi Bansos Jokowi? 'Modusnya sama sebenernya dengan OTT (Juliari Batubara) itu. (Dikurangi) kualitasnya,' ucap Tessa.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Apa kerugian negara akibat korupsi Bansos Jokowi? 'Kerugian sementara Rp125 milyar,' pungkasnya.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sebelumnya, pada 7 Oktober 2020, Mensos Juliari Batubara meluncurkan bansos beras untuk keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan dan bansos program sembako 2020. Acara itu diluncurkan di Kantor Kecamatan Gayungan, Surabaya, Jawa Timur.
Bantuan tersebut didistribusikan untuk 1,7 juta KPM di Provinsi Jawa Timur. Di Kota Surabaya sendiri bansos disalurkan kepada 114 ribu warga. Bantuan itu didistribusikan oleh DNR Corporation.
Dalam kesempatan itu, Mensos Juliari Batubara menyatakan, penyaluran bansos tidak akan disalahgunakan demi kepentingan politik tertentu, termasuk Pilkada Serentak 2020.
"Disalahgunakan saya kira enggak bisa, di sini jelas untuk KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Kalau disalahgunakan untuk yang lain saya kira sangat kecil kemungkinannya," terang Juliari setelah meluncurkan bansos beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan bansos program sembako 2020, di Kantor Kecamatan Gayungan, Surabaya.
Tegur Sejumlah Kepala Daerah
Mensos juga mengaku telah menegur sejumlah kepala daerah yang berencana menunda penyaluran bansos kepada warga yang berada di daerah penyelenggara Pilkada Serentak 2020.
Ia meminta para kepala daerah tidak mempolitisasi penyaluran bansos, apalagi mengaitkannya dengan pilkada.
"Iya itu kita sudah tegur beberapa (kepala) daerah, jadi tolong teman-teman kepala daerah ini jangan dipolitisasi," ungkapnya.
Menurut Mensos Juliari, penundaan penyaluran bansos karena daerah menggelar pilkada bukan alasan yang relevan.
"Saya dapat laporan ada juga yang berasnya sudah siap, transporternya sudah siap, tapi ada permintaan penundaan dengan alasan yang mungkin kurang relevan," imbuhnya.
Minta Tak Ditunda
©2020 Merdeka.com
Mensos meminta seluruh kepala daerah segera menyalurkan bansos. Pasalnya, masyarakat yang membutuhkan mengharapkan bantuan datang.
"Saya dalam kesempatan ini meminta dengan sangat teman-teman daerah yang berasnya sudah ada di daerah situ, sudah siap disalurkan, karena warga yang membutuhkan sudah menunggu, jadi tidak relevan lagi untuk menunda," pungkasnya, dikutip dari liputan6.com (6/12). (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK menyelidiki kasus dugaan korupsi Bantuan Sosial Presiden (Banpres) saat Pandemi Covid-19 di Jabodetabek 2020.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah sejumlah tempat di Jabodetabek untuk mengusut kasus korupsi Banpres.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, KPK telah menetapkan Direktur Utama Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada tahun 2020 Ivo Wongkaren.
Baca SelengkapnyaDiketahui, untuk anggarannya berasal dari APBN tahun 2020 mencapai Rp753 miliar
Baca SelengkapnyaKasus korupsi bantuan Presiden bermula dari OTT kasus suap bantuan Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara
Baca SelengkapnyaKPK mengungkap korupsi dalam pengadaan bantuan Presiden untuk warga terdampak pandemi.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep yang menyebut bansos dikorupsi di masa pandemi lebih bermasalah ketimbang bansos dipolitisasi di masa Pemilu.
Baca SelengkapnyaModus yang dilakukan tersangka korupsi bansos Presiden hampir serupa seperti pada saat kasus korupsi eks Menteri Sosial Juliari Batubara.
Baca SelengkapnyaUntuk satu tahap paket, KPK mengungkapkan terdapat sekitar dua juta paket yang dikerjakan oleh Ivo.
Baca SelengkapnyaKPK Ungkap proyek dari bansos Jokowi itu mencapai Rp900 miliaran.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kerugian negara akibat korupsi banpres senilai Rp125 miliar.
Baca SelengkapnyaJuliari menuturkan bahwa awal mula gagasan program BSB, yaitu cadangan beras Bulog yang cukup tinggi saat COVID-19.
Baca Selengkapnya