'Arab Saudi menunggu produk ekspor Indonesia'
Merdeka.com - Indonesia dan Arab Saudi sepakat membentuk konsil bisnis. Ke depan, lembaga ini bakal berperan penting dalam peningkatan hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi.
Seperti diketahui, Indonesia dan Arab Saudi sudah meneken sejumlah dokumen kesepakatan kerja sama. Diantaranya, pembangunan Kilang Cilacap senilai USD 6 miliar antara Pertamina dan Saudi Aramco dan pembiayaan proyek pembangunan senilai USD 1 miliar antara Saudi Fund Development dan pemerintah Indonesia.
Di luar itu, ada juga kerja sama pembangunan delapan ribu rumah beserta infrastruktur di Arab Saudi senilai USD 2 miliar antara Wijaya Karya dan Adil Makki Contracting Company (AMCO).
-
Kenapa Arab Saudi ada di atas Indonesia? Dengan demikian, Arab Saudi berhak menempati posisi ketiga di klasemen Grup C.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Kapan Indonesia kalah dari Arab Saudi? Kemenangan ini juga memutus rekor buruk Indonesia yang sebelumnya tidak pernah menang dalam 13 pertemuan melawan Arab Saudi.
-
Bagaimana timnas Indonesia melawan Arab Saudi? Indonesia menunjukkan performa yang baik di babak pertama dan berhasil mencetak gol lebih dulu melalui Ragnar Oratmangoen. Namun, di babak kedua, Arab Saudi mengambil alih kendali permainan dan berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Musab Fahz Aljuwayr.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
Kemudian, kerja sama energi biomassa dan pembangkit listrik energi terbarukan di Kalimantan senilai USD 100 juta-USD 200 juta antara Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau dan Kuzu Internasional.
Lalu, peningkatan turis Timur Tengah dan perbaikan fasilitas serta kuota haji antara tiga asosiasi penyelenggara ibadah tersebut di Indonesia dan At-Tayar. Lantas, penyediaan seribu perawat dan tenaga kesehatan dari Indonesia ke Arab Saudi dalam setahun ke depan antara Rumah Sakit Bunda dan Aloula Medical Care.
Bagaimana langkah selanjutnya? Silakan simak petikan wawancara merdeka.com dengan Ketua Bilateral Kadin Komite Timur Tengah Muhammad Hasan Gaido seputar kunjungan Raja Salman ke Indonesia, di Jakarta, kemarin. Kebetulan, Gaido ditunjuk menjadi ketua konsil bisnis Indonesia-Arab Saudi.
Apa implikasi penyelenggaraan forum bisnis Indonesia-Arab Saudi di tengah kunjungan Raja Salman?
Bisnis forum merupakan bagian dari upaya kedua negara meningkatkan kerja sama bilateral di bidang investasi dan perdagangan.
Kunjungan raja Saudi untuk pertama kalinya dalam 47 tahun terakhir membawa harapan akan adanya peningkatan kerja sama bisnis yang dahsyat. Ini bisa menjadi momentum besar yang harus dimanfaatkan pengusaha Indonesia.
Arab Saudi bakal investasi di mana saja?
Kalau itu sudah disampaikan pemerintah, artinya berita terkait itu sudah menyebar. Kemarin, kami di dalam bisnis forum itu ada 13 sektor usaha yang diminati. Saya ingin menguatkan saja bahwa mereka sangat melihat potensi Indonesia. Adapun nilai pasti investasinya belum bisa disebutkan. Kami sedang melakukan inventarisasi.
Realisasi kerja samanya nanti bagaimana?
Kami akan ikut mendorong action plan-nya. Kami akan ikut mengawal komitmen-komitmen kerja sama yang sudah disepakati untuk direalisasikan segera. Nah, saya yang ditunjuk sebagai ketua konsil bisnis Indonesia-Arab Saudi bakal menjalin komunikasi baik dengan pihak kedutaan dan pengusaha dari kedua negara.
Momentum ini kita ambil untuk membuka peluang untuk produk-produk Indonesia apa saja yang bisa diekspor ke sana, karena Arab Saudi sudah menunggu.
Perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi itu kan jomplang. Impor minyak kita besar tapi jualan batik di sana nggak nendang. Makanya, harus dicari komoditas ekspor baru supaya kita nggak kalah, minimal seimbang.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2016, ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 103,1. Jumlahnya naik menjadi USD 125,9 juta pada 2017.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang Kartasasmita mewaspadai negara-negara lain yang mengincar pasar konsumen muslim Indonesia untuk memasarkan produk halal mereka.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaNegara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaMeski tak ada hubungan diplomatik, Indonesia tetap memiliki transaksi perdagangan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca Selengkapnya