Pemerintah Bidik Afrika dan Amerika Latin buat Impor Minyak dan Gas
Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Menyusul konflik di Timur Tengah imbas Israel dan Iran yang saling serang.
Sementara impor LPG paling besar datang dari Amerika Serikat, disusul Uni Emirat Arab dan Qatar.
Menteri ESDM Arifin Tasrif melihat peluang impor minyak mentah dari negara-negara Afrika semisal Mozambik terbilang cukup aman, lantaran jalur pengirimannya bisa langsung tanpa harus melewati Timur Tengah.
Meskipun Amerika Serikat menetapkan sanksi bagi Venezuela, Arifin mengintip peluang untuk bisa mengimpor minyak dari negeri tetangganya, Guyana.
"Kita kalau lihat dari mapping-nya kan kita juga bisa lihat kalau dari beberapa Afrika kan tidak lewat. Kemudian juga dari (Amerika) Latin," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/4).
sambung Arifin.
Selain dari Selat Hormuz sebagai jalur perdagangan minyak paling penting di dunia yang terancam ditutup Iran, Arifin membuka beberapa negara yang bisa jadi sumber impor LPG.
pungkasnya.
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaIndonesia butuh dana antara Rp69-75 triliun untuk membeli sejumlah komoditas energi.
Baca SelengkapnyaSelain transportasi minyak, Pertagas juga mencatat kenaikan kinerja transportasi gas sepanjang 2023 menjadi 526.461 MMscf atau 108,37 persen.
Baca SelengkapnyaSejumlah unit armada telah didistribusikan ke Kalimantan Timur, untuk mendukung pembangunan proyek IKN yang menjadi fokus utama pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaPemberian kompor induksi ini bertujuan untuk mengurangi impor gas LPG.
Baca SelengkapnyaMerauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaDirektur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution mengatakan, transaksi gas subsidi di pangkalan resmi akan terlacak melalui sistem.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaPemerintah terus menggalakkan penambahan wilayah kerja minyak dan gas bumi atau WK migas baru.
Baca Selengkapnya