Daeng Lalung dan jaringan mafia di Rusunawa
Merdeka.com - Rumah Susun Sewa Kapuk Muara, Jakarta Utara memang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tetapi, di Rusun itu justru tumbuh subur jaringan mafia jual beli unit kamar diperuntukkan bagi pengusaha. Praktik ilegal itu didalangi seorang preman juga mafia jual beli Rusunawa Kapuk Muara, Jakarta Utara.
Adalah Daeng Lalung, preman juga mafia jual beli Rusunawa Kapuk Muara. Daeng Lalung dikenal warga dengan panggilan'Om'. Dia merupakan salah satu penghuni Rusunawa Kapuk Muara yang di relokasi dari kawasan kolong Kali Jodo, Jakarta Utara. Bukan hanya terkenal sebagai preman, Daeng Lalung juga bisa menyelesaikan semua urusan mulai dari jual beli unit Rusun hingga mengganti nama kepemilikan.
Sumber merdeka.com menuturkan, Daeng Lalung ialah penghuni Rusunawa Kapuk Muara tinggal di Blok D. Dia merupakan preman di Rusun itu. Sebelum memulai bisnis jual beli Rusun, Daeng Lalung merupakan warga biasa. Saban hari dia membaur dengan penghuni Rusun lain.
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Siapa pemilik Rumah Kalang ini? Dikutip dari Jogjaprov.go.id, bangunan itu merupakan Rumah Kalang milik BH Noerijah.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara para pelaku pungli? Untuk satu jari, sopir harus memberikan uang sebesar seribu. Lalu dua jari, sopir harus menyerahkan uang sebesar Rp2 ribu dan seterusnya.'Minta seribu tinggal bikin satu jari. Dua ribu, dua jari. Lima ribu, tinggal bikin lima jari,' katanya lagi.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
Namun dibalik sikap dia, Daeng Lalung rupanya membangun jaringan mafia di Rusunawa Kapuk Muara, Jakarta Utara. Dia menggandeng beberapa orang untuk masuk ke dalam jaringannya menjual unit di Rusun milik Pemprov DKI Jakarta itu. Kabarnya dia memiliki orang kepercayaan di Dinas Perumahan.
"Setelah dia kenal (Orang Dinas) baru ada permainan," tutur sang sumber.
Untuk memperkuat kekuasaannya, Daeng Lalung juga membangun dinasti kecil. Caranya adalah dengan menempatkan beberapa orang kepercayaan pada posisi penting, seperti RT, RW dan bagian keamanan termasuk juga area parkiran. Saban bulan penghuni Rusun memiliki sepeda motor dikenakan biaya Rp 40 ribu setiap bulan diperuntukkan membayar parkir. Sedangkan setiap hari raya, Daeng Lalung juga meminta Tunjangan Hari Raya sebesar Rp 150 ribu per kepala keluarga.
Tidak hanya sampai di situ, Ketua Rukun Tetangga di masing-masing blok Rusunawa Kapuk Muara juga menjadi kaki tangannya dalam menjalankan bisnis haram itu. Posisi Rukun Warga dan Rukun Tetangga ini memang penting. Sebab mereka menjadi kunci dalam pengajuan Surat Perjanjian (SP) tinggal di Rusunawa, terutama untuk balik nama kepemilikan unit."Jadi sudah kaya keluarga cendana. Mereka semua diajarin sama Om (Daeng Lalung)," ujarnya.
Bisnis Daeng Lalung memang terus berkembang. Di Rusunawa Kapuk Muara, dia menguasai area parkiran hingga keamanan. Namun nasib berkata lain, setelah digerogoti penyakit, Daeng Lalung meninggal. Kini bisnisnya diteruskan oleh adiknya bernama Ardi. Bekas anak buah Daeng Lalung, Amsor dan Andi kemudian mengajarkan Ardi untuk meneruskan bisnis sang kakak.
"Nah dia (Ardi) enggak tahu apa-apa, jadi cuma pinjam nama doang," ujar sumber itu.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun dibuat geram oleh para mafia di Rusunawa Kapuk Muara ini. Ahok begitu Basuki disapa langsung memerintahkan anak buahnya melakukan pendataan adanya permainan di Rusunawa Kapuk Muara. Ahok menduga, ada orang dinas perumahan dibalik para mafia Rusun ini. Dia pun menegaskan akan memecat siapa saja yang mencoba bermain api di belakangnya.
"Jadi dulu sudah biasa main, satpam itu memang oknum yang main. RT RW juga main. Makanya kita minta beberapa kelurahan untuk pecat RT dan RW. kalau enggak mau pecat kita pecat lurahnya," ujar Ahok saat ditemui di Balaikota beberapa waktu lalu.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaNusron berkelakar, Aria Bima merupakan CEO bisnis makelar dan perantara (bimantara) yang terlibat mafia tanah.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jenis sabu jaringan lapas di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima audiensi Menteri ATR/BPN Nusron Wahid di Mabes Polri, Jumat (8/11).
Baca SelengkapnyaBerkat progam Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon di Sidoarjo mendapat bantuan alat masak sehingga bisa mengembangkan usaha mereka.
Baca SelengkapnyaNusron lalu membongkar tiga elemen mafia tanah berdasarkan hasil identifikasi.
Baca SelengkapnyaKini, dia pun mulai menuai hasilnya. Setiap bulan, dia mampu meraup omzet Rp25 juta.
Baca SelengkapnyaSosok konten kreator mengaku terkaget. Dia ternyata menginap di kampung sarang preman.
Baca SelengkapnyaSensasi manisnya lelehan gula aren bercampur aroma pandan di dalam mulut, menjadi ciri khas ketika mencicipi nikmatnya klepon.
Baca SelengkapnyaRumah di kampung miliader yang ada di Jawa Tengah ini tampak mewah.
Baca SelengkapnyaInformasi Sosok Syahduddi tak menutup kemungkinan akan mendalami jaringan lain dari Murtala.Big Bos Jaringan Narkoba Murtala di Malaysia sudah Dipegang Polisi
Baca SelengkapnyaMbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Baca Selengkapnya