Lantunan Torah di pemakaman Nasrani
Merdeka.com - Sabtu pagi pekan lalu sekitar pukul 10.00. Rabbi Yobbi Ensel bersama istrinya, Yulita, sudah bersiap menuju kubur ayah dan kakeknya di pemakaman umum Teling Atas, Lingkungan II, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Yobbi kembali mengenakan kippah, jubah hitam, celana kain, dan pantofel hitam. Sedangkan Yulita memakai celana jins biru dengan kaus abu-abu ditutup jaket jins biru dan menenteng tas tangan berwarna coklat.
Jarak pemakaman umum dari rumah Yobbi sekitar satu kilometer. Keduanya pergi naik sepeda motor matik. Macetnya Kota Manado membuat perjalanan tersendat. Mereka baru tiba di sana hampir setengah jam kemudian.
-
Apa ciri khas Makam Yahudi Bergota? Bentuk makam Yahudi di Bergota sangat berbeda dengan makam-makam lainnya. Kalau kebanyakan makam nisannya bertuliskan huruf latin, nisan makam Yahudi bertuliskan huruf Ibrani.
-
Siapa yang dimakamkan di Makam Yahudi Bergota? Yang dimakamkan di sana adalah tentara Belanda dan juga ada warga sipil. Sementara orang Yahudi yang dimakamkan di Bergota adalah orang Yahudi dari golongan warga sipil.
-
Dimana Makam Yahudi Bergota berada? Di area pemakaman umum Bergota, Kota Semarang, terdapat sebuah makam bertuliskan huruf Ibrani.
-
Siapa arsitek Yahudi di Surabaya? Mengutip dari unggahan TikTok @jadimaukemana, Cornelius Cosman Citroen merupakan arsitek Belanda beragama Yahudi yang punya jasa besar terhadap Kota Surabaya.
-
Apa saja karya arsitek Yahudi di Surabaya? Karya Cosman antara lain Balai Kota Surabaya yang ia rancang sejak tahun 1915 hingga 1917. Selain itu, Cosman juga pernah merancang gedung Societeit Concordia Jembatan Kebondalem, Darmo Zikenhuis atau Rumah Sakit Darmo, Jembatan Wonokromo, Jembatan Gubeng, hingga Rumah Dinas Wali Kota Surabaya.
-
Kapan Makam Yahudi Bergota dibangun? Dilansir dari kanal YouTube J Christiono, sebagian makam Yahudi yang ada di Bergota dibangun pada awal tahun 1900-an.
Luas pemakaman itu sekitar tiga hektar dan berada di pinggir Jalan 17 Agustus, Teling Atas. Kompleks ini tanpa pagar hingga setiap orang melintas di jalan itu akan melihat hamparan nisan. Hampir semua kuburan dilapisi keramik berbagai warna. Pemakaman kelihatan kurang terurus. Banyak rumput liar tumbuh.
Di dalam pemakaman itu ada beberapa makam diberi atap seng atau dipagar teralis besi. Rata-rata nisan terdapat lambang salib dan nisan berbentuk salib. “Pemakaman ini sudah penuh, makanya kalau ada yang meninggal akan disusun dalam satu nisan dengan keluarga sudah meninggal,” kata Yobbi saat memasuki areal pemakaman.
Di sana juga terdapat makam untuk muslim, berada di bagian belakang. Sekitar 25 meter dari pinggir jalan terlihat sebuah kubur beratap seng dengan tiang kayu. Kemudian di bawahnya terdapat kuburan berkeramik putih setinggi satu meter. Ada dua batu nisan terpasang di sana. Ukuran masing-masing kuburan sekitar 1,5 x 05 meter.
Salah satu kubur dilapisi keramik putih dan bergaris biru di bibir permukaan makam. Sedangkan di tengahnya tergambar Bintang Daud, lambang bendera Israel.
Batu nisannya hitam bertulisan identitas oenghni dalam bahasa Indonesia dan Ibrani. Di sana juga terpahat Bintang Daud. Penghinya adalah Jenevie Hattie dan Veibe Javelin Hattie. Kemudian batu nisan di sebelahnya tertulis Ribka Bala dan Risman Bala. Tiga nama itu adalah kakek, nenek, dan kerabat Yobbi dari pihak bapak.
“Batu nisan ditaruh di depan karena sudah disusun dengan bapak saya dua tahun lalu, Jonathan Hattie,” ujar Yobbie menunjukkan nisan bapaknya bertulisan Ibrani dilengkapi foto. “Kalau ada yang meninggal tinggal bongkar bagian atas dan disusun. Kemudian nisan lama ditaruh di depan.”
Setelah membersihkan sampah dan rumput liar di atas makam, Yobbi meminta kepada Yulita mengeluarkan salinan Torah dari dalam tasnya. Sambil berdiri memegang salinan kitab itu, dia kemudian membaca beberapa ayat dalam bahasa Ibrani. Saat Torah mulai dibacakan, Yulita mengenakan kerudung putih sambil berdiri dengan posisi tangan terangkat seperti berdoa dan kepala tertunduk.
Setelah itu Yobbi melantunkan pujian-pujian dalam bahasa Ibrani, terdengar seperti tilawah. Sesekali Yulita mengucapkan Amin tiap Yobbi menghentikan lantunan pujian. “Seperti penganut agama lainnya ke pemakaman, mendoakan sudah meninggal juga ada dalam tradisi kami,” tutur Yobbi. Ziarah itu berlangsung sepertiga jam.
Salinan Torah dipakai untuk kegiatan berdoa di luar dengan alasan praktis. Torah asli, kata Yobbi, berbentuk gulungan. Perlu syarat dan upacara khusus untuk membuka Torah asli.
Posisi matahari sudah berada di atas kepala. Yulita sudah selesai membereskan peralatan ibadah suaminya ke dalam tas. Perjalanan dilanjutkan menuju Bukit Kelabat di Kabupaten Minahasa Utara atau sekitar 23 kilometer dari Kota Manado. Bukit Kelabat adalah lokasi Menorah berdiri. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Misteri Kalimat Berusia 1.400 Tahun di Dinding Makam Akhirnya Terungkap, Isinya Justru Bernada Bahagia
Baca SelengkapnyaKuburan kerap diasosiakan dengan hal-hal menyeramkan. Hawa saat memasuki kuburan kerap membuat bulu kuduk merinding.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaPatung penjaga arwah yang ikut dimakamkan bersama jenazah memiliki "tugas" khusus.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam Yahudi di sana diyakini telah berumur ratusan tahun
Baca SelengkapnyaBendera Israel memiliki lambang bintang David atau Daud.
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaMelihat prosesi upacara pemakaman di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaTabuik diambil dari bahasa Arab Melayu yang artinya keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain warna-warni dan dibawa secara arak-arakan keliling kampung.
Baca SelengkapnyaSebuah kesenian asli Bengkulu yang kental dengan agama Islam ini tak lepas dari sejarah kedatangannya Islam ke Kabupaten Kaur sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa
Baca Selengkapnya