Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meredam tawuran dengan seni musik

Meredam tawuran dengan seni musik Kegiatan Warung Inspirasi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Mimpi jadi anak kuliahan pupus akibat ekonomi keluarga goyah. Hidupnya terasa getir karena cita-cita tak sampai. Hingga pada satu titik Randi Rachmadi tercenung, lalu menggali bakatnya dan bertekad mengabdikan hidup merangkul anak-anak kurang beruntung di wilayah rawan konflik kekerasan di sekitar Jakarta.

Randi selalu jadi siswa berprestasi tatkala masih SD, SMP dan SMA. Dari bangku sekolah menengah pertama pernah tergabung dalam tim International Junior Sains Olimpiade (IJSO) kategori mata pelajaran 2006. Dia juga diterima belajar di SMA Negeri unggulan, dan pernah menjadi ketua perhimpunan pencinta alam.

Organisasi memang menjadi incarannya dalam membuka jaringan sosial di lingkungan sekolah. "Dapat tawaran dari Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Indonesia, tapi semuanya enggak bisa masuk, semuanya harus bayar juga," ujarnya kepada merdeka.com di markas Warung Inspirasi (Waris), Jakarta pekan lalu.

Orang lain juga bertanya?

Kedua orang tuanya tak menyanggupi uang masuk bagi kedua kampus negeri tersebut. Kekecewaan menjauhkan hubungannya dengan kedua orangtuanya. Setelah itu, hampir enam bulan dia menghabiskan waktu di jalanan. Hal itu ternyata menempanya menjadi sosok inspiratif bagi remaja seusianya. Dia misalnya, pernah menyatukan dua geng anak-anak muda di kampung bebuyutan dalam budaya tawuran secara tak sadar.

Ceritanya ada dua geng pemuda, satu bernama Rolling di Kampung Pasar dan kelompok pemuda dari Kampung Tenggulun. Kedua kampung itu masuk wilayah Manggarai. Remaja bengal yang rata-rata pengamen di kedua kampung ini memang kerap tawuran, terutama pada malam hingga dini hari.

Pada 2010 lalu, Randi menggelar acara buka puasa bareng yang dihadiri kelompok pemuda di kedua kampung tersebut. Ternyata acara itu berhasil dan mampu menyatukan mereka. "Awalnya solusi sederhana, kenapa semuanya tidak dicoba salurkan ke arah hobi masing-masing," ujarnya.

Sebab, para remaja itu beralasan, tawuran terjadi cuma karena masalah ekonomi dan kebutuhan hidup semata. Apalagi hajat hidup anak-anak itu bergantung pada pekerjaan kasar di jalanan ibu kota, salah satunya mengamen.

Apalagi di tengah sempitnya kesempatan bekerja bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. "Mereka antar warga dua kampung itu, rebutan lampu merah pertigaan pasar raya (Manggarai) itu, buat ngelap kaca, ngamen, penjual koran, jadi lahan basah," katanya.

Anak-anak berperan besar dalam menyumbang tawuran antar kelurahan itu. Orangtua mempunyai identitas berbeda dalam konflik antar kedua kelompok. Biasanya bapaknya sebagian bergabung dalam organisasi masyarakat (ormas).

"Kalau anaknya anggota geng, bapaknya dipastikan anggota ormas kesukuan sama kepemudaan," katanya sambil mengisap rokok putih milik ayahnya yang juga ikut berbincang di markas Waris.

Dari hasil pengamatannya, Randi menarik kesimpulan perlu melibatkan kegiatan bersama dua kampung yang bertikai untuk meredam konflik. Pemuda dan remaja difasilitasi hobi masing-masing. Buat geng Rolling didukung dengan seperangkat alat musik.

Lalu di Kampung Tenggulun, dia menegaskan, sanggar kesenian terutama melukis dibuat, lalu dinamakan daerah pinggir biasa disingkat DPR bagi kedua kubu. Sesuai namanya, lokasinya berseberangan dengan rel stasiun kereta api. Sanggar ini dibuat belum lama, sekitar dua tahun lalu.

"Semuanya dibuat hasil kerja sama dengan Badan Nasional Narkotika(BNN), mereka ikut menyediakan dalam rangka program perkembangan mengantisipasi narkoba," kata Randi. Satu per satu anggota keduanya mulai melupakan kekerasan perlahan-lahan. Rata-rata berumur 21 tahun ke bawah.

Anak-anak yang terlibat dalam tawuran mulai berkurang jumlahnya. Mereka mulai melupakan kekerasan atau gesekan penyebab perkelahian sesama warga bebuyutan itu. Dia mulai menginisiasi hubungan usaha membuka peluang bisnis, bermain musik hingga membuat anggota menjadi pemusik secara profesional.

Sebagian bahkan menjadi seniman dalam bidangnya masing-masing. "Ada jadi kru musik Tompi, sampai art direktur band Nidji," ujar Randi. Semuanya rata-rata beranggotakan anak-anak wilayah rawan konflik.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Klarifikasi Keluarga Anggota TNI di Palembang, Bantah Ngamuk karena Suara Bising Lagu Kemerdekaan
Klarifikasi Keluarga Anggota TNI di Palembang, Bantah Ngamuk karena Suara Bising Lagu Kemerdekaan

"Tidak ada lagu kemerdekaan, yang ada musik remix siang bolong. Mereka (2 anggota TNI) menegur tapi malah dikeroyok," ungkap NA, keluarga anggota TNI.

Baca Selengkapnya
Anggota TNI Berdamai dengan Kelompok Pemusik Tong-Tong yang Mengeroyoknya di Pamekasan
Anggota TNI Berdamai dengan Kelompok Pemusik Tong-Tong yang Mengeroyoknya di Pamekasan

Anggota TNI yang dikeroyok kelompok pemusik tong-tong pada Minggu (24/3) dimediasi Polres Pamekasan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Wisata Perdamaian di Lereng Gunung Ungaran, Jadi Tempat Unjuk Kreatifitas Tonjolkan Nilai-Nilai Pluralisme
Mengunjungi Desa Wisata Perdamaian di Lereng Gunung Ungaran, Jadi Tempat Unjuk Kreatifitas Tonjolkan Nilai-Nilai Pluralisme

Desa ini menonjolkan nilai-nilai perdamaian dalam menyikapi berbagai bentuk perbedaan di tengah masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.

Baca Selengkapnya
Belajar dari Grup Musik Serdadu Bambu asal Sumedang, Buktikan Musisi Punk Bisa Berbudaya
Belajar dari Grup Musik Serdadu Bambu asal Sumedang, Buktikan Musisi Punk Bisa Berbudaya

Grup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.

Baca Selengkapnya
Manusia Ternyata Suka Dengarkan Lagu Sedih, Ilmuwan Jelaskan Alasannya
Manusia Ternyata Suka Dengarkan Lagu Sedih, Ilmuwan Jelaskan Alasannya

Ada penyebab mengapa manusia menyukai lagu sedih. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya
Sensasi Dibangunkan Sahur Pakai Musik Patrol Banyuwangi, Kesenian Daerah yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi
Sensasi Dibangunkan Sahur Pakai Musik Patrol Banyuwangi, Kesenian Daerah yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Masyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur

Baca Selengkapnya
6 Dampak Luar Biasa dari Kebiasaan Mendengarkan Musik bagi Kesehatan Mental
6 Dampak Luar Biasa dari Kebiasaan Mendengarkan Musik bagi Kesehatan Mental

Mendengarkan musik bisa memiliki sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh dan mental.

Baca Selengkapnya
6 Dampak Positif Mendengarkan Musik untuk Kesehatan Mental
6 Dampak Positif Mendengarkan Musik untuk Kesehatan Mental

Mendengarkan musik bisa sangat bermanfaat pada kondisi kesehatan mental kita.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Warga Tawuran di Cipinang Besar Utara
Ternyata Ini Penyebab Warga Tawuran di Cipinang Besar Utara

Tawuran ini sempat viral di media sosial, karena memicu kemacetan.

Baca Selengkapnya