Mereka mengaku pernah korupsi
Merdeka.com - Jangan jadikan tulisan ini sebagai inspirasi. Mereka hanya mau berbagi kisah tentang rasuah, dan bukan buat diikuti.
Sadar atau tidak, mungkin di antara Anda pernah melakukan korupsi seperti para terpidana merugikan uang negara. Meski kisaran yang dipakai sangat sedikit, bukan berarti tak berdampak kepada orang lain.
Aria, seorang bocah kelas 4 SD mengaku sering menggunakan uang sisa belanja diberikan ibunya secara diam-diam. Namun dia enggan disamakan dengan koruptor.
-
Kenapa anak harus belajar dari kesalahan? Pengubahan cara pandang ini juga dapat membantu kita menangani kesalahan di masa depan dengan lebih efektif.
-
Apa langkah penting untuk melupakan masa lalu? Setelah menghadapi kenyataan, sangat penting untuk memberikan diri kita waktu untuk merasakan berbagai emosi yang muncul. Menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan dan berfokus pada pengembangan diri dapat membantu kita. Proses ini memungkinkan kita untuk membuka ruang bagi cinta sejati yang lebih sehat dan bermakna.
-
Kenapa kita harus belajar dari kesalahan? “Oh ya, masa lalu bisa menyakitkan. Tapi, kamu bisa lari darinya atau belajar darinya.“ - Lion King
-
Kenapa penting untuk belajar dari kesalahan? Kalau nggak bisa belajar dari kesalahan, kamu akan terus kesulitan berkembang dan bisa jadi melakukan kesalahan yang sama. Karena ketika melakukan kesalahan, itu bukan berarti harus merasa rendah diri atau terpuruk.
-
Kapan kita bisa belajar dari kesalahan? You can learn a lot from your mistakes when you aren't busy denying them.
"Kalau dibilang kaya pejabat yang suka korupsi, ya enggak. Aku kan ngambil uangnya cuma seribu, itu juga jarang. Kalau pejabat kan banyak korupsinya sampe em-em-an (miliaran)," kata Aria sambil bergurau ketika ditemui merdeka.com pekan lalu di Jakarta.
Aria juga tidak merasa malu karena sering menggunakan uang sisa belanja tanpa sepengetahuan orang tuanya. Dia berdalih perilaku yang sering dilakukan tidak merugikan banyak orang dan negara. Banyak teman-temannya juga melakukan yang sama.
Tak hanya kalangan usia dini saja yang melakukan korupsi kecil-kecil di kesehariannya. Seorang guru honorer di Cibubur, Jakarta Timur, Nurul Fauziah (23), mengakui dalam kehidupan sehari-harinya disadari maupun tidak disadari pernah korupsi.
Bukan menerima uang sogokan dari orang tua dari anak-anak muridnya. Tetapi, dia sering mengacuhkan waktu dan sering merugikan banyak orang. Bahkan, kata Nurul dia selalu dikritik banyak teman-temannya karena datang telat.
"Bukan nyogok sih. Kalau soal uang Insya Allah saya enggak. Tapi saya suka korupsi waktu, dateng telat alias ngaret. Itu kan korupsi juga, bisa ngerugiin orang lain," kata Nurul.
Begitu juga Ricky Sudrajat (22), mahasiswa di salah satu kampus di Jakarta. Dia menceritakan pernah mengambil uang bukan haknya. Ketika duduk di bangku sekolah menengah, seharusnya dia tidak mendapatkan keringanan biaya atau gratis. Sebab keluarganya tergolong mampu membayar iuran sekolah.
"Seharusnya kayak gitu. Saya enggak dapet dana BOS atau seperti biaya gratis. Seharusnya ada anak murid yang lebih membutuhkan dari saya," kata Ricky.
Hanya, kata Ricky, tindakan korupsi kecil disengaja atau tidak dapat menimbulkan dampak yang besar di kemudian hari. Koruptif itu sudah menjadi akut di semua elemen masyarakat, tidak hanya pada birokrat dan pejabat. Masyarakat biasa pun dengan tidak sadar melakukan korupsi.
"Tindakan korupsi di Indonesia menurut saya sudah fatal bahkan sudah jadi tradisi hampir di setiap birokrasinya, dari mulai korupsi waktu, pungli," kata Ricky.
Dia pun menceritakan kasus kecil saat membuat KTP elektronik (e-KTP), dengan birokrasi yang berbelit. Para oknum-oknum yang memanfaatkannya. Melakukan pungli kepada warga yang ingin membuat e-KTP. Walaupun hal tersebut, kata dia tidak merugikan negara tetapi tindakan tersebut sama dengan korupsi karena merugikan rakyat.
Menjelang hari antikorupsi dunia pada 9 Desember, baik Ricky maupun Fauziah berpendapat peringatan itu tidak hanya sekedar perayaan. Namun nilai-nilai antikorupsi harus tertanam di setiap warga masyarakat. Karena menurut mereka korupsi tidak selalu melibatkan pejabat dan uang yang sangat besar. Yang perlu dihindari adalah perilaku-perilaku koruptif dalam kehidupan sehari-hari.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia ingin para koruptor untuk mengembalikan uang korupsinya kepada negara.
Baca SelengkapnyaSurat pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan adalah surat yang berisi pengakuan dan permintaan maaf atas kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang.
Baca SelengkapnyaKemendagri sepakat bersama KPK untuk mencegah budaya korupsi dalam bidang pendidikan.
Baca SelengkapnyaBlunder adalah kesalahan besar yang dilakukan secara tidak sengaja, sering kali akibat kecerobohan atau keputusan yang terburu-buru.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai tujuan utama pemberantasan korupsi memaksimalkan pengembalian kerugian keuangan negara atau asset recovery.
Baca SelengkapnyaPrabowo tak mempersoalkannya, asalkan para koruptor mengembalikan uang rakyat yang sudah dicuri.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo berpendapat, para koruptor tidak ingin melihat upaya pemerintah dalam melakukan bersih-bersih dari praktik korupsi.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin menilai, Indonesia masuk ke dalam negara yang paling rawan korupsi.
Baca SelengkapnyaDengan tegas Prabowo mengatakan, sekuat tenaga jiwa dan raga akan berkorban demi rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMemilih calon pemimpin masa depan yang bersih terhadap persoalan kejahatan masa lalu.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dan Mahfud MD berdiskusi tentang antikorupsi sejak puluhan tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya