Kuartal II 2021, Bank Permata Raup Laba Rp 639 M dan Salurkan Kredit Rp 120 T
Merdeka.com - PT Bank Permata Tbk atau PermataBank membukukan laba bersih sebesar Rp639 miliar selama kuartal II-2021. Angka ini meningkat 74,3 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp366 miliar.
Sementara total aset juga bertumbuh sebesar 34,8 persen YoY menjadi sebesar Rp212,9 triliun. Raihan ini mencatatkan PermataBank sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.
"Meskipun keadaan perekonomian Indonesia belum kembali seperti pra-pandemi, namun kinerja PermataBank membuktikan bahwa dengan strategi bisnis yang kami jalankan dan dukungan para nasabah kami mampu mencetak hasil yang memuaskan di tengah tahun 2021," kata Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant di Jakarta, Rabu (4/8).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
Sejalan dengan pertumbuhan aset, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh sebesar 19,4 persen YoY dan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 36,6 persen YoY. Dalam hal pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih berlanjut yang secara tidak langsung menyebabkan potensi peningkatan risiko kredit inheren.
Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 menjadi masing-masing 3,3 persen dan 1,2 persen, dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9 persen dan 1,0 persen, walaupun masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masing- masing sebesar 3,7 persen dan 1,8 persen.
Di samping itu, perusahaan juga mencatat penyaluran kredit tumbuh 16,6 persen YoY menjadi sebesar Rp120,8 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen Wholesale Banking sebesar 39,8 persen YoY yang antara lain dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020. Pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7 persen YoY di segmen ritel.
"Perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun inorganik, tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank saat ini. Kami berharap dapat terus mendukung ekosistem perbankan Indonesia menuju ke arah yang lebih kuat," jelas dia.
Selanjutnya
Selama kuartal II-2021, pihaknya juga telah mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 112 persen. Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan oleh Bank dalam mengelola risiko kredit.
Posisi likuiditas Bank terjaga kuat yang tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 75 persen pada akhir Juni 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 81 persen. Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 25,0 persen YoY dengan rasio CASA sebesar 52 persen, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.
Perusahaan akan terus fokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit yang sehat, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga secara sustainable dan efisien. Solusi perbankan digital menjadi kunci sukses Bank dalam mengembangkan skala bisnis, dengan mengedepankan pengalaman bertransaksi nasabah secara sederhana, cepat dan andal.
Di sisi lain, Rasio permodalan Bank yang sangat kuat dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing- masing 35,4 persen dan 26,9 persen, jauh lebih kuat dari rasio CAR rata-rata industri perbankan di kisaran 24 persen, menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik. Bank berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mendukung pemulihan perekonomian dengan menjalankan fungsi intermediari secara efektif dan efisien.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaPeningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan segmen mikro, segmen ritel dan menengah, dan segmen korporasi.
Baca SelengkapnyaPembukuan ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri tahun 1961.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit tersebut turut mendorong perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024.
Baca SelengkapnyaTotal aset Bank DKI tumbuh menjadi sebesar Rp78,88 triliun, yang didukung oleh pertumbuhan Kredit sebesar 23,53 persen dan pertumbuhan DPK sebesar 12,82 persen.
Baca Selengkapnyapertumbuhan kredit dan pembiayaan UMKM didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen mikro sebesar 39,77 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPerolehan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan hingga memasuki semester I 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja positif Bank Mandiri tidak terlepas dari kontribusi kinerja anak perusahaan.
Baca Selengkapnya