104 Rumah di Lebak Rusak Akibat Pergeseran Tanah
Merdeka.com - Bencana pergeseran tanah terjadi di Kabupaten Lebak, Banten tepatnya di Kampung Jampang Cikuning dan Kampung Jampang Neglasari Desa Sudamanik. Sebanyak 104 rumah mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
Ukat (63) warga setempat mengatakan, pergeseran tanah mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dengan kategori sedang dan berat. Terdapat empat rumah yang sebagian ruangannya ambruk.
"Bukan khawatir lagi gak bisa tidur kalau malam pintu gak ada di kunci semua," katanya saat ditemui wartawan, Selasa (12/2).
-
Apa yang terjadi di Lebak saat musim kemarau? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Kapan kekeringan terjadi di Lebak? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten.
-
Kapan kekeringan di Lebak terjadi? Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kampung Rancabaok, Desa Tamanjaya, Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air. Walau kondisinya tidak jernih, aliran tersebut terpaksa digunakan karena tidak ada pilihan lain.'Nyari air ke kali sini, karena di rumah nggak punya air,' kata warga setempat bernama Sumiati, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (31/7). Rela Berjalan Jauh Sejak pagi, mereka terbiasa berjalan jauh sejak sebulan terakhir.
-
Kapan banjir Pekalongan terjadi? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
-
Kapan awal musim hujan di Banyumas? BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir Demak sudah berlangsung hingga satu minggu lamanya. Namun hingga hari ini air belum juga surut.
Bahkan pada saat hujan turun, seluruh warga melarikan diri ke luar rumah. Pasalnya mereka khawatir rumah ambruk akibat longsor. Ia menyampaikan pergeseran tanah terjadi setiap turun hujan.
"Setiap hujan pasti mulai retak-retak tanah," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Sudamanik Supriyadi mengatakan, kondisi ini terjadi semenjak tanggal 25 Januari 2019 lalu dan awal musim penghujan di bulan Desember 2018 lalu.
Dia berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Lebak segera melakukan penelitian terhadap tanah di Kampung Jampang tersebut, supaya ada keputusan dan tidak menimbulkan kekhawatiran berkelanjutan.
"Kami khawatir tanah di kampung kami masih labil, sehingga bencana alam pergeseran tanah terjadi lagi. Makanya untuk segera melakukan penelitian," ujarnya.
Supriyadi mengatakan, untuk saat ini belum ada rencana untuk melakukan relokasi terhadap 368 jiwa di dua kampung tersebut. "Tapi yang kami persiapkan evakuasi takut ada kejadian buruk pas hujan. Kita masih menunggu rekomendasi," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Retakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12) sekitar pukul 20.34 WIB.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaSatu rumah diperkirakan kerugiannya kurang lebih Rp100 juta.
Baca Selengkapnya