22 Anak Indonesia diusir Malaysia
Merdeka.com - Sebanyak 22 anak warga negara Indonesia (WNI) diusir pemerintah Kerajaan Malaysia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara bersama orangtuanya karena tidak memiliki dokumen keimigrasian. 22 Anak yang diusir yakni 11 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan di Nunukan, diketahui total yang diusir ada 120 WNI. Selain itu juga ada seorang bayi berumur sebulan yang dilahirkan di pusat tahanan sementara (PTS) Kota Kinabalu Negeri Sabah Malaysia.
Katherina, salah seorang WNI yang diusir bersama tiga anaknya mengatakan, saat ditangkap aparat kepolisian Malaysia pada 23 Februari 2014, dia sedang berada di pinggir jalan tidak jauh dari tempatnya tinggal di Keningau wilayah Kota Kinabalu. WNI asal Ende, Nusa Tenggara Timur yang bekerja sebagai buruh bangunan ini mengaku selama 10 tahun bekerja di Malaysia tidak memiliki dokumen keimigrasian.
-
Siapa yang ditolak visanya? Selain itu, ia pernah ditolak sebanyak delapan kali ketika ingin mengajukan permohonan visa ke Amerika serikat.
-
Kenapa Keluarga Surbek harus meninggalkan Indonesia? Saat itulah keluarga Surbek terpaksa meninggalkan Indonesia walau itu merupakan pilihan yang sulit bagi mereka. Begitu pula dengan Gladys yang harus berpisah dengan Mino.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Siapa yang terdampak dari broken home? Dampak dari broken home dapat terasa pada anggota keluarga, terutama anak-anak.
-
Mengapa orang-orang meninggalkan rumah? Mereka diselimuti ketakutan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut.
Katherina menambahkan, ketiga anaknya bersama anak-anak WNI lainnya selama berada di PTS Keningau menjalani kurungannya. Mereka juga diberi makanan yang cukup serta perlakuan yang sewajarnya dari petugas penjara Malaysia.
Katherina memilih kembali lagi ke Malaysia untuk bekerja karena suaminya yang juga bekerja sebagai buruh bangunan tidak turut tertangkap aparat kepolisian Malaysia sehingga tetap berada di negeri jiran itu. Dia mengaku anaknya sempat mengalami sakit saat menjalani kurungan di penjara, namun tetap mendapatkan perhatian dari petugas penjara dengan membawanya berobat di klinik.
"Anak-anak kami tetap mendapatkan makanan dan pelayanan kesehatan yang baik selama dalam penjara," ujar dia.
Dia menceritakan awal mula tertangkap di camp tempatnya tinggal salah seorang temannya jatuh pingsan karena ketakutan setelah aparat kepolisian akan menangkapnya sehingga disiram air berkali-kali hingga siuman.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca SelengkapnyaPemulangan 101 WNIyang telah overstayer di Abu Dhabi, terdiri atas 46 ibu dengan 55 anak, bayi dan balita.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaPemulangan ini merupakan tahap kedua setelah sebelumnya tanggal 12 November 2023 dipulangkan 101 WNI tidak memiliki dokumen terdiri atas 55 anak dan 46 ibunya.
Baca SelengkapnyaKetiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku menyelundupkan 12 paspor itu atas perintah seorang WN Malaysia lainnya dengan upah Rp3 juta.
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaRencananya mereka akan dipulangkan pada Sabtu (1/6) malam sekitar jam 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Baca SelengkapnyaKementerian Hukum dan HAM mencatat ribuan warga negara Indonesia berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca Selengkapnyapermohonan paspor Indonesia itu dimohonkan oleh CT dan OZM di gerai layanan paspor Tangcity Mal
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Metro Tangerang mengamankan 22 anak dan remaja yang diduga mengganggu ketertiban umum dan melakukan pelemparan terhadap polisi.
Baca Selengkapnya