24 Tengkorak hendak dibawa ke Belanda diduga dari suku di Kalimantan atau Papua
Merdeka.com - Bea Cukai Ngurah Rai Bali dan Kantor Pos Lalu Bea Renon Denpasar, menggagalkan 4 buah karton yang berisi 24 tengkorak manusia yang akan dikirim ke Belanda. Puluhan tengkorak itu diduga berasal dari suku Dayak Kalimantan atau salah satu suku di wilayah Papua.
"Jadi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Denpasar Bali kemungkinan itu berasal dari suku Dayak Kalimantan atau salah satu suku yang ada di wilayah Papua," kata Kepala seksi perlindungan, pengembangan dan pemafaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali NTB, NTT, Ni Km Aniek P, Jumat (9/2).
BPCB melakukan kerjasama dengan Balai Arkeologi Denpasar Bali setelah mendapat kabar penemuan tengkorak dari Bea Cukai Ngurah Rai. Dari hasil penelitian bahwa memang tengkorak manusia itu asli.
-
Dimana tengkorak itu ditemukan? Tengkorak ini ditemukan di pemakaman kota kuno Lato, yang mengarah pada penemuan-penemuan arkeologi menakjubkan di seluruh wilayah itu.
-
Mengapa tengkorak dibawa ke Jerman? Diyakini tengkorak ini diambil dari pemakaman dan berbagai situs pemakaman di seluruh dunia. Kemudian mereka dibawa ke Jerman untuk eksperimen 'ilmiah'.
-
Dimana tengkorak ini ditemukan? Ahli menemukan empat tengkorak aneh di tempat pembuangan sampah, berlokasi di reruntuhan Iglesia Colorada, sebuah desa Inca kuno di kaki bukit Andes, Peru.
-
Siapa yang menemukan tengkorak di Belanda? “Kami berharap menemukan banyak benda, tapi temuan ini sangat cepat dan sangat dekat dengan permukaan,“ ujar Mignonne Lenoir, arkeolog di The Hague, seperti dilansir laman NL Times.
-
Mengapa tengkorak ini dipajang? Para tengkorak ini dipajang sebagai peringatan terhadap warga desa agar tidak ada perlawanan.
"Kami pada saat itu langsung bekerja sama dengan Balai Arkelogi Denpasar Bali, karena mereka yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penelitian atas benda-benda seperti itu. Ternyata, dari hasil penelitian dari 12 tengkorak yang dibuat sample, berdasarkan geligi dan umur kematian individunya, bahwa itu adalah tengkorak manusia dewasa. Dimana, saat meninggal mempunyai rentang waktu yang cukup lama," ujar Aniek.
Selain itu, di tengkorak ini juga ditemukan motif atau ukiran seni pahat. Sehingga dugaan sementara digunakan sebagai ritual penguburan atau digunakan sebagai barang seni.
"Kemungkinn tengkorak ini digunakan untuk media seni pahat atau kemungkinan besar terkait dengan ritual penguburan sehinga barang-barang ini digunakan sebagai barang seni," kata Aniek.
Untuk saat ini, 24 tengkorak manusia ini diserahkan kepada BPCB Bali untuk dilakukan pengembangan penelitian, karena sesuai dengan Pasal 23 Undang-undang Cagar Budaya nomor 11 Tahun 2010.
"Setiap orang yang menemukan benda cagar budaya atau diduga cagar budaya. Mulai dari bangunan cagar budaya, struktur atau lokasi dan situs cagar budaya. Itu wajib melaporkan ke instasi yang berwenang dibidang kebudayaan atau pihak Kepolisian Republik Indonesia paling lama 30 hari setelah ditemukan," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan kuburan ini cukup aneh karena bangsa Viking biasanya membakar jenazah, bukan dikubur.
Baca Selengkapnyaarkeolog menemukan tiga tengkorak, sebuah koin perunggu, dan sisa-sisa bangunan kapel di Belanda.
Baca SelengkapnyaStruktur makam yang ditemukan arkeolog berbeda dari pemakaman kuno pada umumnya.
Baca SelengkapnyaOrang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur.
Baca SelengkapnyaKerangka ini merupakan warga dari kebudayaan Tagar di Siberia, Rusia.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini mengungkap profesi pemilik makam, yang dikubur bersama alat bedah ini.
Baca SelengkapnyaTengkorak ini ditemukan di kuil tertua di dunia, Göbekli Tepe.
Baca SelengkapnyaDari zaman apa pahatan batu ini berasal masih menjadi perdebatan.
Baca SelengkapnyaTengkorak manusia berbentuk hati ditemukan di antara sisa-sisa jasad di situs arkeologi Meksiko.
Baca SelengkapnyaSebuah peti mati tembaga Mesir Kuno yang telah disegel selama lebih dari 1500 tahun telah "dibuka secara digital" menggunakan teknik pencitraan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan merasa kagum dengan penemuan helm abad keenam itu. Mengapa?
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca Selengkapnya