3 WNI diculik militan Filipina, haruskah TNI terus bersabar?
Merdeka.com - Di tengah upaya pencarian dan pembebasan tujuh anak buah kapal tunda 001 Charlie, Indonesia kembali dikejutkan kabar penculikan dari Malaysia. Kepolisian Negeri Jiran mengungkapkan, tiga warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal berbendera Malaysia diculik kelompok bersenjata.
Hingga pertengahan tahun ini, sudah empat kali WNI diculik saat berlayar menuju Filipina dan sebaliknya. Namun, kejadian terakhir justru berlangsung di perairan Malaysia.
Kejadian tersebut membuat Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo marah bukan kepalang. Dia tak mau tinggal diam melihat WNI kembali diculik kelompok bersenjata demi mendapatkan uang tebusan hingga triliunan rupiah.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
Dengan tegas, Gatot mendesak Filipina untuk serius membantu Indonesia dalam melakukan pembebasan WNI yang disandera di negara itu. Permintaan serupa juga ditujukan buat Malaysia. Tak hanya itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ini juga sudah menyiapkan pasukan.
"TNI menyiapkan semua kemungkinan yang akan diminta baik oleh pemerintah Filipina dan pemerintah Malaysia untuk membebaskan sandera dan mengamankan lintas laut tersebut," kata Jenderal Gatot di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (11/7) kemarin.
Saat kasus penculikan pertama, TNI sudah membuktikan ancaman mereka. Sejumlah pasukan pun diterjunkan, di mana seluruhnya merupakan anggota pasukan elite dari tiga matra, antara lain Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Korps Pasukan Khas (Korpaskhas).
Mereka disiagakan secara khusus di Nunukan, Kalimantan Utara. Sementara, pemerintah terus melakukan upaya negosiasi terhadap kelompok bersenjata. Sayangnya, TNI tidak mendapatkan izin khusus dari pemerintah Filipina untuk menggelar operasi pembebasan sandera.
Sejumlah kapal perang terus disiagakan, bahkan seluruh pasukan terus menggelar latihan tempur di darat, laut maupun udara. Setelah terus menunggu, ternyata seluruh sandera yang berjumlah 14 orang dibebaskan, mula-mula tujuh WNI, dan sisanya menyusul beberapa hari berikutnya.
Ternyata, kasus penculikan tak berhenti sampai di sana. Publik kembali dikagetkan dengan pengakuan seorang wanita di Kalimantan Selatan yang mengatakan suaminya diculik kelompok bersenjata. Pemerintah sempat menduga informasi tersebut bohong, namun setelah diteliti ternyata penculikan itu nyata.
Kini, penculikan kembali terjadi. Panglima TNI pun sudah bersikap tegas dalam menghadapi para penyandera.
Bahkan, Gatot mengaku akan menyiapkan prajurit untuk mengawal kapal-kapal, baik kapal nelayan atau batu bara yang melintas ke wilayah tersebut. Termasuk buat pembebasan sandera.
"Untuk pembebasan sandera kami siapkan pasukan. Untuk patroli bersama dengan sea corridor itu juga kami siap. Apapun yang diperlukan kami siap," tambahnya.
Sampai kapan TNI harus bersabar menghadapi Malaysia? Kini saatnya unjuk gigi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan 3 Tersangka Pengeroyok Prajurit TNI Prada Lukman di Cikini
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo memuji gerak cepat Panglima TNI Agus Subiyanto dalam menangani kasus penganiayaan relawannya.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan relawan Ganjar-Mahfud itu terjadi pada Sabtu (30/12).
Baca Selengkapnya“Saya minta maaf kepada seluruh rakyat Papua," kata Pangdam Cendrawasih
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cepat TNI memproses anggotanya yang menganiaya relawan.
Baca SelengkapnyaPasal yang disematkan kepada 13 prajurit berbeda disesuaikan pelanggaran yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengakui penyiksaan terhadap anggota KKB itu adalah sebuah pelanggaran.
Baca SelengkapnyaPanglima perintahkan dua jenderal periksa anggota TNI yang geruduk Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca Selengkapnya