361 eks anggota Gafatar Mempawah tahap satu dipulangkan Jumat siang
Merdeka.com - Pengungsi eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Mempawah, Kalimantan Barat, segera dipulangkan mulai Jumat (22/1) siang ini. Pemulangan gelombang I ini akan memberangkatkan 361 pengungsi dari tempat pengungsian Denbekang Kodam XII Tanjungpura, tujuan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.
"Dijadwalkan usai salat Jumat jam 13.00 WIB, gelombang I menggunakan KRI Gilimanuk milik TNI AL," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKBP Arianto, kepada merdeka.com, Kamis (21/1) malam kemarin.
Dia menerangkan, saat ini di pengungsian, tercatat 1.119 pengungsi dari Mempawah. Selain itu, turut bergabung 440 pengungsi eks Gafatar dari Kabupaten Kubu Raya serta dari Kabupaten Bengkayang sebanyak 259 orang. Mereka para pengungsi dalam pengamanan TNI dan Polri.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Pemulangan bertahap karena memang jumlahnya cukup banyak. Saat ini, KRI Gilimanuk sudah bersandar di Pontianak," ujar Arianto.
Pascapemulangan gelombang pertama, gelombang kedua direncanakan sehari setelahnya, pada Sabtu (23/1). Hanya saja sejauh ini, menurut Arianto, belum diketahui persis waktu keberangkatan untuk pemulangan pengungsi gelombang kedua.
"Rencananya, pemulangan gelombang kedua menggunakan KRI Teluk Bone dan KRI Teluk Banten. Waktunya, belum bisa dipastikan," terangnya.
Ditanya lebih jauh kondisi terkini para pengungsi, relatif berada dalam kondisi sehat. Hanya saja, beberapa di antara pengungsi menderita sakit ringan selama berada di tempat pengungsian.
"Telah dilakukan pengobatan baik dari tim Dinas Kesehatan kota Pontianak, tim kesehatan TNI maupun tim kesehatan Polda Kalimantan Barat. Iya, ada gangguan kesehatan kecil pengungsi," tutup Arianto.
Diketahui, pengungsi warga eks Gafatar yang berada di markas TNI AD Denbekang Kodam XII Tanjungpura, setelah sebelumnya mereka diusir paksa massa di Mempawah, Selasa (19/1) lalu, yang meminta segera angkat kaki dari permukiman warga eks Gafatar di Mempawah.
Massa Mempawah khawatir dengan keberadaan warga eks Gafatar yang sebagian besar berasal dari pulau Jawa. Sebab, saat berada di permukiman seluas 43 hektare, warga eks Gafatar juga memiliki areal pertanian yang terkesan eksklusif dilengkapi jaringan listrik dan irigasi. Bahkan, menuju permukiman warga eks Gafatar harus melalui portal dan pos penjagaan. Sehingga, warga menduga warga eks Gafatar masih beraktifitas menyebarkan paham menyimpang. Apalagi, dr Rica asal Yogya yang dilaporkan hilang, belakangan sebelumnya pernah berada di permukiman eks Gafatar di Mempawah. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaKapal yang mengangkut pengungsi berlabuh di desa tetangga. Mereka kemudian berjalan kaki 2km.
Baca SelengkapnyaDi hari yang sama, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, sebanyak 180 pengungsi Rohingya juga berlabuh di Gampong Blang Raya.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kembali terdampar di wilayah Pidie, Aceh, Rabu (15/11). Sehari sebelumnya 196 orang yang terdampar, kali ini jumlahnya 146 orang.
Baca SelengkapnyaKejadian ini yang kedua kalinya setelah pada Jumat (31/5) kemarin, juga ada pengungsi yang kabur.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi itu memanfaatkan semua alutsista kapal penyeberangan laut.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya yang menumpang satu kapal kayu terdampar di tepi pantai Kulee Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Selasa (14/11).
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca SelengkapnyaKetiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui di mana para pengungsi ini akan ditampung.
Baca SelengkapnyaPuluhan WNI tersebut dipulangkan dari Lebanon sebagai bagian dari proses evakuasi ketika konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah semakin memanas.
Baca Selengkapnya