4.089 Warga Konawe Utara Mengungsi Akibat Banjir
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara menyebutkan terdapat 4.089 warga mengungsi akibat banjir yang melanda daerah itu sejak 2 Juni 2019 lalu.
Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, Djasmiddin melaporkan dampak lain dari banjir tersebut adalah rumah rusak atau hanyut akibat terjangan banjir sebanyak 17 unit.
"Kemudian rumah terendam 851 unit dan 3 masjid juga ikut terendam," kata Djasmiddin seperti dikutip Antara, Minggu (9/6).
-
Bagaimana kondisi masjid yang terendam? Saat itu, posisi masjid tersebut tepat di sebelah air waduk yang sedang surut. Bangunan masjid tampak masih kokoh berdiri. Namun karena sudah lama terendam, kondisinya sungguh memprihatinkan. Genteng-genteng terkelupas. Lantai masjid dipenuhi lumpur.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Siapa yang terdampak banjir di Rumah Tigo Ruang? Salah satu warga di Rumah Tigo Ruang, Kecamatan Kuranji, Suci Ramadani mengatakan, air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 02.00 WIB.
Selain itu katanya, satu jembatan penghubung tak bisa diakses karena terendam banjir. "Termasuk 4 unit Sekolah Dasar (SD) dan 1 unit Sekolah Menengah Pertama tidak dapat diakses," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengatakan pemerintah daerah bersama TNI/Polri dan instansi terkait terus melakukan penanganan dan penanggulangan banjir.
"Sampai saat ini tidak ada korban musibah dalam kejadian ini, sementara warga yang terkena musibah banjir telah dievakuasi ke posko pengungsian, dan ada juga yang mengungsi ke rumah sanak keluarganya," katanya.
Sementara itu, akses jalan trans-Sulawesi yang menghubungkan antara Sultra dan Sulteng terputus karena jembatan Asera di Konawe Utara amblas pada Minggu (9/6) akibat banjir yang melanda daerah itu sejak 2 Juni 2019.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, Djasmiddin, mengatakan peristiwa amblasnya jembatan itu, membuat ribuan masyarakat di lima kecamatan yakni, Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano terisolasi.
"Curah hujan yang terus melanda daerah ini memuat debit air di areal jembatan Asera spontan naik drastis sampai 10 meter dari kondisi semula hingga masuk ke badan jembatan membuat bagian jembatan Asera atau bangunan penyanggah) antara jalan dan jembatan amblas," katanya.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin, mengaku telah mengerahkan seluruh personil Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengevakuasi masyarakat atas banjir bandang susulan yang terjadi di wilayahnya.
"Kami terus berupaya bersama seluruh jajaran terkait untuk membantu masyarakat atas musibah yang di alami dan terus membangun koordinasi dan komunikasi ke berbagai pihak memberikan bantuan kepada warga yang terdampak musibah banjir," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, menyebutkan bahwa titik lokasi banjir di daerah itu terus meluas hingga sat ini mencapai 13 desa.
Dikatakan, 13 titik yang terendam banjir yakni di Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio. Ke-13 desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, dan Andowia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaWarga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca Selengkapnya10 kecamatan itu yakni Bangko, Batang Masumai, Muara Siau, Lembah Masurai, Bangko Barat, Pemenang Selatan, Tiang Pumpung, Pemenang Barat, Pemenang dan Jangkat.
Baca SelengkapnyaPotret dua rumah milik penghafal Al-Quran masih berdiri kokoh setelah banjir bandang.
Baca SelengkapnyaKecamatan Batang menjadi daerah yang paling banyak terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa di antaranya mengungsi.
Baca Selengkapnya