43 Santri Pesantren Temboro Magetan Asal Malaysia Positif Corona
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan berencana melakukan rapid test atau tes cepat terhadap ratusan santri yang masih bertahan di Pondok Pesantren Temboro Magetan. Hal ini seiring dengan ditemukannya 43 santri asal Malaysia yang dinyatakan positif setelah dipulangkan dari pondok.
Bupati Magetan, Suprawoto mengatakan, terkait dengan temuan Malaysia terhadap para puluhan santri tersebut, pihaknya berencana akan melakukan tracing ulang terhadap siapa saja yang pernah berkontak erat dengan 43 santri asal Malaysia itu.
Selain upaya tersebut, pihaknya juga berencana melakukan rapid test terhadap ratusan santri yang masih ada di dalam pondok.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kenapa Gubernur Kalimantan Selatan mengunjungi pesantren? Pada kesempatan tersebut, Sahbirin mengajak ratusan santri untuk meniru akhlak dari Rasulullah SAW.
-
Dimana Gubernur Kalimantan Selatan mengunjungi pesantren? Turdes Sahbirin Noor dilanjutkan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpres) Darussalam Martapura yang telah banyak melahirkan ahli Al-Qur’an yang hebat dan tersebar di seluruh dunia.
"Untuk santri asal Malaysia yang masih bertahan akan kami rapid test. Termasuk juga pengasuh Ponpes. Jumlahnya ratusan orang," jelasnya, Senin (20/4).
Dia menceritakan, bahwa Pemkab Magetan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Temboro, awalnya memang telah sepakat memulangkan ribuan santri. Pemulangan para santri tersebut diakuinya dilakukan secara bertahap di saat masa pandemi corona ini
"Kami sepakat. Dan pemulangannya secara bertahap," katanya.
Dia menyebutkan bahwa ketika pulang itu memang tidak dilakukan rapid test. Pasalnya alat rapid test yang dimiliki Pemkab Magetan juga terbatas. Sedangkan santri yang dipulangkan berjumlah ribuan.
"Alat rapid tesnya sedikit. Jadi kami tidak melakukan rapid test. Santrinya ribuan," jelas Suprawoto.
Hanya saja, kata dia, pihak Pemkab Magetan dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan sudah melakukan tes kesehatan. Contohnya adalah melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum mereka keluar dari pondok.
Dia menyebut, Pemkab Magetan akan melakukan tracing ulang terhadap orang-orang yang sempat kontak erat dengan 43 santri asal Malaysia tersebut. Meski begitu, Bupati Suprawoto menyatakan bahwa belum tentu 43 santri asal Malaysia itu terpapar Virus Corona dari Ponpes Temboro.
"Bisa jadi mereka pulang dari mana gitu. Atau memang dari Malaysia lalu balik ke Temboro lagi," ungkapnya.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan klaster baru orang-orang yang terjangkit Covid-19 dari pelajar Malaysia yang baru pulang dari sebuah pesantren di Temboro, Magetan, Jawa Timur.
"Sebuah klaster baru telah dideteksi di pintu masuk internasional, yaitu warga Malaysia yang pulang dari Indonesia melalui Lapangan Terbang Kuala Lumpur (KLIA) pada 16 April 2020," ujar Direktur Jenderal Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur seperti dikutip Antara, Minggu, 19 April 2020.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga penular cacar monyet.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya