5 Fakta miris kasus siswi SMP di Surabaya jadi mucikari
Merdeka.com - NA, usianya baru lima tahun dan masih duduk di bangku SMP. Masa depannya pun masih panjang untuk meraih cita-cita. Namun sayang, yang bersangkutan harus berurusan dengan pihak yang berwajib karena menjadi mucikari.
Tak tanggung-tanggung, siswi SMP swasta di Surabaya ini telah menjual beberapa anak baru gede (ABG) yang juga teman-temannya sendiri kepada pria hidup belang. Kini NA pun harus menjalani proses hukum.
Kasus tersebut tentu mengagetkan siapa saja. Namun bukan itu saja fakta mengejutkan kasus yang kini ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya itu. Berikut lima fakta kasus NA yang menjadi mucikari alias germo tersebut:
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Siapa otak pemerkosaan siswi SMP? D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
NA tega jual kakaknya ke pria hidung belang
NA (15), siswi SMP swasta di Surabaya, Jawa Timur, harus berurusan dengan polisi karena tertangkap tangan menjual tiga ABG ke pria hidung belang di Hotel Fortuna Jalan Darmokali, Surabaya, Minggu (9/6). Ironisnya lagi, satu dari ABG yang menjadi korban adalah kakak kandung tersangka sendiri.Dia adalah NR, yang kini duduk di bangku SMA. "Salah satu korban adalah kakak kandung tersangka sendiri," ungkap Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija di kantornya.Setija mengatakan, tersangka sudah cukup berpengalaman menjalankan bisnis mucikari yang digelutinya sejak enam bulan silam."Dilihat dari modusnya, tersangka ini sudah sangat berpengalaman, bahkan kakak kandungnya sendiri bisa dia rayu agar mau melayani pria hidung belang," ujarnya.
Sebelum jadi Mucikari, NA dijual ke om-om
Di hadapan polisi, NA mengaku sudah enam bulan menjalani profesinya itu. Setidaknya ada tujuh ABG, yang sudah dijualnya ke pria hidung belang. "Saya sudah enam bulan menjual teman-temannya saya. Saya kenal om-om juga dari teman-teman saya," aku NA kepada penyidik di Polrestabes Surabaya, Minggu (9/6).Dia juga mengaku, terjun di dunia hitam itu, karena pernah dijual seseorang ke pria hidung belang. Selanjutnya, dia menjalani profesi barunya itu secara mandiri, sambil terus tetap bersekolah."Dia (tersangka) pernah dijual orang lain. Sehingga dia paham seluk beluk profesinya itu. Tidak menutup kemungkinan ada jaringan lain, kami masih mengembangkan kasusnya. Tapi untuk sementara kami yakinkan dia bekerja secara mandiri," terang Kasubnit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Teguh Setiawan.Setiawan juga mengatakan, kalau pihaknya juga tengah memburu seseorang yang diakui tersangka pernah menjualnya ke pria hidung belang. "Kami juga tengah mencari seseorang yang disebut-sebut tersangka pernah menjualnya. Tapi kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terlebih dahulu," tandas dia.
Mucikari SMP ini sudah jual 7 ABG
Selama enam bulan menjalani profesinya itu, NA (15), warga Surabaya itu sudah menjual tujuh anak baru gede (ABG) ke pria hidung belang. Namun aksi bejat NA itu segera tercium polisi. NA tidak bisa lagi meneruskan bisnis prostitusi itu karena tertangkap tangan saat menjual tiga ABG di Hotel Fortuna Jalan Darmokali Surabaya, pada Sabtu malam (8/6).Siswi yang akan mengikuti ujian semester akhir ini, terpaksa harus digelandang ke Mapolrestabes Surabaya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, bersama tiga ABG yang menjadi anak buahnya, yaitu DA, BL dan NR."Kami juga sempat menangkap pria yang menjadi pelanggannya. Namun, karena belum terbukti melakukan, kami hanya sebatas memintai kesaksiannya saja," kata penyidik di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (9/6).
Para ABG dijual dengan memamerkan foto-fotonya
Sementara itu, Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti menjelaskan, modus yang dilakukan pelaku cukup sederhana. NA menawarkan kepada lelaki hidung belang dan mengajak bertemu untuk memberikan harga sambil memberikan foto-foto calon korbannya."Setelah ada kesepakatan harga, baru pertemuan dilangsungkan di hotel yang disepakati," kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti.Suparti juga mengatakan, untuk sekali booking, tarif yang dibrandol untuk tiap ABG, rata-rata antara Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu. Bahkan ada juga yang seharga Rp 1 juta. "Dari harga itu, korban mendapatkan bagian Rp 500 ribu, sedang pelaku mendapat sisanya," tandas Suparti.
Meski masih SMP, NA selihai Keyko
Meski baru enam bulan menjalankan bisnis human trafficking, NA, sisi SMP ini sudah lihai menjadi mucikari. Bahkan sudah sukses menjual tujuh orang ABG, yang salah satunya adalah kakak kandungnya sendiri, yaitu NR, siswi SMK swasta di Surabaya."Dia sudah sangat profesional dalam menjalankan bisnisnya. Sistem kerjanya, meski dilakukan secara mandiri dan tidak dipasarkan melalui internet, dia tak kalah dengan Keyko, yang menjalankan bisnis prostitusinya via jejaring sosial," beber Kasubnit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Teguh Setiawan.NA cukup mengenal banyak pelanggannya melalui tempat hiburan malam, di plaza-plaza yang ada di Surabaya. "Saya biasanya nongkrong di TP (Tungjungan Plaza). Saya kenal om-om dari teman-teman saya," kata NA di hadapan penyidik Polrestabes Surabaya, Minggu (9/6).NA pun tak perlu bersusah-susah mencari pelanggan maupun anak buah yang akan dijadikan obyek transaksi dengan para lelaki hidung belang."Untuk pelanggannya, kebanyakan datang sendiri kepada korban. Dia mengaku kenal pelanggan melalui mulut ke mulut, khususnya dari teman-temannya," ujar Teguh Setiawan.
Baca juga:Pelajar SMP di Surabaya jadi mucikariMasih berumur 15 tahun, NA sudah saingi Ratu Mucikari KeykoSiswi SMP jadi mucikari dinilai hanya tameng bisnis prostitusiNA, siswi SMP jadi mucikari karena pernah dijual ke Om-omABG yang dijual mucikari SMP masih bugil saat ditangkap polisi (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NE dicokok Rabu, 14 Agustus 2024. Setelah dilaporkan oleh orang tua korban I usai merasa kecurigaan akan tingkah laku anaknya tersebut.
Baca SelengkapnyaKeduanya diamankan polisi saat berada di sebuah kamar hotel di Baturaja, Ogan Komering Ulu.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaPelaku berkomplot menjual korban kepada lelaki hidung belang dengan tarif berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp700 ribu melalui aplikasi media sosial MiChat.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda berinisial MJS (19) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dia dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaUntuk tarif sekali kencan antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.
Baca SelengkapnyaKorban awalnya ditawari bekerja sebagai pemandu lagu di tempat karaoke di wilayah Bekasi, namun justru dijadikan PSK.
Baca SelengkapnyaTiga muncikari ditangkap terkait tindak perdangan orang ini.
Baca SelengkapnyaD pun menjual korban melalui berbagai aplikasi kencan (dating apps) dan aplikasi pesan singkat dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima tersangka kasus prostitusi di Kabupaten Aceh Utara. Mereka yang ditangkap yakni muncikari, penyedia tempat, dan tiga pria hidung belang.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaMereka pun sepakat dan korban tak dapat lagi melawan karena kalah kuat.
Baca Selengkapnya