Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Ratu pemimpin kerajaan di Nusantara yang kesohor

5 Ratu pemimpin kerajaan di Nusantara yang kesohor Tribhuwana Wijayatunggadewi. ©istimewa

Merdeka.com - Sri Sultan Hamengku Bawono X mengeluarkan Sabda Raja perubahan nama anak pertamanya, GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, Yogyakarta, Selasa (5/5). Hal ini juga diikuti dengan pengangkatan GKR Mangkubumi sebagai putri mahkota.

Belum ada konfirmasi resmi dari Sri Sultan terkait perubahan ini. Dinilai perubahan ini sebagai isyarat bahwa GKR Mangkubumi bakal mewarisi takhta Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Jika ini terbukti kebenarannya, maka pertama kali dalam sejarah keraton dipimpin oleh raja perempuan.

Bicara soal raja perempuan, ternyata banyak kerajaan di Nusantara yang dipimpin oleh sang ratu. Di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa emansipasi sudah ada sejak zaman dahulu.

Tidak kalah dengan kerajaan yang dipimpin oleh raja, banyak juga kemajuan dan kejayaan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh ratu.

Berikut lima ratu pemimpin kerajaan di Nusantara yang kesohor:

Ratu Maharani Shima

Maharani Shima merupakan ratu salah satu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah, sekitar tahun 674 Masehi. Ratu Shima terkenal karena kejujurannya dan menjadikan hukum sebagai panglima. Dia dikenal keras dan tegas dalam menghukum pencuri dan pelaku kejahatan.Bahkan diceritakan ada seorang raja asing yang menguji kejujuran rakyat Kalingga, dengan meletakkan kantung berisi emas di tengah-tengah persimpangan jalan dekat alun-alun ibu kota Kalingga.Alhasil, tidak ada seorang pun yang berani menyentuh kantung yang pada dasarnya bukan milik warga, hingga suatu hari tiga tahun kemudian, seorang putra Shima, sang putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung itu dengan kakinya.Sebagai hukumannya, Shima menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Tetapi berdasarkan saran dari penasehat istana, akhirnya sang putra mahkota dijatuhi hukuman potong kaki.

Dyah Tulodong

Dyah Tulodong merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong (sekarang wilayah Tulungagung, Jawa Timur). Dyah digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa.Salah satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja Erlangga berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertemuan tersebut terjadi lantaran Dyah berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai wilayah di sekitar kerajaannya.Bahkan di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan prajurit-prajurit wanita pilihan. Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi di tahun 1031.Tetapi satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil dikalahkan Airlangga lewat pertempuran sengit di penghujung tahun 1032. Dari utara, pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju Lodoyong.

Tribhuwana Wijayatunggadewi

Tribhuwana Wijayatunggadewi merupakan raja ketiga Kerajaan Majapahit, memerintah dari tahun 1328 sampai 1351. Dia adalah putri dari raja pertama Majapahit Raden Wijaya dan Gayatri.Menurut Nagarakretagama, Tribhuwana memerintah didampingi suaminya, Kertawardhana. Pada tahun 1331 dia menumpas pemberontakan daerah Sadeng dan Keta. Tribhuwana didampingi sepupunya, Adityawarman berangkat menyerang Sadeng.Pemerintahan Tribhuwana terkenal sebagai masa perluasan wilayah Majapahit ke segala arah. Tahun 1343 Majapahit mengalahkan raja Kerajaan Pejeng (Bali), Dalem Bedahulu, dan kemudian seluruh Bali. Tahun 1347 Adityawarman yang masih keturunan Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malayu. Dia kemudian menjadi uparaja (raja bawahan) Majapahit di wilayah Sumatera.

Syah Alam Barisyah

Perlak merupakan salah satu kesultanan yang bercorak Islam yang berlokasi di Aceh. kesultanan ini pernah dipimpin oleh seorang ratu bernama Syah Alam Barisyah.Syah Alam Barisyah naik tahta menggantikan ayahnya, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Jauhan Berdaulat yang jatuh sakit dan kemudian lumpuh.Dalam melaksanakan pemerintahan, Syah Alam Basiyah dibantu oleh adiknya bernama Abdul Aziz Syah sebagai perdana menteri.

Sultanah Nahrasiyah

Kesultanan Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.Kesultanan pernah dipimpin oleh Sultanah (Ratu) Nahrasiyah. Dia menggantikan suaminya  Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir yang tewas di tangan Raja Nakur. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Disegani Negara Lain karena Adil dan Tegas, Ini Sisi Lain Ratu Paling Terkenal di Jawa
Disegani Negara Lain karena Adil dan Tegas, Ini Sisi Lain Ratu Paling Terkenal di Jawa

Ratu ini disegani bukan karena wajahnya yang cantik, melainkan karena kemampuan kepemimpinannya.

Baca Selengkapnya
Pesona Ayu Ratu Penguasa Kerajaan Nusantara Versi AI, Mana yang Lebih Cantik?
Pesona Ayu Ratu Penguasa Kerajaan Nusantara Versi AI, Mana yang Lebih Cantik?

Beberapa ratu di antaranya disebut pernah menjadi pemimpin di wilayahnya. Selain cantik, ada juga yang punya cerita jago strategi perang.

Baca Selengkapnya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya

Portugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.

Baca Selengkapnya
Sosok Sri Parameswari Dyah Kebi, Istri Mpu Sindok yang Kedudukannya Lebih Tinggi dari Sang Suami
Sosok Sri Parameswari Dyah Kebi, Istri Mpu Sindok yang Kedudukannya Lebih Tinggi dari Sang Suami

Mpu Sindok adalah sosok raja yang terkenal, namun tak banyak orang tahu tentang istrinya, Sri Parameswari Dyah Kebi.

Baca Selengkapnya
Kisah Ratu Sakti, Raja Pajajaran yang Paling Dilaknat karena Bunuh Orang Tanpa Alasan
Kisah Ratu Sakti, Raja Pajajaran yang Paling Dilaknat karena Bunuh Orang Tanpa Alasan

Akibat tindakannya ini, kerajaan Pajajaran saat itu mulai mengalami kemunduran hingga memasuki zaman pralaya atau jahiliyah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Limwa, Terkenal Cerdas sejak Kecil hingga Jadi Raja yang Adil dan Suka Menolong
Mengenal Limwa, Terkenal Cerdas sejak Kecil hingga Jadi Raja yang Adil dan Suka Menolong

Ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya

Baca Selengkapnya
Wanita Jepara Jadi Sosok Paling Ditakuti Penjajah Portugis, Ternyata Baru Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional Usai 400 Tahun Wafat
Wanita Jepara Jadi Sosok Paling Ditakuti Penjajah Portugis, Ternyata Baru Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional Usai 400 Tahun Wafat

Siapa sangka Kabupaten Jepara pernah memiliki wanita perkasa yang disegani Bangsa Portugis. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya
Menilik Kehidupan Gayatri Rajapatni, Perempuan yang Nasihatnya Didengar Raja
Menilik Kehidupan Gayatri Rajapatni, Perempuan yang Nasihatnya Didengar Raja

ia adalah wanita terhormat, bijak, cerdas, dan berpendirian teguh

Baca Selengkapnya
Mengutip Kisah Legenda Jawa, Goenawan Mohammad: Kekuasaan Mudah Membuat Orang Lupa Diri
Mengutip Kisah Legenda Jawa, Goenawan Mohammad: Kekuasaan Mudah Membuat Orang Lupa Diri

Sastrawan Goenawan Mohammad mengisahkan tentang kehidupan Ratu Sima. Cerita ini merupakan legenda kerjaan kuno.

Baca Selengkapnya
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit

Jawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Sosok Ratu Sinuhun, Tokoh Perempuan dari Palembang Pencetus Lahirnya Undang-Undang Kesetaraan
Sosok Ratu Sinuhun, Tokoh Perempuan dari Palembang Pencetus Lahirnya Undang-Undang Kesetaraan

Perempuan inspiratif asal Palembang ini menciptakan Kitas Simbur Cahaya yang berisi undang-undang tertulis berlandaskan kearifan lokal pertama di Nusantara.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi
Kisah Hidup Dewi Suhita, Ratu Terakhir Majapahit yang Menginspirasi

Dewi Suhita memimpin Majapahit saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja. Ia dihadapkan pada perang Paregreg. Pembawaannya yang tenang jadi sorotan.

Baca Selengkapnya