Ahli bahasa nilai pidato Ahok di Kepulauan Seribu bukan kampanye
Merdeka.com - Sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama kembali digelar. Kubu Ahok, sapaan Basuki, menghadirkan saksi yakni ahli bahasa Rahayu Sutiarti.
Rahayu menilai tak ada unsur kampanye dalam pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. Di pidato itulah Ahok menyinggung surat Al Maidah 51.
Rahayu menjelaskan, penilaiannya tersebut merujuk kepada Kamus Bebas Bahasa Indonesia. Sebab arti kampanye sendiri adalah kegiatan yang dilakukan calon yang bersaing memperebutkan kedudukan untuk mendapatkan dukungan massa pemilih.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Apa saja topik yang dibahas di contoh pidato? Berikut contoh pidato Bahasa Jawa dengan berbagai tema dan topik yang bisa nenjadi referensi.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
"Meski massa kampanye tapi tidak ada sama sekali, kalimat yang memberi kesan bahwa itu berkampanye," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (21/3).
Dosen Universitas Indonesia ini mengaku telah menyaksikan video pidato tersebut secara utuh saat diperiksa di Bareskrim Mabes Polri. Dia menilai, pidato yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu berisikan soal pemaparan program budidaya perikanan.
"Justru yang dikampanyekan adalah program perikanan. Pembicara hanya meyakinkan pendengarnya dengan sejumlah kata-kata yang dianggap menguatkan argumennya," terangnya.
Adapun penggalan kalimat Ahok yang dipermasalahkan adalah sebagai berikut;
"Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu..."
Sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama kembali digelar. Kubu Ahok, sapaan Basuki, menghadirkan saksi yakni ahli bahasa Rahayu Sutiarti.
Rahayu menilai tak ada unsur kampanye dalam pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. Di pidato itulah Ahok menyinggung surat Al Maidah 51.
Rahayu menjelaskan, penilaiannya tersebut merujuk kepada Kamus Bebas Bahasa Indonesia. Sebab arti kampanye sendiri adalah kegiatan yang dilakukan calon yang bersaing memperebutkan kedududukan untuk mendapatkan dukungan massa pemilih.
"Meski massa kampanye tapi tidak ada sama sekali, kalimat yang memberi kesan bahwa itu berkampanye," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (21/3).
Dosen Universitas Indonesia ini mengaku telah menyaksikan video pidato tersebut secara utuh saat diperiksa di Bareskrim Mabes Polri. Dia menilai, pidato yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu berisikan soal pemaparan program budidaya perikanan.
"Justru yang dikampanyekan adalah program perikanan. Pembicara hanya meyakinkan pendengarnya dengan sejumlah kata-kata yang dianggap menguatkan argumennya," terangnya.
Adapun penggalan kalimat Ahok yang dipermasalahkan adalah sebagai berikut;
"Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu..."
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaDia menganalogikan jika pidato Ganjar membuat seseorang gatal, berarti harus digaruk.
Baca Selengkapnya"Yang dikerjakan di sini bukan sebuah kampanye karena memang tidak ada alat peraga tidak ada ajakan untuk memilih," kata Anies.
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Wayan Sudirta mengkritik pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD. Dia menilai, pidato Jokowi terlalu irit.
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca Selengkapnya