Alasan Polisi Amankan Mahasiswa Jelang Kedatangan Jokowi di Serang
Merdeka.com - Polres Serang Kota mengamankan sejumlah mahasiswa jelang kedatangan Presiden Joko Widodo untuk melakukan kunjungan kerja, Selasa (21/9). Mahasiswa tersebut diamankan karena diduga akan melakukan aksi menyambut kedatangan Jokowi.
"Kita kalau dari Reskrim itu kan atas perintah bapak Kapolres saran dari Intel gitu. Produknya dari intelejen seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Serang Kota AKP M Nandar, Selasa (21/9).
Dia enggan berkomentar banyak. Nandar mengungkapkan, status mahasiswa hanya diamankan tidak ada pidana. Dan kini sejumlah mahasiswa tersebut telah kembali dipulangkan.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Bagaimana mahasiswa merespon pengunduran diri Soeharto? Pengunduran diri Soeharto tersebut disambut suka cita oleh para mahasiswa. Aksi pendudukan Gedung DPR/MPR berubah menjadi pesta rakyat.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Mengapa pelajar SMA di Jakarta enggan ke ruang BK? Menurut sebuah penelitian, sebanyak 70% pelajar SMA di Jakarta tidak tertarik untuk mengunjungi ruang Bimbingan Konseling (BK) di sekolah mereka guna membahas masalah kesehatan mental yang dihadapi.
-
Bagaimana perpisahan mahasiswa KKN UGM? Perpisahan itu diwarnai dengan isak tangis para mahasiswa KKN
“Jadi saya ga bisa berbicara banyak, karena statusnya hanya diamankan tidak ada pidana di situ," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya diberitakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang Serang berencana melakukan aksi saat kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kota Serang, untuk meninjau proses vaksinasi di beberapa lokasi, Selasa (21/9).
Namun pada Senin (20/9) malam, saat pematangan aksi bentang poster, Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie Dzhillilhub menghilang tanpa jejak. Hal itu disadari oleh Ketua HMI MPO Komisariat Untirta Pakupatan, Irkham Magfuri Jamas, karena terputus komunikasi.
"Tiba-tiba ketua kami hilang tanpa kabar, komunikasi kami yang terkahir sekitar pukul 01.00 malam," kata Diebaj.
Informasi yang sampai kepadanya, Diebaj tengah bertemu dengan seseorang di bilangan Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang. Namun hingga saat ini ia bersama anggota HMI MPO Cabang Serang lainnya masih mencari keberadaan ketua cabang, yang saat itu sedang bersama dengan ketua Komisariat Universitas Banten Jaya (Unbaja).
"Sampai saat ini kami masih mencari keberadaannya, kami akan fokus mencari terlebih dahulu. Sampai pukul 06.00 WIB masih belum mendapatkan kabar, rencananya kami akan ke Polres Serang Kota untuk melihat apakah ada di sana," tuturnya.
Irkham menjelaskan, pihaknya akan melakukan aksi bentang poster yang berisikan ayat suci Alquran dan hadis. Poster tersebut ingin diperlihatkan kepada orang nomor satu di Indonesia untuk mendoakan agar menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.
"Kami tidak membatalkan aksi, tapi ketika hendak aksi, Ketua kami hilang dan kami akan terus mencari keberadaannya di mana," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris HMI MPO Komisariat Untirta Ciwaru, Ega Mahendra mengungkapkan bahwa Ketua Cabang dan ketua Komisariat Unbaja ditemukan berada di Mapolres Serang Kota, tepatnya di gedung Reskrim pukul 08.00 WIB. Namun keduanya ditahan oleh KBO Reskrim dan tidak diperbolehkan untuk pulang bersama pengurus yang datang menjemput.
"Alhamdulillah sudah bertemu di sini (Reskrim Polres Serang Kota), tapi keduanya tidak boleh ikut kami pulang. Alasannya sedang dilakukan pemeriksaan, padahal keduanya tidak melakukan kejahatan apapun," ujarnya.
Ega mengganggap kepolisian keliru melakukan tindakan penahanan Diebaj dan Walinegara. Karena dari kepolisian tidak ditunjukkan surat perintah (SP) penahanan dan langsung dilakukan pemeriksaan dengan dinyatakan dalam lembar berita acara pemeriksaan (BAP).
"Seharusnya tidak boleh ada penahanan, atas dasar apa ditahan, seperti penjahat saja. Padahal kami hanya ingin mendoakan pemimpin Indonesia saja," katanya.
Dengan upaya dari para pengurus dan beberapa pihak, keduanya dipulangkan tepat pukul 13.00 WIB. Ega berharap ke depan peristiwa penangkapan dan penahanan tidak terulang kembali.
"Dari peristiwa ini kami menegaskan, aparat kepolisian tidak boleh melakukan penangkapan dan penahanan semena-mena. Karena Apabila berbicara hukum, hal ini sudah masuk ke pidana penculikan," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya menyatakan tidak ada pengunjuk rasa penolakan RUU Pilkada di depan Gedung DPR/MPR RI yang ditangkap pada Kamis.
Baca SelengkapnyaKapolda memastikan semua mahasiswa yang sempat diamankan sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaDia terpaksa diboyong menggunakan mobil ambulans karena terluka di bagian mata.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaAgus menegaskan tak ada satu kata pun yang dirinya sampaikan mengarah untuk menekan perguruan tinggi,
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaAcara dialog publik telah selesai dilaksanakan, sehingga insiden tidak perlu dipermasalahkan.
Baca SelengkapnyaKe-50 orang yang segera dibebaskan itu dipastikan tidak terlibat tindak pidana berat saat kericuhan di sekitar gedung DPR, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaProf Antara menegaskan, sejak awal kasus ini diselidiki dirinya tidak pernah melakukan korupsi seperti yang didakwakan.
Baca Selengkapnya