Alumni Gontor kini telah dirikan 350 pesantren
Merdeka.com - Sedikitnya 350 pesantren tersebar di Nusantara yang didirikan oleh para alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Keberhasilan mereka dalam mendirikan pesantren merupakan keberhasilan penempaan di kawah candra dimuko pesantren yang dulunya sebagai sarangnya tempat maksiat.
Dari 350 pesantren cabang tersebut sedikitnya tercatat saat ini sebanyak 24.300 santri menjadi bagian dari perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor. Hal ini belum dihitung dari jumlah alumni yang jumlahnya ratusan ribu.
Beberapa cabang pesantren yang santrinya mencapai ribuan antara lain Ponpes Darunnajah Jakarta, Darul Qolam Gintung Tanggerang santrinya mencapai 4000-5000 santri. Menurut Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi salah satu pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor meski berbagai cabang didirikan, namun tetap tidak meninggalkan konsep pondok induk.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Siapa saja yang pernah nyantri di Ponpes Canga'an? 'Sejumlah tokoh yang pernah nyantri di pondok Canga'an diantaranya Syekhona Kholil, KH Hasyim Asy'ari, KH Hasbullah,' terang Gus Ayik, pengasuh Ponpes Canga'an, dikutip dari Liputan6.com, Kamis (23/11/2023).
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Siapa yang mendapat manfaat dari pondok pesantren? Maidi mengatakan, pondok pesantren itu diperuntukkan bagi anak-anak yatim di Kota Madiun.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
"Secara konsep seperti kita juga, cuman ada beberapa yang berbeda salah satunya di Darunnajah yakni ada SMA-nya, istilahnya SMA unggulan. Di tempat lain ada Tsanawiyah, Aliyah tapi kurikulumnya tetap sama persis Gontor," ujarnya.
Kiprah para alumni yang jumlahnya puluhan ribu selama ditempa di Gontor sedemikian rupa dalam menerapkan sistem pendidikan di masyarakat tetap menerapkan sistem di Gontor.
"Memang ada yang makmumnya 100 persen ada yang 75 persen, ada pula yang 40, alasannya melihat kondisi setempat. Dan Alhamdulillah sekarang ini Departemen Agama melalui Peraturan Menteri Agama itu mengadopsi/ mengakomodir inspirasi pondok salaf dan pondok modern di dalam kerangka satuan pendidikan. Jadi sitem Gontor diadopsi, sistem salaf diadopsi, akhirnya menjadi seimbang," tambahnya.
Pendidikan di Gontor sendiri dimulai dari setingkat tsanawiyah – aliyah yang dikenal dengan Mu’alimin. Mu’alim adalah penggabungan Tsanawiyah – Aliyah 6 tahun dengan mengikuti kurikulum tingkat menengah pertama dan atas. "Jadi nanti kalau tamat sama dengan aliyah. Yang penting kurikulumnya diakui pemerintah dan sesuai sistem Depag dan terakreditasi," imbuh Prof Amal.
Menjawab pertanyaan merdeka.com mengapa di Gontor tidak ada pendidikan sekolah dasar. Sebab dengan pendidikan dasar dan penerapan sistem pendidikan sejak dini akan lebih mudah untuk mengikuti pelajaran di mu’alimin.
"SD tidak ada, adanya di luar pondok, SD itu di mana –mana ada , kalau Gontor mendirikan SD – SD negeri gulung tikar semua semuannya, dan itu sudah terbukti di tetangga sebelah ada pondok Ngabar Ponorogo. Pondok alumni Gontor, itu juga mendirikan MI, SD di sekitarnya akhirnya tutup . Lha Gontor sejak awal ndak mau itu, makannya kita ini mulainya Tsanawiyah-Aliyah yang kita gabungkan yang namannya Mu’alimin," katannya.
Sistem pendidikan mu’alimin di Pondok Modern Darussalam Gontor ini juga diadopsi oleh Muhammadiyah. Sebanyak 100 pesantren didirikan Muhammadiyah menurut keterangan Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi pada merdeka.com.
"Dan Alhamdulillah, sistem mu’alimin ini kemarin pada Silatnas di Hotel Siti Tanggerang Banten, Gontor dengan sistem mu’alimin ini diakui oleh pemerintah, ini bukan di buat-buat dan difasilitasi, dalam artian kalau membuat sistem Mu’alimin maka itu sistem Gontor," pungkasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini tercatat berada di angka 3,47 persen dan ditargetkan setidaknya mencapai 12 persen pada 2045.
Baca SelengkapnyaPesantren ini melahirkan ulama-ulama besar Indonesia
Baca SelengkapnyaBerbagai formasi di lingkungan Kemenag memiliki peran penting dalam memberikan wawasan terkait program pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kabupaten Magetan ini jadi pusat Jemaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Santrinya bisa naik kuda hingga unta.
Baca SelengkapnyaSaat ini adalah lebih dari 1.000 masjid dan lebih dari 4.000 musala berdiri di Sidoarjo
Baca SelengkapnyaTempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Baca SelengkapnyaHasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini
Baca Selengkapnya