Anggota TNI dan Warga di Karo Sumut Terlibat Kericuhan, 10 Orang Terluka
Merdeka.com - Kericuhan di SPBU yang ada di Desa Merek, Kecamatan Merek, Karo, Sumatera Utara (Sumut), berbuntut pada tindak kekerasan. Sejumlah warga terluka dipukuli puluhan personel TNI dari Batalyon 125/Simbisa.
Insiden ini terjadi di sekitar kantor polisi yang ada di Desa Merek, Senin (20/4) malam. "Lebih dari 10 orang warga yang terluka. Sempat dirawat di rumah sakit, tapi sekarang sudah pulang," kata warga Desa Merek yang tak ingin disebutkan namanya.
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan (BB) Kolonel Inf Zeni Djunaidhi saat dikonfirmasi membenarkan insiden di Desa Merek. Namun dia berharap peristiwa itu tidak dibesar-besarkan agar tidak memperkeruh suasana.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
Pihak Kodam I Bukit Barisan pun masih menyelidiki peristiwa itu. Pihak-pihak yang bersalah akan ditindak tegas. "Kami masih melakukan penyelidikan," katanya.
Baik Kapendam I Bukit Barisan maupun warga sama-sama menyatakan insiden itu berawal dari kejadian di SPBU. Namun, versinya kedua pihak tidak sepenuhnya sama.
Menurut laporan awal yang diterima Zeni, kejadian ini merupakan buntut keributan antara sekelompok pemuda yang diduga sebagai preman dengan satpam SPBU tiga hari sebelumnya. Para pemuda itu tidak terima dibubarkan sehingga terjadi keributan.
"Tiga hari kemudian terjadi lagi. Si satpam ini kemudian menghubungi personel 125. Datanglah dia dengan gagah perkasa karena kan mau melindungi warga," jelasnya.
Para pemuda itu pergi. Namun lanjut Zeni, ternyata mereka kembali membawa rekan-rekannya. Personel Batalyon 125 itu dikeroyok hingga terluka. "Ada CCTV di SPBU yang sedang didalami polisi," sebutnya.
Sementara menurut warga, personel Batalyon 125 yang diduga sebagai pengawas tempat itu menodong seorang pemuda desa dengan pistol. "Anak itu dibawa ke kamar mandi lalu ditodong pistol," jelas warga.
Dia melanjutkan, pemuda yang ditodong itu ketakutan dan pulang memanggil ayahnya. Mereka bersama warga kemudian datang ke SPBU itu.
Si warga mengaku tidak mengetahui pasti ada tidaknya tindakan kekerasan terhadap personel Batalyon 125. Namun pria itu diamankan ke kantor polisi setempat. Warga ingin dia diproses karena telah bertindak arogan dan menodongkan senjata api.
Dari kantor polisi, kata warga, mereka sempat menghubungi pihak Polisi Militer. Namun personel TNI yang diamankan itu diduga juga membuat laporan kepada teman-temannya. Tak lama berselang datang personel Provost Batalyon 125. Mereka tiba bersama puluhan personel berseragam lengkap. "Mereka naik satu truk, kalau tak salah masih ada dua mobil lagi," ucap warga.
Zeni membenarkan personel Batalyon 125 datang menggunakan truk dan minibus. "Benar ada satu truk, juga ada minibus," jelasnya.
Menurut warga, personel dengan seragam TNI lengkap itu membabi-buta memukuli warga yang ada di lokasi. Tidak pandang bulu. Kepala desa setempat yang mencoba melindungi warganya pun sempat kena tendang sebelum akhirnya dilindungi petugas kepolisian setempat.
Warga pun berlarian. Ada yang masuk rumah, sebagian bersembunyi. "Ngeri memang kejadian malam itu. Macam teroris kami dibuat orang itu. Kami trauma, terutama mamak-mamaknya," papar seorang warga.
Zeni menyatakan tindak kekerasan itu terjadi karena kesalahpahaman semata. Saat personel Batalyon 125 tiba, sebagian warga lari. "Kalau dia tidak bersalah, tentu dia tidak lari. Jadi dikejarlah, ditangkap dan melakukan perlawanan, terjadilah kekerasan itu," sebutnya.
Begitupun, lanjut Zeni, pihaknya masih mengumpulkan informasi lengkap terkait kejadian itu. Korban luka pun masih didata untuk dilakukan langkah-langkah yang baik, termasuk memberikan hak-haknya.
Sementara warga berharap personel yang melakukan tindakan arogan dan kekerasan kepada rakyat harus ditindak tegas. "Kami menduga laporan yang disampaikan kepada teman-temannya tidak benar, sehingga begitu datang mereka langsung memukuli warga. Selain itu, kami minta pihak SPBU juga harus bertanggung jawab, jangan karena punya uang mereka bisa semena-mena," ucap seorang tokoh masyarakat setempat yang juga tidak mau disebutkan namanya.
Saat ini kondisi di Desa Merek sudah kondusif. Keadaannya aman terkendali. Warga sudah bermusyawarah untuk menyikapi kejadian itu. Mereka pun telah bertemu pihak Kepolisian dan TNI untuk membicarakan langkah-langkah terbaik bagi semua pihak. "Masih trauma kami, tapi sebagian warga sudah berani pergi ke ladang," sebut tokoh masyarakat itu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan menjelaskan saat ini situasi di lokasi bentrok Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Deli Serdang, sudah kembali kondusif.
Baca SelengkapnyaPrada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaBentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dari puluhan prajurit yang diamankan itu nantinya akan dipilah. Hal ini untuk mengetahui siapa yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaMotif penyerangan yang terjadi pada Jumat malam itu masih simpang siur. Selain satu tewas, sejumlah warga juga luka-luka.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum diketahui secara pasti motif penyerangan tersebut.
Baca Selengkapnya