Apa beda FDR dan CVR dalam black box pesawat terbang?
Merdeka.com - Keberhasilan tim SAR mengangkat kotak hitam pesawat, atau black box menuai pujian dari banyak pihak. Terangkatnya benda tersebut menjadi salah satu bagian penting dalam penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata.
Kotak hitam secara umum terbagi dalam dua bagian, yakni flight data recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan, dan cockpit voice recorder (CVR), atau perekaman suara kokpit. Secara umum, keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan agar seluruh penyebab kecelakaan bisa teranalisa.
Meski masih merupakan satu bagian dari kotak hitam, sesuai namanya, kedua alat ini memiliki fungsi yang berbeda. FDR sendiri merupakan data-data berupa angka yang merekam seluruh penerbangan pesawat, sedangkan CVR mereka suara-suara yang terjadi di dalam kokpit termasuk pembicaraan pilot dan kopilot, pilot dengan kru pesawat maupun pilot dengan menara ATC.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
-
Di mana kecelakaan terjadi? Kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim Utama pada Rabu (27/3).
Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, meski FDR sudah ditemukan, namun masih memerlukan data pembanding, salah satunya CVR. Oleh karena itu, kedua alat tersebut tidak bisa dipisahkan demi mengetahui seluruh kejadian saat berlangsungnya penerbangan.
"Kalau FDR melihat dari aspek mesin, kalau CVR dari aspek manusianya," ungkap Alvin saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (12/1).
Meski begitu, kedua bagian ini masih perlu di cross check dengan data-data pendukung lainnya, seperti catatan perawatan pesawat, rekaman radar hingga data-data lain yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut. Dengan demikian, diharapkan informasi yang diperoleh tim investigasi bisa didapatkan secara akurat.
"Data-data ini penting untuk mencari informasi seakurat mungkin untuk melakukan rekonstruksi pesawat itu sendiri, dibawa kembali teliti apa yang terjadi," papar dia.
Sementara itu, Ketua investigasi kecelakaan AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno mengatakan, jumlah waktu yang terekam sebelum terjadinya kecelakaan terekam selama 45 menit. Alat ini sangat sensitif dalam merekam seluruh bentuk suara yang terjadi di dalam kokpit, bahkan suara hujan ataupun salju bisa terdengar jelas.
"Semua suara dari dalam kokpit, misalnya hujan, atau hujan es bisa kedengaran. Pengumuman pramugari pada penumpang juga terekam di sana, bisa didengar bersama-sama. Bahkan bisa diteliti kalau di sana suaranya terlalu berisik, kita bisa filter. Lalu dilakukan Sound Analyst," terang Mardjono.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaPolisi sedang mendalami terus kasus ini dengan mencari alat-alat bukti.
Baca SelengkapnyaBangkai dua pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, dipotong-potong menjadi bagian lebih kecil untuk memudahkan proses evakuasi.
Baca SelengkapnyaBagian belakang pesawat tampak lebih aman karena memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSebanyak tiga orang meninggal dunia terkait insiden pesawat jatuh di Kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAda cerita di balik kenapa jendela pesawat berbentuk oval. Begini asal usulnya.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan, kondisi jenazah tidak adanya luka bakar saat diterima pihaknya.
Baca SelengkapnyaPenumpang yang menjadi korban dalam musibah tersebut dipastikan telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKemenhub mengungkapkan ada tiga korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca Selengkapnya