Asesmen Nasional Ditunda karena Tren Kasus Positif Covid-19 Tak Menunjukkan Penurunan
Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2021 yang sedianya dihelat pada pertengahan tahun ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkap, alasan penundaan tersebut.
Dia mengatakan, Asesmen Nasional ditunda lantaran tren jumlah kasus positif Covid-19 tak menunjukkan penurunan. Kendati ditunda, bukan berarti pelaksanaan AN tak dilaksanakan pada tahun ini. Nadiem menyebut pihaknya menggeser pelaksanaan AN ke bulan September-Oktober 2021.
Terdapat pertimbangan tersendiri bagi Mantan Bos Gojek Indonesia itu untuk memilih menunda pelaksanaan AN ketimbang meniadakannya di tahun 2021 ini. Nadiem berujar jika 2021 AN ditiadakan layaknya Ujian Nasional (UN) pada 2020, maka pihaknya akan kesulitan untuk mengevaluasi kondisi sekolah-sekolah di Tanah Air.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa rekrutmen CPNS tertunda? Anas menjelaskan, penundaan ini disebabkan oleh sejumlah kementerian Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah yang belum mengirimkan usulan formasi ke pihaknya.
-
Kenapa Pemilu di Demak ditunda? Banjir Belum Surut Hingga hari pencoblosan, banjir belum juga surut. Bahkan jalur raya pantura dari Demak menuju Kudus masih terendam banjir dengan ketinggian 1,5 meter. Maka dari itu pelaksanaan Pemilu 2024 untuk wilayah Demak yang terendam banjir ini akan ditunda.
-
Siapa yang mengungkapkan alasan penundaan rekrutmen CPNS? 'Jadi kenapa ini agak terlambat? Karena ada beberapa kompeten, itu kan masih kita kejar supaya mengusulkan formasi ke kami,' jelas dia.
-
Kenapa libur nasional 2025 ditetapkan? Muhadjir menjelaskan penetapan ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi masyarakat, sektor ekonomi, dan sektor swasta dalam beraktivitas. Selain itu, penetapan ini sebagai rujukan bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam menjalankan program kerja pada 2025.
"Kalau 2021 pun kalau misalnya tidak dilaksanakan, kita tidak akan punya daya point base lain. Artinya kita tidak akan bisa mengetahui mana sekolah-sekolah atau daerah-daerah yang paling tertinggal," ujar Nadiem Makarin dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1).
Jika seperti ini, menurut Nadiem pihaknya bakal kelimpungan untuk membuat rencana penganggaran untuk bantuan bagi sekolah yang membutuhkan.
"Kalau kita tidak bisa mengetahui mana sekolah-sekolah yang paling tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran, strategi bantuan untuk sekolah-sekolah yang paling membutuhkan bantuan kita," katanya.
"Inilah alasan terpenting harus ada baseline terhadap Asesmen Nasional di tahun 2021," imbuhnya.
Menurut Nadiem, hasil AN 2021 bakal digunakan sebagai patron untuk melihat kualitas pendidikan di Indonesia pada tahun selanjutnya.
"Dan kita bisa melihat perbandingannya dengan nanti 2022, apakah ada peningkatan, apakah stagnan," ucap dia.
Tak Punya Data
Nadiem menjelaskan, saat ini pihaknya tak memiliki data pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan pada 2020 lalu pihaknya memutuskan untuk meniadakan UN gara-gara pandemi Covid-19, sehingga data pemetaan terbaru tidak ada.
"Tapi paling tidak concern utama Kemendikbud dan Komisi X adalah untuk mengetahui, karena pada saat ini kita tidak punya datanya. Mengetahui mana sekolah-sekolah, mana daerah-daerah yang paling butuh bantuan dari Pemda dan dari pemerintah pusat, (baik) dari sisi anggaran, dari sisi kebutuhan pelatihan, dari sisi berbagai macam dukungan yang dibutuhkan bagi yang mungkin paling tertinggal dan kita akan mengetahui itu dengan adanya Asesmen Nasional," pungkas Nadiem.
Tunda AN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional 2021. Keputusan ini diambil lantaran terjadinya tren peningkatan kasus Covid-19 di tengah masyarakat.
Nadiem berujar pelaksanaan Asesmen Nasional yang sedianya dilangsungkan pada pertengahan tahun bakal bergeser ke bulan September.
"Karena situasi pandemi yang relatif meningkat, kami sudah memutuskan, Kemendikbud sudah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional dengan target jadwal baru, yaitu September dan Oktober 2021," kata Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR RI melalui daring, Rabu (20/1).
Menurut Nadiem, penundaan ini guna memastikan kesiapan pihaknya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam perhelatan dalam dunia pendidikan untuk menggantikan sistem Ujian Nasional (UN) itu. Sehingga dapat menjamin keamanan pelaksanaan AN itu sendiri.
"Untuk memastikan bahwa persiapan kita, baik dari protokol kesehatan, persiapan logistik dan infrastruktur lebih optimal lagu untuk memastikan bahwa protokol kesehatan itu terjaga dan keamanan siswa terjadi," ucapnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya